(Credit to owner)
J
ungkook meletakkan Jimin diatas ranjang miliknya. Sebenarnya ia tidak mau membawa Jimin kembali kekamarnya namun tidak ada tempat lagi bagi mereka berdua karena hotel berbintang terletak cukup jauh dan Jungkook tidak suka melihat Jimin berada didalam motel. Jimin terlalu berharga dimata Jungkook.
Setelah membersihkan bekas muntah Jimin, Jungkook mendesah. Teringat bagaimana Jimin pernah mengompol saat mabuk dan itu hal yang sangat lucu. Jungkook sangat rindu waktu mereka bersama. Dan selama diperjalanan, ia mendengar semua perasaan Jimin tentangnya.
Perlahan tangan Jungkook merapihkan rambut Jimin. Jika mereka tak bisa bersama, kenapa mereka harus bertemu? Jungkook tidak pernah berfikir bisa bertemu lelaki polos seperti Jimin. Walau ia memiliki mood yang buruk tapi Jimin sangat berbeda dari orang yang pernah ditemui Jungkook.
Jimin sangat jujur, walau ia takut pada Ibunya tapi ia mempertahankan perasaannya. Jungkook meringis, jika ia dengan egoisnya mau bersama Jimin. Akan ada banyak hal yang dilepas oleh pria mungil ini. Jungkook tidak bisa setega itu melihat Minnie-nya tersiksa diam-diam.
Saat Jungkook ingin beranjak, Minnie memegang tangannya. Sepertinya ia kembali mengigau.
"Kookie ... ", Jimin menarik pelan Jungkook yang langsung menurut dan Jimin memeluknya seakan. Ia kembali tertidur sembari mengendus aroma tubuh Jungkook. Mereka tidak pernah seintim ini sebelumnya sehingga Jungkook tak sanggup untuk menolak.
Dirinya meronta dan dengan ragu. Ia membalas pelukan Jimin. Aroma manis yang tercampur alkohol membuat Jungkook tidak bisa melepas Jimin. Ia memeluknya dengan erat dan memejamkan matanya. Jika ini mimpi, Jungkook tidak ingin bangun.
...
Begitu nyaman, Jimin tidak pernah merasa mabuk tapi bahagia. Pelukannya begitu hangat hingga Jimin membuka mata dan menepuk seseorang yang memeluknya.
Seketika Jimin panik namun tak bertenaga untuk mendorong orang yang mengungkungnya. Jimin tahu pasti ia berbuat bodoh. Ia sama sekali tidak bisa mengingat apapun.
"Ahjussi, permisi," didalam pelukan pria ini, Jimin menggeliat, berusaha untuk pergi namun ada hal yang Jimin rasa sangat familiar. Aroma ini, aroma maskulin milik Jungkook. "Lepas, tolong lepas heyyy," Jimin akhirnya meronta dengan keras dan membangunkan pria yang memeluknya.
Pria itu langsung melepasnya dan duduk dengan tegak. Kepala Jimin seakan ingin pecah saat ikut-ikutan duduk. Ia hangover dan melihat yang menoleh ada Jungkook, ini pun kamar Jungkook. Jimin semakin pusing.
"Kau?"
Jungkook menatap Jimin, "ya, aku."
"Kenapa bisa?"
Jungkook menyibak rambut, "jangan tanya aku."
Jimin ingin menangis rasanya tapi ia menahannya dengan kuat. Jimin berusaha bangun namun ia tidak kuat, rasanya sekelilingnya berputar. Jungkook dengan mudahnya menggendongnya dan mengembalikannya ke ranjang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Time • Jikook {REVISING-COMPLETED)
Fanfic"Sebelum pria perfeksionis itu datang menghantuiku, yang aku tahu hanya hitam dan putih karena aku sudah menghapus seluruh jajaran warna agar lebih nyaman. Jimin, dia mengacak-acak pertahananku dengan ketulusan yang dia pancarkan diam-diam. Semua se...