Wendy heran banget tiba tiba Opa dan Omanya ngajak pergi. Dimulai dari Wendy yang dibangun buat Cepet Cepet mandi dan siap siap, dan mereka berangkat pagi pagi buta.
Biasanya kalo mereka pergi pasti sama supirnya. Ini enggak, kali ini Opa sendiri yang nyetir. Ini bikin Wendy jadi tambah mikir.
"Lho ini kan.."
Rama tersenyum sambil melirik ke arah spion tengah. Ia sudah menduga bahwa cucunya akan menyukainya.
"Beneran, Opa?"
Rama mengangguk, "iya dong. Seneng ga?"
Wendy bergerak menuju sisi tengah mobil, memeluk Nathalie dan Rama dari belakang dengan lengannya, "iih seneng banget. Saaaayang Oma sama Opa."
Nathalie dan Rama tersenyum sambil bertukar pandang. Setidaknya, mereka bisa mengembalikan senyum Wendy setelah kejadian Itu.
"Mau kemana?"
Wendy menatap Rama sambil menunjukan buku dan iPad nya, "mau ngerjain tugas Opa, di kolam renang kayaknya asik deh."
"Makan dulu lah, tugas tuh bisa dikerjakan nanti nanti."
"Lho? Katanya gaboleh menunda pekerjaan?"
"Boleh kok. Kalo bisa di tunda kenapa, harus dikerjakan sekarang?"
Wendy membalikkan badannya ketika mendengar suara yang familiar di telinga nya. Matanya berbinar dan senyumnya mengembang. Sontak badannya bergerak maju, ingin memeluk seseorang yang ada dihadapannya.
"Anak Bapak udah besar."
Wendy mengeratkan pelukannya kala lelaki itu mengelus rambutnya, "Wendy kangen Bapak."
"Bapak lebih kangen Wendy." Balas Satya. Satya merasakan pundaknya basah dan badan Wendy bergetar. Ia tersenyum sambil mencium pucuk kepala Wendy berkali kali.
Nathalie yang datang dari dapur dengan membawa Masakan yang telah ia buat, menyipitkan matanya untuk menelisik siapa yang laki laki yang sedang memeluk Wendy.
"Ini aku Mah." Ucap Satya yang melihat Nathalie keheranan dengan kehadirannya.
Nathalie langsung menaruh mangkuk berisikan sup nya di meja makan lalu berjalan memeluk anak laki lakinya tersebut, "I miss you so much."
"Aku lebih, Mah."
Nathalie tersenyum lalu mengusap pipi Satya, "Yaudah yuk makan siang dulu. Ayo Wen, Sat."
"Mereka doang nih yang di ajak? Aku enggak?"
Nathalie menatap Rama sinis, "udah kakek kakek jangan ngambekan."
Satya tergelak menertawai Ayahnya sendiri, begitu pula Wendy yang tertawa kecil.
"Gitu yah pada ngetawain Opa. Wendy jangan ikut ikutan nakal kayak Bapakmu dong. Cucu Opa anak manis kan?" Tanya Rama sambil menarik kursi di meja makan di sebelah Istrinya.
Wendy mengangguk, "Iya dong. Gak kayak Bapak yang nakal."
"Dih ngatain Bapak. Tadi aja pas bapak Dateng, dipeluk peluk sampe nangis."
"Omaa, bapak niih."
"Satyaaa!"
Satya terkekeh lalu merangkul tubuh Wendy, "ngaduan."
Wendy mencebik lalu berjalan ke arah meja makan. Tapi sebelumnya ia menaruh buku dan iPad nya di nakas pojok ruangan.
"Ooh iya Mama baru inget kalo kantor mu deket deket sini." Ucap Nathalie sambil membuka obrolan
KAMU SEDANG MEMBACA
Possessive
Fanfiction"John? Masa gaboleh si?" "Disana banyak Buaya Wen. Enggak lu dirumah aja, anteng disini sama gue" "Tapi gue gak enak John, ini yang ngundang Dosennnn" "Ssstt udah ah. Lu mau ngelawan perintah suami?" "Dih apaan. Mana coba cincinnya? Gue aja gak...