° • ° • Apa yang disembunyikan belum tentu yang terburuk namun bisa saja karena ego yang terlalu tinggi daripada standarisasimu - Chi • ° • °
-------------
Siapapun pasti akan terpesona melihat sosok pria tampan dengan jaket kulit hitam dan motor sekelas Harley Davidson seperti Jungkook tapi lagi-lagi Jimin kembali menamparnya dengan kenyataan bahwa berurusan dengan pria itu menyulitkan. Sosok posesif Jimin keluar dan itu membuat Jungkook gemas namun Jungkook tahu akibatnya jika ia memiliki hubungan seperti itu lagi. Jungkook tidak mau jatuh di lubang yang sama untuk kedua kalinya.
Walau batinnya berperang tapi ia tetap pergi meninggalkan residence rumah-rumah mewah tempat Jimin tinggal.
-
Setelah menyesali perbuatannya menghampiri Jimin, Jungkook kembali lagi ke asrama yang sudah kembali ramai untuk berpesta lagi seperti biasa. Akhir minggu adalah waktu tepat untuk melepas penat dan siapapun akan membuang uang mereka untuk membeli makanan, minuman dan lainnya. Sebuah kotak transparan sudah terisi penuh dan beberapa orang nanti akan membeli semua kebutuhan untuk berpesta.
Setelah melempar beberapa lembar uang, Jungkook merebahkan diri di sofa ruang tengah. Tak lama kemudian, Lisa datang duduk diatas perutnya seakan memang itu adalah tempat yang paling pas untuk gadis itu. Jungkook tidak punya tenaga untuk mengelak, energinya seperti terkuras setelah pulang dari rumah Jimin.
Sentuhan Lisa tidak membuatnya berhenti memikirkan Jimin. Membayangkan yang ada diatas tubuhnya adalah tubuh mungil nan mulus Jimin. Memikirkannya saja membuat Jungkook berkedut di bawah sana. Sial.
"Kook, kufikir kau akan membawa Jimin!" kata Taehyung yang baru saja datang dengan nada jengkel dan hubungannya semakin tak baik dengan Lisa. Ia tak menganggap ada Lisa.
"Bukankah dia dilarang keluar?" ucap Jungkook mengundang tawa Lisa.
"Anak mami sepertinya memang lebih baik di rumah!" sahut Lisa.
"Betul juga. Daripada dia disini bertemu perempuan gila yang jago berkelahi?"
Jungkook tidak bisa menahan senyumnya dan Lisa terlihat kesal.
"Tapi apa akan ada yang memukulnya selain perempuan gila ini?"
Lisa memukul dada Jungkook tapi tidak dengan kekuatan.
"Tentu. Ibunya sangat strict. Itu kenapa aku selalu menjaganya terutama dari perempuan gila!"
"Kookie, sudahlah ... aku rindu denganmu," ucap Lisa dengan berbisik ditelinga Jungkook.
Ujung mata Jungkook melihat sosok Jimin sekarang berjalan menghampirinya namun berhenti pada Taehyung dan mendaratkan bokongnya di paha Taehyung dengan mulus. Jungkook hampir saja mendorong Lisa kalau wanita itu tidak menciumnya dengan sengaja. Jungkook ingin mengelak tapi bukankah memang ini yang biasa dia lakukan? Ini lebih baik daripada harus berurusan dengan hubungan serius lagi.
Jungkook memeluk Lisa lebih erat dan memagutkan bibir mereka. Tidak perlu meragukan ciuman Lisa, dia pandai memanjakan Jungkook walau harus diakui Jungkook tidak menikmati sama sekali. Telinganya malah sibuk mendengarkan obrolan Jimin dan Taehyung.
"Kau kabur hmm?", tanya Taehyung dengan wajah playboy-nya. Rupanya selama ini dia menipu Jungkook dengan bilang bahwa mereka berdua sahabat. Sial!
"Yup, untuk memastikan sesuatu agar aku tidak jatuh ke lubang yang sama karena benar dugaanku."
Jungkook merasa seperti disentil. Matanya langsung membulat saat dengan cepat ia memusatkan pandangan pada tangan Taehyung yang sedang menelusup di balik sweatshirt Jimin. Tidak ada pergerakan dari Jimin. Tubuh Jungkook menegang ketika wajah Taehyung mendekat ke wajah Jimin. Ia tidak bisa mengontrol dirinya lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Time • Jikook {REVISING-COMPLETED)
Fanfic"Sebelum pria perfeksionis itu datang menghantuiku, yang aku tahu hanya hitam dan putih karena aku sudah menghapus seluruh jajaran warna agar lebih nyaman. Jimin, dia mengacak-acak pertahananku dengan ketulusan yang dia pancarkan diam-diam. Semua se...