16 - Kenangan dan Perhatian

127 20 4
                                    

Happy reading always for you all ^^

"Mm terus,, yang satunya, jawab juga dong." Pinta Afi kemudian.

"Yang mana lagi??" Tanya Ara gemas.

"Soal persangkaan loe tadi. Loe ngiranya gue mau tanya apaan?" Afi masih kekeuh untuk mendapat jawaban.

Sementara itu, Ara pun diam menimbang sebentar. "Ee.. itu... Gak papa. Kan gue udah bilang gak papa, Fi.. Udahlah lupain aja."

"Yah yah,, tapi kan gue pengen tau."

----------------------------------------

"Loe gak perlu tau. Karena gue gak bakalan kasih tau. Lagian juga gak penting." Ucap Ara.

"Gitu ya??" Tanya Afi.

Sedangkan gadis itu hanya menjawab dengan gumaman. "Hmm.."

"Oh yaudah." Pasrah Afi, meski sebenarnya ia merasa ada sesuatu yang mengganjal dihati.

"Iya. Yuk cabut." Ara mengajak Afi untuk pergi dari tempat itu, setelah membenarkan ucapan Afi.

"Eh tunggu. Kita mau kemana nih??"

"Kemana aja."

"Serius, Ra."

"Gue juga serius, Fi. Gue pengen cari ketenangan buat beberapa menit kedepan."

"Okey. Gue tau tempat yang tepat buat nenangin diri."

"Ikut gue."

Afi lantas menggandeng tangan Ara. Walau sempat terkejut dengan apa yang Afi lakukan padanya, tapi Ara tetap tak menolak. Ara justru mengikuti kemana Afi membawanya pergi.

'Rasanya, ini bener2 nyaman... Bersama Afi, gue ngerasa hidup ini memiliki tujuan. Yaitu bisa berbahagia selalu disisinya. Tapi... apa mungkin Afi punya rasa yang sama kayak apa yang gue rasain selama ini? Atau, Afi sudah sepenuhnya memberikan hati pada Rya, kekasihnya__yang tak lain adalah sahabat gue yang berkhianat. Apa Afi masih akan mempertahankan Rya, meski dia udah tau kebusukannya?'

'Gue gak tau apa yang ada difikiran loe saat ini, Ra.. Yang jelas, gue udah gak sabar selesaiin semua ini. Dan kita bisa sama2 balik ketubuh kita dan sadar dari koma. Setelah itu, gue bakal samperin loe dan bilang kalo gue cinta sama loe. Cuma gue belum tau, apa itu mungkin? Tapi yang gue tau, Tuhan itu menyertai persangkaan hambaNya. Jadi mau atau gak mau, gue harus yakin kalo kita pasti bisa bersatu.'

------------------------

Putri tidak bisa berkata apa-apa lagi, ketika sosok itu datang dan berdiri tepat dihadapannya. Saat ini, ia tengah menikmati makan siang seorang diri karena Joshua yang mendadak harus pergi ke kamar kecil.

"Zu- Zul, apa yang loe lakuin disini?" Heran Putri. Pasalnya, biasanya makhluk abadi berparas tampan itu datang untuk mencari Ara dan Afi.

Akan tetapi kali ini tidak. Zul justru menemui Putri dan mengatakan agar dia harus berhati2 dengan Joshua.

"Denger ya, Zul... Gue udah tau kok, kalo Joshua itu memang bukan orang baik. Tapi kan loe tau sendiri, kalo gue ini ngelakuin rencana buat bantuin mereka." Terang Putri. Zul mengangguk samar sebagai pembenaran.

Ia lalu berujar pada Putri. "Iya, aku tau tentang itu. Karena akulah yang mengirim mereka berdua untuk meminta bantuan darimu."

"Terus?? Kenapa tadi pake bilang kalo gue harus hati2 sama dia? Loe pikir gue gak bakalan bisa gitu, ngejalanin rencana ini dengan baik?" Sanksi Putri. Ia merasa diragukan oleh sosok dihadapannya itu.

"a little time to MEET YOU" // Lanjutan { END }Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang