Hari ini cuaca sedikit mendung. Sama dengan perasaan Jimin yang jadi naik dan turun sejak kedatangan Taemin dirumahnya. Ia selalu bernostalgia dengan mantannya dimana itu adalah Jungkook, kekasihnya sendiri.
Orang yang difikirkan pun muncul dengan mengejutkan, Jungkook merangkul bahu Jimin dan mengusap kepalanya menunjukkan afeksi yang mencuri perhatian orang lain disekitar mereka. Jungkook memang tak peduli walau Jimin sudah sering berkata tidak enak jika mereka terlalu terbuka.
"Kau harus membantuku kali ini, tak boleh menolak."
"Ada apa?"
"Eomma, memintamu datang atau aku tak boleh pulang nanti."
Jimin memang juga sudah rindu dengan Ibu Jungkook apalagi dengan masakan dan obrolan mereka berdua. Ia duduk dikursi dan menatap Jungkook, fikirannya langsung ke cerita Taemin. Apa mungkin Taemin juga seddeat ini dengan Ibu dan Ayah Jungkook secara kedua orang tua Jungkook membebaskan dirinya berpacaran dengan siapapun.
Air wajah Jimin beberapa hari ini terlihat begitu sendu, jika bicara pun seperti tidak memiliki ciri khasnya. Jungkook merasa Jimin menutupi sesuatu darinya.
"ada yang ingin kau ceritakan denganku?" tanya Jungkook, ia bersimpuh sedangkan Jimin duduk. Semua orang melihat ke arah mereka berduaaa.
Jika Jimin dalam mode baik mungkin pipinya sudah memerah karena Jungkook begini tapi sayangnya fikirannya terlalu penuh dengan kecurigaan bahwa ini adalah hal yang sering Jungkook lakukan dengan Taemin.
"Kurasa kita tidak benar-benar saling kenal."
Jungkook menepuk-nepuk lutut Jimin, "Begitukah? berarti ini tandanya kita harus menghabiskan waktu berdua bukan?"
Jimin menatap Jungkook, "Mana yang kau suka? ke taman bermain yang ramai atau ke pantai yang sepi?"
Taemin bercerita bahwa Jungkook selalu membawanya ke pantai karena Jungkook tidak ingin ada orang yang mengganggu mereka berdua.
"kurasa ke taman bermain juga seru, kau bisa memakai bando yang menggemaskan, benar! kapan kita mau kesana?"
Jimin membuang pandangannya, sudah jelas bukan Jungkook tak merasa bahwa mereka harus berduaan, bermesraan. "Kau tidak nyaman jika berduaan dengankukan?" Jimin mengarahkan matanya ke langtt, terlihat jelas ia ingin menangis sekarang.
Jungkook akhirnya duduk disamping Jimin dan merangkul bahunya, "Minnie, ada apa sih sebenarnya? kufikir kau akan senang jika kita ke taman bermain, aku ingin melihatmu tersenyum dan bahagia. Aku juga ingin berdua saja denganmu. Sebenarnya ada apa?"
Ucapan Jungkook terdengar sangat serius, Jimin jadi merasa bersalah. Ia berusaha untuk menetralkan perasaannya kali ini. "maaf, kan kita kerumah Ibumu?"
"setelah kelas bagaimana? dia sudah belanja untukmu. Katanya kalian ingin buat kue."
Jimin tersentuh bahwa Ibu Jungkook bahkan mengingat keinginannya. Jungkook tiba-tiba mengusap pipi Jimin. Mata hijaunya begitu dalam menatap iris mata Jimin, mengalirkan perasaan yang cukup membuat Jimin kuat bahwa kekasih didepannya kini mencintainya.
"aku disini Minnie jika kau ingin bercerita."
Jimin mengecup bibir Jungkook, "aku baik-baik saja," bohongnya, "ayo kita masuk kelas."
---------
Sedikit lega setelah selesai kelas, Jungkook dan Jimin berpisah karena kelas Jimin dan Jungkook kali ini berbeda. Jungkook memeluk Jimin sebentar dilorong loker.
"awas jika kau bolos lagi ya."
"tapi dosen itu memang tidak berguna Minnie," Jungkook memainkan rambut Minnie, semakin hari ia jadi semakin clingy setiap mereka bertemu, Jungkook tahu bahwa Jimin masih belum terbiasa dan itu membuat Jungkook semakin gemas karena biasanya ia selalu dengan orang yang meresponnya dengan cepat tapi Jimin akan bersikap malu-malu jika didepan orang lain. Bahkan saat mereka berduaan saja kadan Jimin masih suka tersipu dengan jelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Time • Jikook {REVISING-COMPLETED)
Fiksi Penggemar"Sebelum pria perfeksionis itu datang menghantuiku, yang aku tahu hanya hitam dan putih karena aku sudah menghapus seluruh jajaran warna agar lebih nyaman. Jimin, dia mengacak-acak pertahananku dengan ketulusan yang dia pancarkan diam-diam. Semua se...