🌶 Chivers Chapter 10 🌶

161 30 21
                                    

HAPPY READING!

•••

Ares menggeleng sambil tersenyum mengingat sendiri tingkahnya pagi ini kepada Celine. Setelah diusir oleh Celine, pria itu lantas meninggalkan gedung tersebut. Meski belum mendapatkan jawaban pasti, setidaknya ia sudah mengatakan apa yang ingin dikatakan. Terkesan mendadak memang, tetapi entah mengapa Ares justru merasa bahagia bisa mengatakannya.

“Baru kali ini gue nekat nembak cewek segitunya.” Senyumannya pun tersungging. “Cel, Cel, lo itu cewek unik yang pernah gue temuin.”

Ares cukup percaya diri dengan perasaannya terhadap Celine. Pesona Celine mampu menghipnotisnya. Padahal, mereka baru beberapa kali bertemu, itu pun selalu tanpa sengaja.

“Ah gue kasih tau Bihan, deh.”

Sambil menyetir Ares mengetikkan sebuah pesan melalui aplikasi whatsapp untuk Bihan.

To Bihan:
Gue udah bilang sama Celine, bahkan gue mau ngajak dia nikah. Doain ya, Bro. Semoga lancar, and thanks, Bro. Kalau gue keterima, gue akan slalu jagain dia.

Ares lanjut fokus menyetir sambil tersenyum. Jatuh cinta memang bisa membuatnya gila. Ia, tergila-gila dengan Celine yang bahkan belum tahu bagaimana perasaan wanita terhadapnya. Bagi Ares, urusan ditolak belakangan, yang penting nyatakan lebih dulu. Kalaupun nanti patah hati karena ditolak tak masalah. Mungkin memang terlalu dini jika mengharapkan itu, tetapi ‘sebelum janur kuning melengkung, masih banyak harapan dan usaha yang bisa dilakukan’.


***


Celine menatap susu kotak yang ada di atas mejanya. Mengembuskan napas berat, mengingat apa yang Ares lakukan di ruangannya. Masih tak habis pikir dengan apa yang terjadi. Pria yang baru ia kenal mengajaknya pacaran, bahkan tak segan-segan mengajaknya untuk menikah. Seketika bayangan itu membuat kepalanya kembali berdenyut.

Di ambilnya susu kotak tersebut, rasa stroberi, bibir Celine langsung mengukir bulan sabit. Seketika rasa menggelitik mencuat di rongga dadanya. Namun, lagi-lagi ia selalu menepis, karena untuk pertama kalinya Celine mendapatkan perlakuan demikian dari seorang pria.

Jauh di dasar hati Celine yang paling dalam, ia berharap jika Bihan juga bisa melakukan hal yang Ares lakukan. Akan tetapi angannya Celine itu kembali menyadarkannya kepada kenyataan yang sebenarnya terjadi.

“Gue enggak berharap banyak sama lo, Bi,” gumamnya.

Setiap wanita pasti menginginkan kepastian nyata. Bukan hanya sekadar berharap, tetapi juga ingin menjadi kenyataan, dan kenyataan itulah yang terkadang mematahkan harapan tersebut. Apa Celine harus melakukan yang Ares lakukan kepada Bihan? Satu yang mengusik pikirannya, penolakan. Mau ditaruh di mana wajah cantiknya itu nanti. Bukankah wanita memang tabiatnya dikejar dan bukan mengejar? Ah, ia, Celine harus selalu mengingat petuah itu.


***


Jam makan siang sudah tiba. Celine dan Bihan baru saja menyelesaikan rapat dengan beberapa karyawan lainnya mengenai kemajuan perusahaan bulan ini. Celine merapikan beberapa kertas, kemudian Bihan langsung mendekatinya.

“Kita makan bareng, ya, gue tunggu di ruangan gue,” bisik Bihan kemudian ia berlalu lebih dulu.

Bihan aneh banget, deh. Enggak biasanya kayak gini, batin Celine.

Chili's Heart ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang