Bulan sudah benar-benar menggantikan posisi matahari. Kegelapan memenuhi langit di Hutan Rinai. Semua siswa sudah berkumpul mengelilingi api unggun yang sudah menyala terang dan berkobar-kobar memberikan rasa hangat. Mereka mengisi waktu dengan bernyanyi bersama diiringi gitar dan suara tepukan tangan.
Selagi menikmati kehangatan api unggun dan keramaian, Nayya menyadari jika tak ada Oliv di sebelahnya. Nayya memperhatikan sekelilingnya mencari keberadaan Oliv. Tapi, ia tak melihat Oliv.
"Ris, Oliv kemana ya?" tanya Nayya pada Rissa.
"Oh, tadi izin ke tenda, katanya mau ambil syal. Tapi kok ga balik-balik ya?" kata Rissa sambil melihat sekelilingnya.
"Hmm.. kemana ya dia?" ucap Nayya ikut memperhatikan sekelilingnya.
"Aku susul dia dulu deh Ris" ucap Nayya memutuskan untuk mencari Oliv.
"Iya Nay" jawab Rissa.
Nayya bangkit dari duduknya dan mundur ke belakang untuk memisahkan diri dari lingkaran. Derren yang berdiri diluar lingkaran dan sangat jauh dari api unggun melihat Nayya keluar dari lingkaran langsung mengikutinya dari belakang.
"Mau kemana?" tanya Derren tiba-tiba.
"Ha!” Nayya berjingkat kaget mendengar suara Derren dan sudah ada disampingnya.
“Mau cari Oliv. Katanya dia izin kembali ke tenda mau ambil syal tapi belum kembali sampai sekarang" jawab Nayya sambil terus berjalan."Gue temani" ucap Derren.
"Eh.. ga usah kamu kembali aja ke lingkaran" tolak Nayya.
"Gue temani. Ayo" jawab Derren kekeh dan berjalan lebih dahulu menuju tenda.
Nayya tak bisa menolak. Akhirnya ia menyusul Derren untuk mencari Oliv. Mereka melihat tenda Nayya kosong, tidak ada Oliv di sana. Nayya pun kembali berjalan memeriksa ke setiap tenda-tenda. Berpikir mungkin Oliv ada di tenda lain. Derren juga mengikuti Nayya dari belakang.
Saat mereka berkeliling Nayya melihat dari kejauhan di bawah pohon yang besar seperti ada tiga orang yang sedang berkumpul mengelilingi sesuatu. Melihat itu Nayya pun memberitahu Derren.
"Derren, sini deh kamu lihat itu di sana. Itu siapa ya?" tanya Nayya sambil menunjuk ke arah yang ia lihat.
Derren menatap ke arah yang ditunjuk Nayya. Ia langsung mengetahui siapa mereka berdasarkan aura yang dirasakan Derren. Mereka adalah siswi-siswi yang mengganggu Oliv tempo hari dan di sana juga ada Oliv, tapi Nayya tak menyadari itu karena posisi Nayya dan Derren yang terlampau jauh.
Bagaimana Derren bisa tahu kalau mereka adalah tiga siswi pengganggu? Ya, karena itulah kelebihan yang dimiliki seorang Derren. Dengan melihat, merasakan dan mencium aroma serta berkonsentrasi lebih, Derren dapat lebih mudah mengetahui siapa mereka. Tetapi, setiap kelebihan pasti memiliki kekurangan bukan? Kekurangannya adalah hanya dapat digunakan jika Derren sudah pernah bertemu dan berbincang. Mungkin bisa dikatakan mirip seperti six sense tetapi ini berbeda.
"Lu tunggu di sini. Gue yang ke sana. Ingat tunggu di sini" ucap Derren pada Nayya.
"Tapi Ren, gue ikut aja ya" ucap Nayya.
"Tunggu di sini" ucap Derren tegas sambil menatap tajam Nayya.
Melihat tatapan tajam Derren, Nayya tak bisa lagi membantah. Ia hanya mengangguk sebagai jawaban. Derren pun berjalan menghampiri siswi-siswi itu. Nayya yang sangat penasaran juga berjalan perlahan sedikit demi sedikit mendekat ke sana.
Saat sudah dekat dengan siswi-siswi itu Derren berdehem dari arah belakang "eheemm!"
Siswi-siswi itu terlonjak dan langsung membalikkan badannya. Mereka lebih kaget lagi setelah tahu itu adalah Derren.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Choice
VampireDingin. Itulah kesan pertama yang Nayya rasakan dari seorang Derren. "Mengapa kamu begitu dingin? Apakah kamu selalu seperti ini?" Tapi, entah mengapa Nayya yakin Derren pasti memiliki sisi yang lain selain dingin. Terpaku. Itu yang Derren rasakan...