HAPPY READING!
•••
Tidak ada kata terlambat, tetapi bagi Celine semuanya sudah terlambat. Nyatanya selama ini memang hanya dialah yang memiliki perasaan dan terus berharap lebih. Namun ternyata, cintanya terhadap Bihan memang selalu bertepuk sebelah tangan. Padahal, sudah sering kali Celine memberikan sinyal, tetapi rasanya memang benar-benar sulit untuk dijangkau.
Saat melihat respons Bihan ketika Celine mengatakan akan menerima cinta Ares, nyatanya sama saja. Pria itu kembali bersikap seolah tak ada masalah. Lalu, mengapa ia ingin tahu apa yang Celine putuskan? Kemudian setelah tahu? Sudah, begitu saja? Astaga, hati Celine benar-benar seperti terbang tinggi tetapi terempas begitu saja.
“Jadi lo bakal coba jalanin hubungan sama Ares?” tanya Bihan saat itu.
“Mungkin, kenapa enggak dicoba aja dulu,” jawab Celine.
“Perasaan itu bukan untuk dicoba-coba, Cel.”
“Kalau enggak dicoba kita enggak akan tahu, ‘kan? Paling enggak saling mengenal dululah. Sama aja kayak makanan, kalau enggak dicoba dulu, mana tau enak apa enggaknya.”
“Tapi ini bukan makanan,” bantah Bihan.
“Emang bukan, tapi senggaknya nanti gue tau gimana rasanya. Cocok apa enggak sama Ares.”
“Terus kalau enggak cocok, apa yang lo lakuin?”
“Kalau lo maunya apa?” Celine justru balik bertanya.
Hal itu membuat Bihan terpaku sejenak, memilih menghabiskan sisa makanannya. Celine masih memperhatikan ekspresi Bihan. Saat itu ia ingin tahu sekali bagaimana reaksi pria itu.
“Oke kalau itu mau lo, gue harap ini keputusan lo yang tepat. Lagi pula Ares juga anak yang baik kok. Kayaknya lo cocok aja sama dia. Apalagi kalian sama-sama suka makanan pedas.”
Baikalah, hati Celine sudah cukup rasanya. Hati Bihan memang terlalu sulit untuk ditebak. Setelah itu, semuanya kembali seperti biasa seolah tak ada masalah apa pun di antara mereka.
Celine mengembuskan napas mengingat kejadian itu. Pikirannya yang berlebihan memang selalu saja patah jika itu tertuju pada Bihan. Sekan takdir memang menunjukkan kalau mereka tidak bisa bersama di dalam hubungan yang lebih dari sekadar sahabat dan rekan kerja.
Celine menatap jam di layar ponselnya yang sudah menunjukkan angka sepuluh malam. Baginya setiap hari yang dilalui terasa begitu cepat, seakan tak memiliki jeda untuk sejenak beristirahat. Sama seperti perasaannya untuk Bihan selama ini. Dalam waktu tiga tahun menyukai pria seperti Bihan tanpa adanya jeda.
Namun, sekarang rasanya seperti terjebak oleh belenggu yang ia buat sendiri. Memikirkan apa yang harus dilakukan sekarang. Apakah ia harus benar-benar mencoba menjalin hubungan dengan Ares? Rasanya hal itu juga tidak terlalu buruk untuk dicoba. Namun, tetap saja rasanya sangat sulit.
“Apa yang harus gue lakukan sekarang?” gumamnya sambil menatap langit-langit kamar.
Celine terus memikirkannya. Bahkan pernyataan Ares pun masih jelas teringat di kepalanya. Apa yang pria itu suka darinya, mengapa pria seperti Ares bisa menyukainya? Dan masih banyak lagi pertanyaan yang Celine pikirkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Chili's Heart ✔
Romance"Lo itu sama kayak cabe. Pedes, tapi bikin nagih." -Celine Camelia Agatha. Siapa yang bisa menebak hati seseorang? Kata Celine, makan tanpa cabai itu ibarat masakan tanpa garam dan penyedap. Sama seperti hidupnya jika tanpa Bihan. Terkadang ucapan p...