Pagi ini terasa tidak benar walau kesadaran Jimin sedang merangkak naik. Kepala Jimin sakit bukan main ditambah tubuhnya terasa kaku. Ia membenamkan wajah di bantal dan aroma asing membelai indera penciumannya. Begitu dia sudah bisa menerima cahaya, ada seseorang duduk di jendela sehingga sinar matahari tidak bisa masuk secara penuh. Jimin kesulitan mengenali orang itu.
"Good Morning Minnie."
Sontak Jimin bangun dari rebahnya namun ia merasa kesakitan di bagian kepala. Seperti ada batu besar yang menghantam, Jimin memeganginya dan meringis.
"Apa ini hangover pertamamu atau kau memang kacau setiap mabuk?"
Jimin sadar kalau orang itu pasti Jungkook, suara menyebalkan dengan siluet tubuh kekar dan besar. Setelah Jimin diam sesaat akhirnya pandangannya bisa terang dan ia melihat Jungkook sedang asik menyeruput minuman yang mengepul.
Pria itu sangat percaya diri tidak memakai baju, hanya boxer hitam merk Calvin Klein saat Jungkook mendekati ranjang dan mengulurkan gelas mug yang ia gunakan pada Jimin.
"Minum dan sadarlah!"
Ini pertama kalinya bagi Jimin satu gelas dengan orang asing tapi ia tidak tahan dengan rasa pusing di kepalanya. Jimin menangkup gelas mug dan meniup sebentar sebelum meminum cairan pahit itu. Ia tersedak dan batuk-batuk dengan heboh. Jimin benci pahit dan pedas.
"Kau sengaja melakukan inikan?!" Ingin sekali Jimin memukul pria itu tapi tangannya terlalu kecil melihat proporsi tubuh Jungkook sekarang.
Jungkook duduk di tepi ranjang dan tertawa kecil, ia mengambil gelas dari tangan Jimin, "awalnya memang aku berniat meracunimu tapi," Jungkook menyibak rambutnya dan menatap Jimin dengan tatapan aneh, "kurasa lebih baik kau membayar hutang padaku."
Jimin menundukkan kepalanya, "terserah apa katamu! Tapi kenapa aku ada disini?" perlahan kesadarannya semakin baik dan ia berusaha mengumpulkan sisa-sisa ingatan semalam.
Jungkook mendengus, "tanya otakmu yang jenius. Kenapa kau mabuk dan buang air kecil seperti anjing liar."
Jimin melotot tidak percaya dengan ucapan Jungkook.
"Kau harus membayarnya jika tidak mau jadi hot news pagi ini."
Ingin sekali Jimin merobek senyum menyebalkan Jungkook, belum lagi tatapan mata hijau zamrud itu. Tuhan pastilah sudah mengutuk Jimin semalam karena telah melanggar larangan Ibunya. Seandainya rasa sesal datang di awal. Ia menyibak selimut dan tidak mau mempedulikan Jungkook. Jimin terkejut karena dia memakai kaos hitam kebesaran dengan celana pendek yang bukan miliknya.
"Apa?" kata Jungkook saat Jimin menoleh padanya.
"Mana baju-bajuku?!"
Jungkook menunjuk letak kamar mandi dan Jimin semakin kesal karena baju serta celananya basah semua setelah ia lihat. "Jadi kau menggantikan baju dan celanaku?!" Kata Jimin sembari menatap Jungkook penuh kebencian. Pria itu telah melihat seluruh tubuh Jimin, emosi Jimin benar-benar mendidih.
"Kau pikir aku mau tidur denganmu dalam keadaan kau mengompol?"
"Apa?!" jerit Jimin.
Jungkook mengusap dagunya, "Kenapa sih kau panik begitu? Kau tahu aku bukan gay! Jangan berlebihan!"
Rasanya lega mendengar ucapan Jungkook. Jimin langsung berjongkok, ia tidak pernah memperlihatkan bagian privasinya pada siapapun tapi jika Jungkook meyakinkan kalau dirinya bukan gay maka Jimin lega.
"Tapi kau juga harus tahu kalau aku bukan penjaga rahasia" Jungkook kembali berlagak.
"Fuck you Jung!", Jimin mengacungkan jari tengahnya membuat Jungkook terpingkal, kebahagiaan pria itu sereceh Jimin marah, "apa maumu ha?!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Time • Jikook {REVISING-COMPLETED)
Fiksi Penggemar"Sebelum pria perfeksionis itu datang menghantuiku, yang aku tahu hanya hitam dan putih karena aku sudah menghapus seluruh jajaran warna agar lebih nyaman. Jimin, dia mengacak-acak pertahananku dengan ketulusan yang dia pancarkan diam-diam. Semua se...