CHAPTER XX

415 50 18
                                    

Ini pertama kali lagi bagi Jungkook bertemu dengan mantan kekasihnya. Mereka janji bertemu disalah satu coffee shop yang berada agensi yang menaungi Taemin. Agensi ini tentu juga tempat dimana Jungkook pernah mengadu nasibnya walau saat itu ia memang benar-benar naif, memilih cinta yang tak memilihnya.

Jae Hyuk dan manager Taemin juga datang. Ini kesempatan bagus bagi Taemin karena pasalnya group mereka terancam bubar jadi mereka berharap ini bisa menjadi titik balik untuk Taemin walau ia akan melakukan solo.

Mendengar hal ini Jungkook sedikit kaget, karena yang ia tahu group Taemin sudah sangat sukses. Tapi Jungkook tak mau melangkah terlalu jauh.

Jungkook baru keluar dari toilet, ia berpapasan dengan Taemin yang hendak masuk kedalam. Taemin sedari tadi tak banyak bicara.

"Kau senang Jung, mengetahui semuanya?"

Baru Jungkook ingin keluar, ia menahan tangannya membuka pintu, tak menoleh pada Taemin.

"Begitulah dunia entertain tapi aku tidak malu Jung, mungkin ini sudah nasibku."

Jungkook akhirnya menatap Taemin, "aku tidak peduli apapun yang terjadi padamu. Lakukan semua ini secara profesional."

Taemin tersenyum dan menganggukkan kepalanya, "terima kasih Jung, kuharap kita bisa bekerja sama." Ia pun masuk kedalam bilik toilet dan Jungkook keluar dari sana. Jujur perasaannya juga tak nyaman sekarang.

Mereka akan memulai rekaman, Jungkook tentu ikut andil dalam hal ini. Ia mencocokan waktu dengan jadwal kuliahnya. Jadi ia akan ke studio saat sore ke malam, tak jarang hingga pagi karena ternyata Jae Hyuk dan Jungkook memiliki cara kerja yang sama. Pantang pulang sebelum rampung.

Jimin tentu sangat khawatir tapi Jungkook berusaha meyakinkannya bahwa ia baik-baik saja.

Namun pagi ini Jimin jelas menatap Jungkook dengan intens. Ia tahu bahwa Jungkook belum tidur, lingkaran matanya semakin gelap.

"Tidurlah sebentar," Jimin meraih Jungkook agar menyandarkan dirinya pada bahu Jimin, padahal ada dosen didepan, tapi karena ini kelas umum, memang banyak anak murid, sekitar lebih dari lima puluh orang jadi Jimin dan Jungkook cukup aman karena duduk dibaris belakang dan dekat dinding.

"Terima kasih Minnie."

Jungkook tak lama langsung terlelap hingga selesai kelas, ia pun masih tidur. Jimin sembari membaca buku, sebenarnya pundaknya mulai panas tapi ia tak tega membangunkan Jungkook yang mendengkur.

Tiba-tiba ia terbangun, telinganya tumben menjadi sangat sensitive saat handphonenya berdering, Jimin bisa lihat jika Taemin yang menelfonnya.

"Ya?! Sekarang? Baiklah, tunggu disana. Lima belas menit lagi. Okay!"

Suaranya tentu terdengar buru-buru. Jungkook mencium pipi Jimin dan tak sempat menjelaskan apapun, ia berlari pergi. Jimin hanya menghela nafasnya. Tak menyangka dirinya sekuat ini membiarkan kekasihnya berlari untuk mantannya dan orang yang sangat ia benci didunia ini.

-----

Koridor loker sudah ramai sejak beberapa saat yang lalu. Jimin juga menunggu Jungkook dikursi biasa yang ada dilorong. Sudah berapa orang yang menyapanya tapi Jungkook tidak juga memunculkan batang hidungnya. Nomor handphonenya pun tidak aktif.

Yang ditunggu siapa yang datang pun berbeda. Taehyung meloncat girang dan duduk di sisi kursi.

"Kau tahu, aku dan Woo Sik Hyeong akan pergi berlibur nanti."

Jimin memaksakan senyumannya, ia senang karena Taehyung dan Woo Sik kini berusaha menjalani hubungan yang sehat. Taehyung akhirnya belajar untuk bertanggung jawab.

Our Time • Jikook {REVISING-COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang