26 - Kisah Yang Tertinggal

63 15 27
                                    


Hai readers!!!!

Masih berharap cerbung ini lanjut ya?
Heheeee
Ini ekstra Part terakhir yang akan menguak siapakah Zul, sebelum menjadi sosok makhluk abadi.
Author minta maaf, apabila dalam update part selalu ngaret dan buat kalian nunggu lama
Atau masih banyak kekurangan dalam penulisan author, maklum lah namanya juga penulis awam yang penting niatnya menghibur kalian pencinta cerita wattpad jirra khususnya....

***

Ini bukan lagi kisah Ara dan Afi, dua arwah yang tersesat karena adanya tirai penghalang. Yaitu sebuah tragedi dibalik peristiwa yang menyebabkan terpisahnya jiwa dan raga manusia itu hingga tak bisa kembali menyatu.

Ini adalah kisah yang tertinggal, mengenai siapa sosok Zul si makhkuk abadi yang bertugas membantu para arwah mengungkap peristiwa besar tersebut. Meski nantinya mereka akan menghadapi dua pilihan, yaitu kembali hidup sebagai manusia atau mati dengan jiwa yang tenang.

Tak ada yang tau, selain Putri Maharani siapakah Zul sebenarnya. Putri sangat mengenal Zul sejak lelaki itu masih menjadi manusia seperti dirinya. Mereka sudah saling mengenal satu sama lain sejak mereka terpaksa harus tumbuh di sebuah Panti Asuhan.

Mereka bukan kakak-beradik. Mereka juga bukan sepasang kekasih pada mulanya. Zul dan Putri hanya dua anak manusia dari orang tua yang berbeda. Namun keduanya sama² hidup dan dibesarkan dalam Panti Asuhan, setelah kedua orang tua mereka yang entah siapa identitasnya dengan sengaja meninggalkan keduanya didepan gerbang Panti. Masih berupa bayi merah yang baru berusia hitungan hari, dan pakaian seadanya serta berbalut selimut bayi. Keduanya diletakkan ditempat itu dihari yang sama, namun selisih waktu berbeda.

Dengan kondisi Putri yang memang jauh lebih lemah karena ia merupakan anak perempuan, dan sering dijadikan bahan kalah-kalahan oleh anak panti yang lain, hal itu membuat diri Zul terdorong untuk membantu gadis malang itu. Entah kenapa didalam hatinya tersimpan rasa belas kasih terhadap Putri setiap kali ia melihat gadis itu menangis atau melamun seorang diri.

Hampir setiap kali dibuat menangis, Putri tak henti menanyakan keberadaan ayah dan ibu kandungnya. Sedangkan Zul yang memang sudah memiliki sisi dewasa meski diusianya yang ke 5 tahun, ia menenangkan Putri dengan berbagai cara yang ia bisa. Hingga akhirnya perlahan Putri pun bisa melupakan kesedihan karena ejekan teman-teman, dan juga kesedihan tentang siapa dan dimana kedua orang tuanya berada saat itu.

Sampai pada saat keduanya beranjak remaja, tepat  setelah keduanya sama-sama menginjakkan kaki disekolah menengah dan resmi menjadi siswa dengan seragam putih abu-abu. Zul dan Putri mulai merasakan dengan jelas, perasaan apa yang menghinggapi hati keduanya itu. Rasa aman karena dilindungi dan dijaga, selalu Putri dapatkan dari sosok Zul yang sejauh ini ia anggap  sebagai sahabat sekaligus kakaknya sejak kecil.

Dan Zul. Ia selalu bisa merasakan kebahagiaan itu ada, ketika melihat senyum dan tawa lebar seorang Putri. Dan kebahagiaan itu seketika meredup, tatkala dilihatnya kedua mata indah gadis itu meneteskan air mata karena sedih atau terluka. Kenyamanan sama-sama mereka rasakan ketika bersama.

Dan dihari itu....

Disebuah taman bermain yang biasa mereka gunakan untuk menghabiskan hari bersama, Zul berniat untuk menyatakan perasaannya pada Putri.

"Put." Putri menyahutinya dengan gumaman. Karena ia takut es krim di tangannya akan meleleh jika tidak segera ia makan.

"Gue mau ngomong sama loe," ujar Zul ragu.

"a little time to MEET YOU" // Lanjutan { END }Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang