•••
Suasana sarapan pagi di rumah Celine cukup khidmat, mengingat ia hanya tinggal bersama Rosa, ibunya. Menjadi anak tunggal membuat Celine merasa punya tanggung jawab besar untuk kelangsungan hidup mereka. Apalagi setelah kepergian sang ayah. Celine sangat bersyukur bisa mendapatkan pekerjaan yang bisa memenuhi kebutuhan mereka. Karena Rosa kini hanya ibu rumah tangga biasa.
“Kamu hari ini ada acara enggak pulang kerja?” tanya Rosa di sela mengoles selai cokelat pada roti.
“Enggak ada, sih, Ma. Langsung pulang pastinya. Memangnya ada apa?”
“Temani Mama, yuk. Ketemu teman lama. Sekalian makan malam bareng.”
Celine berpikir sejenak, ia tampak begitu curiga dengan Rosa. Tak seperti biasa ibunya mengajak untuk sekadar makan malam bersama teman lama. Biasanya juga Rosa melakukannya sendiri, atau Celine hanya bertugas mengantar-jemputnya saja.
“Tumben ngajak Celine?”
“Ya enggak apa, dong sekali-kali Mama mau kenalin kamu sama teman Mama ini. Siapa tau dia mau kamu jadi mantunya. Kan Mama bisa punya Cucu.”
Roti dengan isi daging panggang yang Celine kunyah seketika menyembur keluar. Ia terbatuk tak karuan sambil berusaha menuangkan air. Terkejut bukan main mendengar perkataan Rosa barusan. Ternyata ibunya itu masih mengingat perihal janji mereka. Padahal, Celine berharap ibunya pikun dengan perjanjian itu.
“Mama apa-apaan, sih! Mama mau jodoh-jodohin aku? Ih, ogah! Celine menolak seratus persen!” bantah Celine dengan mantap, ketika selesai meneguk segelas air putih.
“Kok gitu? Habisnya kamu sampai saat ini belum ada tuh, kenalin Mama calon mantu. Mama kira Bihan yang akan menjadi mantu Mama, tapi sepertinya hubungan kalian memang hanya sebatas rekan kerja. Ya apa boleh buat? Kenapa enggak dicoba aja dulu?” Rosa masih berusaha memengaruhi Celine.
Kenyataan yang selalu membuat Celine tak bisa memungkiri. Ya, apalagi kalau bukan tentang hubungannya dengan Bihan. Pria royal dan ramah itu mungkin tak akan bisa didapatkan dengan mudahnya. Bisa akrab dengan pria itu saja sudah membuat Celine merasa bersyukur.
“Ma, ini jaman modern, udah enggak ada lagi dijodoh-jodohin kayak gitu. Celine bisa kok bawa calon mantu buat Mama,” sungut Celine percaya diri, meski sebenarnya ia tak yakin dengan ucapannya itu. Hanya demi ingin membuat Rosa menyerah.
Rosa mengembuskan napas, sambil menahan tawanya. Ia sebenarnya hanya menggoda putrinya itu. Namun, mengajak Celine untuk bertemu dan mengenalkan pada teman lamanya tak sepenuhnya salah. Jika ada yang namanya kebetulan, mengapa tak dicoba saja terlebih dahulu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Chili's Heart ✔
Romansa"Lo itu sama kayak cabe. Pedes, tapi bikin nagih." -Celine Camelia Agatha. Siapa yang bisa menebak hati seseorang? Kata Celine, makan tanpa cabai itu ibarat masakan tanpa garam dan penyedap. Sama seperti hidupnya jika tanpa Bihan. Terkadang ucapan p...