🌶 Chivers Chapter 20 - Ending 🌶

517 32 2
                                    

HAPPY READING!

•••

Hari ini Bihan dan Celine dalam perjalanan kembali ke kota di mana mereka tinggal. Sepanjang perjalanan mereka nikmati dengan rasa bahagia, Celine bahkan selalu mengabadikan setiap momen bersama Bihan dengan ponselnya. Kemudian ia tersenyum sendiri melihat hasilnya. Dinas ke luar kota sekaligus liburan kali ini begitu berkesan bagi Celine.

Sekarang hubungannya dengan Bihan bukan hanya sekadar teman kerja atau pun sahabat. Kini mereka adalah sepasang kekasih yang saling menyayangi. Memulai hubungan baru dengan perasaan yang baru, menikmatinya dan menjalaninya dengan baik. Masih sama-sama tak menyangka akan berakhir demikian. Namun, hati mereka sama-sama yakin jika Tuhan memang sudah merencanakan sedemikian rupa.

Akhirnya mereka pun sampai di rumah Celine lebih dulu. Saat ingin mengeluarkan koper, Rosa ternyata sudah menyambut mereka. Anak dan ibu itu pun saling berpelukan melepas rindu seakan sudah lama tidak bertemu.

“Ayo mampir dulu, Nak Bihan,” ucap Rosa.

Celine memberi kode untuk segera pulang saja. Ia tak ingin ibunya membicarakan hal-hal yang aneh lagi, apalagi mengetahui hubungannya dengan Bihan saat ini. Namun, Bihan justru tersenyum dan mengiyakan ajakan Rosa.

“Bi, jangan bilang dulu ya soal hubungan kita ke Mama,” bisik Celine pada Bihan saat mereka melangkah masuk.

Bihan hanya tersenyum lagi, karena memang itu tujuannya singgah dahulu kali ini. Ia ingin langsung melamar Celine di depan Rosa, lagi pula sepanjang jalan pulang Bihan sudah memikirkan ini semua. Untuk apa menyia-nyiakan kesempatan dengan masih menjalin hubungan sebagai pacar, bukankah menikah lebih baik? Mereka sebelumnya sudah menjalin hubungan persahabatan yang baik juga.

“Makan siang dulu, ya. Kalian pasti capek, ‘kan? Mama udah masak banyak ini buat kalian,” ucap Rosa tampak bahagia.

“Enggak perlu repot-repot, Tante,” ucap Bihan sungkan.

“Apanya yang merepotkan? Kamu dan Celine itu sama, sama-sama anak Tante.”

Bihan tersenyum, mereka bertiga pun duduk di meja makan, sementara Rosa mempersiapkan semuanya. Sungguh kebetulan perut Bihan dan Celine juga sudah meronta-ronta ingin diisi, terlebih saat mencium aroma masakan Rosa yang menggoda. Satu hal yang membuat Celine terkejut, ibunya membuatkan sambal cabai hijau yang pedas kesukaan Celine.

“Ma, ini buat aku?” tanya Celine ragu, tetapi ia juga senang.

Rosa tersenyum dan menjawab, “Iya, makan saja. Lagi pula Mama masaknya enggak banyak kok, Mama tahu bagaimana selera makanmu, hanya saja cukup sesekali, jangan keseringan.”

Dengan semangat Celine menumpahkan semua sambal itu di piringnya yang sudah tersedia nasi hangat. Ia menatap Bihan dan seolah mengejek pria itu. Bihan tak masalah, yang penting sekarang ia melihat Celine tersenyum bahagia. Ketiganya menikmati makan siang dengan damai.

“Tan, saya ingin menikahi Celine,” ucap Bihan tiba-tiba. Membuat Celine terkejut hingga ia terbatuk. Sedangkan Rosa yang baru saja selesai minum segelas air putih pun terpaku.

“Bi, lo apa-apaan, sih!” tegur Celine.

“Apa, Nak? Kamu melamar Celine?” tanya Rosa dengan mata berbinar bahagia.

“Enggak, Ma. Bihan cuma bercanda,” sahut Celine.

“Saya serius kok, Tan. Kalau dipikir-pikir untuk apa pacaran? Saya dan Celine menjalin hubungan sudah cukup lama. Kami juga sudah sangat mengenal satu sama lain,” jelas Bihan.

Tentu saja membuat Rosa merasa heran, tetapi cukup senang. Entah apa yang sebenarnya terjadi dengan sejoli itu. Tiba-tiba Rosa bersorak gembira saking senangnya.

“Kalau gitu Tante terima lamaran kamu,” ucap Rosa tanpa berpikir panjang. Sedangkan Celine yang masih menikmati makanannya hanya bisa melongo melihat ibunya.

***

Setelah makan siang bersama, Bihan sempat membahas beberapa hal bersama Rosa. Sedangkan Celine merasa seakan semua seperti mimpi. Kalau pun mimpi, ia sungguh tak ingin terbangun dari tidurnya. Mengapa hal terduga seperti ini terjadi begitu mendadak. Masih tak menyangka jika Bihan akan melakukan hal tersebut. Memang hati dan pemikiran seseorang tak bisa ditebak.

“Bi, lo serius?” tanya Celine saat ia mengantar Bihan keluar menuju mobil.

“Memangnya kapan selama ini gue bercanda?” Bihan malah bertanya balik.

“Lo yakin sama gue?”

Bihan mengembuskan napasnya. Ia tersenyum memandangi wajah Celine. Tangannya perlahan merapikan rambut Celine ke belakang telinga.

“Gue tau ini terlalu mendadak, tapi gue enggak mau menyesal, Cel. Selama ini gue nyaman sama lo. Gue emang enggak peka, sampai enggak sadar dengan apa yang lo rasain, dan lo harus tau kalau gue selalu bisa bahagia sama lo. Terima kasih sudah hadir dalam hidup gue, Celine Camelia Agatha.”

Pipi Celine terasa hangat saat bersentuhan dengan telapak tangan Bihan. Tersenyum sambil membalas tatapan sendu dari Bihan.

“Iya, lo memang enggak pernah peka. Bahkan tanpa sadar lo sering nolak hati gue. Kadang kebaikan lo buat gue selalu berangan terlalu tinggi, tapi pada akhirnya lo hempaskan begitu saja. Gue juga salah, sih, enggak pernah jujur sama lo, jadi gue masih terima apa yang udah terjadi,” ucap Celine.

“Gue juga salah, selalu ragu sama perasaan sendiri. Gue takut kehilangan lo, tapi gue enggak pernah menyadari itu. Sampai akhirnya di mana gue ngerasa akan benar-benar kehilangan lo. Gue mulai belajar meyakinkan hati gue,” balas Bihan.

Keduanya saling tersenyum, tentu saja rasanya sangat bahagia. Terkadang apa yang kita inginkan memang sebaiknya harus diungkapkan, sebelum semuanya terlambat. Satu yang Celine yakini saat ini, cintanya yang tak pernah berubah untuk Bihan. Mau sekuat apa melepaskan hal itu, nyatanya takdir mempersatukan hati mereka. Meski secara mendadak dan tak terduga.

Banyak hal yang Celine dapatkan selama ini, terutama soal mempertahankan. Jika yakin, maka pertahankanlah sampai akhir, karena tak ada usaha yang menghianati hasil.

“Bi ...,” panggil Celine.

“Ya?”

“Gue cinta sama lo.”

Bihan tersenyum mengacak gemas rambut Celine. Ia tak menjawab dengan ucapan, justru memberikan kecupan singkat pada kening Celine. Tentu saja Celine jadi salah tingkah.

“Bi ...,” rengek Celine lagi.

“Udah gue balas. Dah, jangan bawel,” ucap Bihan. Keduanya pun saling tersenyum.





•••

SEE YOU NEXT STORY!

•••

Hai, akhirnya cerita Celine dan Bihan berakhir di sini, ya!
Ending yang membahagiakan, bisa mempersatukan mereka.

Mungkin agak sedikit dadakan, tapi cerita mereka memang cukup sampai di sini.

Mungkin nanti aku bakal kasih Extra Chapter khusus mereka.

Terima kasih banyak yang sudah mengikuti kisah mereka!

THANK YOU!
LOVE YOU ALL!

•••

ANFIGHT DAY 20
BALIKPAPAN, 23 APRIL 2021

Chili's Heart ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang