11- Afi Galau

192 30 13
                                    


Happy Reading__

***

"Silahkan saja. Tapi jangan terlalu sore. Karena Rani bilang dia akan pulang sebelum maghrib." Pesan Reza, dan Jo mengangguk mengerti.
_________________________________

Joshua benar2 melakukan apa yang sudah ia niati setelah mendapat kabar dari Reza. Lelaki bertubuh tinggi serta tegap itu, kini baru turun dari mobilnya. Segera Ia melangkahkan kaki kedalam rumah sakit, tempat dimana Ara dirawat disana. Akan tetapi tujuannya bukan semata menjenguk calon tunangannya itu. Melainkan seorang gadis bernama Rani yang katanya teman dekat Ara.

"Heuh! Gara2 macet dijalan, gue jadi hampir telat kan." Dumelnya seraya memperhatikan arah jarum arloji.

"15 menit lagi jam 18.00. Semoga gue masih sempet ketemu dia." Gumamnya, semakin melebarkan langkah kaki.

Selama menyusuri lorong rumah sakit, Gio merasa jantungnya berdegup dengan sangat cepat. Rasanya begitu was-was karena rahasianya bisa saja diketahui oleh Rani. Jo pun merasa tidak sabar untuk melihat, seperti apa wujud dari gadis bernama Rani itu. Semua terasa campur aduk karena gadis itu.

Cklek!

Akhirnya pintu ruangan Ara dirawat berhasil Ia buka. Seketika itu, degup jentung Jo semakin tak karuan. Padahal ia belum melangkahkan kaki untuk memasuki ruangan itu.

Sementara itu, Ara yang mendengar suara pintu dibuka pun sontak memandang kearah sana. Ia yang masih berada dalam wujud Rani terbengong, saat melihat wajah calon tunangannya dari celah pintu yang sedikit terbuka itu.

"Tante, itu siapa.??" Aktingnya pada Yana yang duduk disebelahnya.

Yana mendongakkan kepalanya pada arah tunjuk Rani. Disana ia melihat dengan jelas sosok pemuda bertubuh tinggi yang ia gadang2 sebagai calon Ara nantinya. Dia adalah Joshua.

Pemuda itu tersenyum ramah pada Yana dan Rani, dibalas senyum pula oleh Yana.

"Rani, kenalin dia Joshua. Calon tunangan anak tante." Jelas Yana seraya berdiri dan menarik tangan Rani agar mendekati Jo.

"Hai.. aku Joshua." Ujar Jo ramah.

Ara hanya mengumpat dalam hati. "Gue udah tau!"

Tapi tiba2 ia tersentak ketika Yana menegurnya. "Rani, koq malah bengong sih.??" Tanya Yana.

"Eh. Iya tan___" Yana lantas mengisyaratkan Rani agar menyambut uluran tangan Jo.

"Gue Rani. Temen deketnya Ara diAmrik." Ucap Rani sedikit tergagap.

***

Hari demi hari terus berganti. Sejak pertemuan antara dirinya dengan Rani, mereka jadi sering bertemu. Itu dikarenakan, Jo jadi lebih sering menjenguk Ara dirumah sakit.

Selama itu pula, Jo merasakan sesuatu yang mengingatkannya pada Ara dalam diri Rani. Bahkan Yana saja terlihat sangat bahagia, ketika dihadapkan dengan Rani yang terus mengajaknya berbincang.

Saat ini, ketiga orang itu berada dikanteem rumah sakit yang tak jauh dari ruangan Ara. Mereka tengah menikmati waktu makan siang disana. Sampai akhirnya Yana undur diri lebih dulu usai menerima telefon.

"Rani, Jo, tante mau keruangan Ara ya.? Kalian kan belum selesai makannya, jadi tante tinggal dulu. Gak papa kan.?" Tanya Yana.

"Iya tant.. gak papa." Jawab Jo dengan senyum lebarnya.

"Mau sampe kapan dia akting baik gini didepan bunda gue.?" Batin Ara.

"a little time to MEET YOU" // Lanjutan { END }Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang