🌶 Chivers Chapter 6 🌶

185 30 9
                                    

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

Pagi sudah menjelang, Celine yang baru saja membuka mata melirik jam yang berada di atas nakas. Wanita itu menguap dan meregangkan otot-otot di tubuhnya. Semalam, sehabis makan bakso lava yang super pedas, ia langsung memutuskan segera tidur setelah menghilangkan jejak terlebih dahulu. Celine pun tak tahu Rosa pulang jam berapa. Masih berpakaian baju tidur, Celine segera bangkit dari singgasana ternyamannya, kemudian melakukan rutinitas paginya sebelum berangkat bekerja.

Setelah semua rutinitas pagi ia lakukan, seperti biasa wanita itu menghampiri Rosa yang selalu tepat waktu menyiapkan sarapan. Sapaan hangat ia berikan, dengan khidmat Celine menikmati roti dengan selai kacang.

“Kemarin lembur, kayaknya capek banget, ya?” tanya Rosa memulai percakapan.

Celine sebenarnya terkejut, tetapi ia ingat insiden yang sebenarnya terjadi. Sepertinya hal itu tak perlu ia ceritakan pada Rosa. Lebih baik mengiyakan pertanyaan ibunya itu saja.

“Lumayan, Ma,” balas Celine singkat.

“Coba aja semalam kamu ikut, jadinya ketemu, deh, sama Juan.”

“Juan?” tanya Celine yang terkejut dan penasaran.

“Iya, namanya Juan. Dia itu teman kecil kamu, loh.”

“Masa, sih?” tanya Celine yang tak percaya.

“Iya, Cel. Dia itu kan dulu sering temanin kamu main, dia lebih suka panggil nama kamu dengan sebutan Camelia. Masa kamu lupa, sih?”

Pernyataan itu membuat Celine semakin tak paham. Teman masa kecil yang mana maksudnya, ia begitu lupa. Rasanya masih sulit menerka-nerka. Ah, sepertinya Celine sudah mulai pikun karena terlalu sibuk dengan pekerjaan.

“Aku enggak tau, Ma. Udah lupa,” ucap Celine pada akhirnya. Ia terlalu malas untuk berpikir hal-hal seperti itu. Lagi pula, hal tersebut pasti sudah lama sekali.

“Ah, kamu itu. Nanti, deh, kita ketemu bareng lagi. Tapi katanya, kapan-kapan mereka mau mampir ke rumah.”

“Terserah Mama, deh.”

Rosa mengembuskan napas sambil menggeleng melihat sikap Celine. Putrinya memang terlalu masa bodo. Padahal, Rosa sangat berharap setidaknya mereka saling mengingat. Kalau dilihat-lihat, Juan putranya Friska itu tak kalah tampannya dengan Bihan. Seketika Rosa teringat sesuatu.

“Oh, ya, Cel. Gimana? Kapan kamu mau kenalin pacar atau calon menantu ke Mama?” tanya Rosa tiba-tiba.

Celine yang ingin memakan rotinya yang tinggal beberapa suap lagi pun terhenti. Sial, Mama kok ingat, sih! Celine hanya bisa membatin.

Chili's Heart ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang