Senin yang hectic banget buat Johnny. Dari pagi dia udah bolak balik dari Kantornya ke Kantor kakeknya cuman buat ngurusin berkas berkas karena ada klien dari luar negeri yang mau Dateng.
"Lu makan aja kudu gue dateng dulu yah bang. Coba kalo gue gak dateng, pasti elu udah kambuh tuh maag. Gue bilangin juga nih ke Mbak Wen." Omel Haechan ketika tau Kakaknya tidak memanfaatkan jam makan siangnya dengan wajar. Bukannya Lunch malah ngerjain tugas.
Johnny terkekeh mendengar Omelan adiknya, "kalo khawatir tuh bilang. Jangan bawa bawa orang lain."
"Dih gak banget. Ada hal yang lebih berfaedah daripada khawatirin lu, Bang."
"Sok sok'an cuek. Gue opname aja lu nangis kejer."
"Y-ya gue lagi latihan buat pentas perpisahan."
"..lu kan baru masuk SMA Chan."
Haechan membuang mukanya ketika tak dapat melawan omongan Kakaknya lagi.
"Hari ini pulang yah bang."
Johnny terdiam ketika mendengar permintaan sederhana dari adik satu satunya itu. Ia sebisa mungkin mengontrol ekspresinya.
"Liat nanti yah Chan. Ini lagi hectic banget. Gue janji bakal pulang kok." ucap Johnny sambil tersenyum.
"Jangan nyiksa diri bang."
Johnny menatap adiknya ketika Haechan mulai terdengar lirih.
"Gue tau perjuangan lu dari awal. Gue tau lu Gimana orangnya. Please, jangan nyiksa diri. Jangan paksain diri lu buat ngelakuin hal yang semestinya enggak lu lakuin. Lu gak salah kok."
"Gue tau." kata Johnny sambil mengusap pundak Haechan.
" Makanya pula--"
"Tapi gue belum bisa maafin diri gue sendiri. "
💧💧💧
"Minggir. Jangan ngalangin jalan!"
Wendy tersentak kaget ketika mendengar seruan dari seseorang. Ia langsung menggeser tubuhnya yang ternyata menghalangi pintu Lift.
Seseorang itu langsung mendengus dan masuk ke lift, masih sempat sempatnya nabrakin bahunya ke bahu Wendy.
Gak keras banget, tapi cukup sakit bagi Wendy yang posisinya gak siap.
"Apa liat liat?!" Bentaknya ketika Wendy meliriknya. Wendy langsung ngalihin pandangannya ke ponselnya lagi. Daripada cari masalah.
Pintu lift itu tertutup, meninggalkan Wendy yang berkutat dengan ponselnya sendirian di lorong lantai 2. Dia dari tadi bingung banget, Johnny kok gak bisa dihubungi dari tadi?
"Lho kamu belum pulang?" Tanya seseorang sambil menepuk bahu Wendy pelan.
Wendy membalikkan badannya dan menemukan salah satu Dosennya. Sontak ia langsung menbungkukkan badannya sebentar, "Belum Miss. Miss sendiri...masih ada jadwal?"
"Enggak, saya mau pulang juga. Kamu nunggu jemputan atau nunggu siapa?"
"Jemputan Miss."
Sharon mengangguk, "turun yuk, Lantai 2 udah sepi. Kita nunggu jemputan kamu di lobby aja." ajak Sharon sambil merangkul pundak Wendy.
Wendy mengangguk, memang benar sebenarnya dia sedikit takut. Lorong lantai 2 lebih terkenal sepi dari lorong lorong lantai yang lain.
Di perjalanan menuju Lobby, Sharon dan Wendy berbincang bincang. Wendy cukup akrab dengan Sharon. Berawal dari Wendy yang membantu memasukan nilai milik mahasiswa yang di ajar oleh Sharon hingga sekarang, mereka sesekali makan bersama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Possessive
Fanfic"John? Masa gaboleh si?" "Disana banyak Buaya Wen. Enggak lu dirumah aja, anteng disini sama gue" "Tapi gue gak enak John, ini yang ngundang Dosennnn" "Ssstt udah ah. Lu mau ngelawan perintah suami?" "Dih apaan. Mana coba cincinnya? Gue aja gak...