D-Day

260 41 14
                                    

Ini agak lebih panjang dari biasanya, hope you guys still enjoy it❤️




















Wendy tidak dapat tidur.

Besok adalah hari ulang tahunnya. Hari yang ditunggu tunggu setiap tahunnya oleh semua orang. Hari dimana orang orang yang mengingatmu, dan bagi Wendy itu merupakan hari dimana orang orang menunjukkan kasih sayangnya kepada dirinya secara gamblang.

Namun entah mengapa malam ini ia sangat gusar. Berkali kali ia mencoba untuk berusaha tidur, tetep saja gagal. Ia mebolak balikkan posisi tidurnya, berolahraga sebentar dengan harap ia lelah lalu terlelap, namun tetap saja ia masih terjaga.

Akhirnya ia memutuskan untuk menelpon sahabatnya yang tentu saja masih terjaga sampai dini hari.

"Halo? Ada apa Wen?"

Wendy tersenyum ketika temannya itu tidak butuh waktu lama untuk menjawab panggilannya, "lu masih belom tidur, Se'."

"Iya nih, gue masih nyebat. Kenapa? Kok lu tumben belom tidur jam segini?"

"Gatau juga nih. Badan gue capek sebenarnya, cuman gue gak bisa tidur."

"Lagi mikir apa lu?"

"Haaah.. gue juga gak tau, Se'." Wendy menghela nafasnya panjang, "eumm.. gue mau cerita, boleh?"

"Sure, cerita aja. Gue free kok."

Wendy nampak diam sebentar, kemudian ia mengangguk, "lu tau kan sekarang hubungan gue sama Johnny gimana?"

"Uh huuh.."

"Gue fikir kita bakalan biasa aja kayak dulu dulu setelah ini, tapi ternyata.. kita jadi jaga jarak, Se'."

Sean nampak diam dari sebrang sana. Wendy mengerti, dari semua temannya, Sean merupakan orang yang hati hati dalam berbicara.

"Okay gue paham situasinya. Kalo menurut gue, dari pandangannya Johnny sendiri itu dia gak mau membebani elu, Wen. Lu mungkin bisa ngerasain segimana sayangnya Johnny ke elu. Gue mungkin gak tau banyak tentang hidup Johnny, But, dia tipe orang yang nanggung semua sendiri. Wajar kok, Kebanyakan laki laki biasanya gitu. Intinya, yang perlu harus lu yakinin adalah Johnny sayang sama elu dan gak mau lu ikut ikutan kena masalah."

Wendy terdiam dan menunggu jawaban Sean yang selanjutnya.

"Mungkin sekarang lu ngerasa gak nyaman, tapi percayalah, Johnny juga ngerasain hal yang sama. Mungkin lebih. Nih ya, Johnny tuh kalo ngumpul entar bahasnya elu, elu lagi dan elu terus. Gak ada cewek lain yang dia bahas kecuali elu. Sampai sini, gue yakin lu bisa nilai sendiri apalagi kalian udah Deket dari kecil."

"Kita semua berharap yang terbaik buat kalian. Kalian berdua orang baik, percaya aja, takdir Tuhan itu paling indah karena yang nulis Tuhan bukan manusia. Besok besok lu bakal ngerasain sendiri gimana indahnya semua itu."

------------

"MINGGU DEPAN?!"

Dewa menatap Haechan kaget. Ia terkejut mendengar Haechan meneriakinya, karena yang ia tau selama ini Haechan bukan tipe anak yang ekspresif.

Dirga mengusap wajahnya lelah, Hannah hanya terdiam sembari menggenggam tangan Johnny erat.

Sementara Johnny, ia pasrah dengan semua ini.

"Jaga nada bicara mu, Haechan. Kakek harap kamu tidak seperti kakakmu itu." balas Dewa sambil menatap Haechan tajam.

Haechan berdecih dan menggeleng tak percaya, Heol tidak tahu saja bahwa Haechan terkadang lebih parah dari Johnny.

Possessive Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang