Prolog

621 29 8
                                    


Cerbung aku yang ke 11, keluar dari zona nyaman...

-------------------

 Tiyara Mega Arleta (Ara)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


 Tiyara Mega Arleta (Ara)

Aku hanya bisa mematung menyaksikan keempat orang yang amat kusayangi berlinangan airmata diwajah mereka.

Mereka adalah Ayah, Ibu, Sahabat, serta tunanganku. ehh bukan, maksudku calon tunanganku. Ya, itu yang benar.

Keempat orang itu tengah memandangi sesosok tubuh yang terbaring lemah diatas ranjang pasien. Dengan berbagai peralatan Rumah Sakit yang menempel ditubuhnya, seperti selang infus, sampai selang oksigen, dan.... perban yang membalut rapat bagian
kepalanya. Tampaknya benturan dikepala itu sangat keras hingga perbannya harus sebegitu tebalnya.

Apa kalian tidak ingin tau, tubuh siapa yang berada diatas sana.?

Yaa baiklah, akan kuberitau. Tubuh itu adalah milikku. Iya itu tubuhku, jasadku yang terbaring sejak 48 jam yang lalu. Benar
sekali, sudah 2 hari tubuhku terbaring lemah disana tanpa ada gerakan atau semacamnya.

Lalu aku.? Yang bicara ini.?

Ah ya, aku lupa memberitau.
Saat ini aku adalah sesosok makhluk yang tembus pandang. Percuma saja aku berdiri
dihadapan orang lain. Karena sudah bisa dipastikan mereka tak akan bisa melihat keberadaanku.

Sudah 2 hari ini tubuhku terbaring tak berdaya dibrankar itu. Selama itu juga aku belum bisa kembali ketubuh itu. Entah apa penyebabnya, aku sendiri tidak mengetahuinya. Yang jelas aku bingung sekarang.

Aku ingin sekali memeluk kedua orang tuaku, dan menghibur mereka. Ingin sekali kukatakan, bahwa aku baik2 saja disini.
Tapi... jangankan memeluk, menyentuh mereka saja aku tidak mampu. Tubuhku hanya akan menembus tubuh mereka saja, layaknya arwah pada umumnya  yang kalian lihat difilm2 horor.

Kalian pasti tau kan.??
Atau kalian tidak menyukai film horor sama sepertiku.?

Yaahh... meski begitu, nyatanya saat ini aku menjadi bagian dari
mereka. Aku sedih.

Bagaimana caraku kembali pada
mereka.?

Oh ya,, aku melupakan dua orang yang bersama kedua orang tuaku. Sahabat dan calon tunanganku. Mengingat bagaimana aku menyaksikan kedekatan mereka berdua 2 hari yang lalu membuatku muak. Rasanya ingin sekali ku jambak rambut keduanya dan bicara dengan lantang.

'Apa yang loe berdua lakuin hari itu.?!! Hah.?!!"

'Kalian gak malu bermesraan didepan banyak orang, sementara diantara kalian gak
ada ikatan apapun.?!"

Tunggu.! Ikatan.?
Ya, itu yang harus kuselidiki. Tapi bagaimana caranya.?

Jangan2 mereka memang mempunyai berhubungan tersembunyi.

Aku bingung.
 
Kulangkahkan kakiku dengan gontai meninggalkan ruangan serba putih dan berbau obat itu. Meninggalkan tubuh lemahku
yang tak bisa apa2 bersama dengan empat orang tadi.

Ayah, Ibu, aku akan pergi sebentar. Aku akan kembali. Do'akan aku, semoga aku bisa
kembali ke dalam tubuhku dan mengungkap rahasia dibalik kedekatan dua orang tak tau diri itu.!

Dan juga, aku akan mencari tau alasan mengapa aku tidak bisa masuk kedalam tubuhku sendiri.

______________________

Afisan Daveraldo (Afi)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Afisan Daveraldo (Afi)

"Kenapa bisa gini sih.?" Keluhku setelah berjalan cukup jauh.

Akupun mengacak rambutku karena frustasi. Sampai aku menemukan sebuah halte yang
baru saja ditinggalkan oleh orang2 yang baru saja masuk kedalam angkutan. Kini halte itu
kosong dan sepi.

Aku memutuskan untuk duduk disana sambil terus merutuki nasibku yang begitu sial.
Tak berapa lama setelah aku menangkup wajah dengan kedua tanganku, aku mendengar isakan tangis seorang perempuan.

"Hiks hiks hiks."
 
"Siapa yang nangis.?? Batinku.

Kutolehkan wajahku kesumber suara. Ternyata ada seorang perempuan yang kini duduk tak
jauh dari posisiku. Kami sama2 duduk dibagian ujung, sehingga diantara kamipun terlihat adanya jarak.

Siapa perempuan itu, dan kenapa aku sama sekali tidak mendengar langkah kaki.?
Ahh, mungkinkah aku terlalu fokus dengan lamunan2 tentang hidupku yang naas ini.?

Setelah kutimbang2, akhirnya akupun memberanikan diri untuk menegurnya.

"Mbak,, loe nangis kenapa.??"

Padahal dalam hati aku merasa ragu kalau dia melihat keberadaanku. Apalagi mendengar suaraku?

Dasar bodoh!

Detik berikutnya aku dikejutkan dengan suara yang menyahutku.

"Loe bisa liat gue.??"

Sontak akupun melongo. Setelahnya, aku menanyakan hal yang sama.

"Loe juga bisa liat gue.??"
 
Kami bertatapan untuk beberapa saat dengan ekspresi sama2 terkejut. Tapi setelahnya dia
justru menundukkan wajahnya dan tidak menjawab pertanyaanku.

"Gue kira gak ada yang bisa liat gue..." lirihnya.

'Keliatannya dia lagi punya masalah.. gue kira cuma gue yang punya masalah saat ini."
Gumamku dalam hati.


------------------

Tinggalkan jejak usai membaca.. ♡

"a little time to MEET YOU" // Lanjutan { END }Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang