Nayya sudah siap pergi sekolah. Ia memasukkan buku-bukunya ke dalam tas dan memakai sepatunya lalu turun untuk menyapa ibunya yang pasti sudah ada dimeja makan menunggunya.
"Selamat pagi ibuku tersayang" sapa Nayya ceria sambil mengecup pipi ibunya lalu duduk di sebelah ibunya.
"Pagi nak. Kamu minum susunya dulu" ucap ibu Nayya sambil memberikan segelas susu.
"Mmm.. terima kasih bu" jawab Nayya lalu segera meminumnya sampai habis.
"Aku berangkat dulu ya bu. Nanti hati-hati ya dalam perjalanan kalau sudah sampai kantor kabari aku" ucap Nayya sambil tersenyum.
"Iya nak, kamu juga hati-hati dijalan. Semangat belajarnya" ucap ibu Nayya sambil mengusap kepala Nayya.
"Iya Bu" jawab Nayya lalu mengecup pipi ibunya lagi dan beranjak pergi.
Nayya berangkat sekolah seperti biasa dengan berjalan kaki karena jarak rumahnya sampai ke sekolah masih bisa ditempuh dengan berjalan kaki jadi ia memilih itu. Hitung-hitung sekalian olahraga pikir Nayya.
Nayya berjalan sambil menikmati udara segar pagi hari. Ia memperhatikan sekelilingnya. Sepanjang jalan yang dilalui Nayya ditumbuhi oleh pepohonan membuat Nayya menikmati perjalanan menuju sekolahnya. Nayya terus berjalan ditemani kendaraan yang berlalu lalang dan orang-orang yang berjalan kaki silih berganti.
Nayya melihat tali sepatunya terlepas sehingga ia langsung berjongkok untuk mengikat tali sepatunya. Sedangkan Derren yang seperti biasa mengawasi Nayya dari kejauhan tidak menyadari kalau Nayya tiba-tiba berhenti dan berjongkok karena fokusnya teralihkan oleh orang-orang yang berlalu lalang. Derren langsung berhenti seketika saat tersadar jaraknya hanya beberapa meter lagi dari Nayya. Ia diam ditempatnya menunggu sampai Nayya kembali berjalan tapi.. bugh!
"Maaf mas, maaf, saya ga sengaja. Saya sedang terburu-buru. Maaf ya mas" ucap seorang pria sambil terus meminta maaf.
Ya, Derren ditabrak oleh seorang pria dari belakang walau tak sampai terjatuh tapi suara itu begitu keras. Derren hanya diam lalu mengangguk menandakan kalau ia memaafkan orang yang menabraknya. Kejadian itu didengar oleh Nayya dan membuatnya penasaran, ia pun menoleh kebelakang untuk melihat apa yang terjadi. Melihat yang terlibat kejadian itu adalah Derren, membuat Nayya langsung menghampirinya.
"Derren, kamu gapapa?" tanya Nayya sambil melihat keadaan Derren.
Derren yang sadar Nayya sudah ada didepannya hanya mengangguk. Ia tak tau harus bagaimana karena rencana mengawasi Nayya sampai sekolah sudah gagal. Otak Derren berpikir keras bagaimana caranya mengawasi Nayya, ia sudah ketahuan seperti ini.
"Derren, kenapa diam saja? Ayo" ucap Nayya mengajak Derren.
"Ayo?" Beo Derren bingung.
"Iya ayo jalan, kamu mau ke sekolah kan? Aku juga jadi ayo berangkat bareng sampe sekolah lagian kita juga satu kelas" ujar Nayya menyadarkan Derren dari kebingungannya.
"Ah iya benar, berangkat bareng" ucap Derren ulang sambil menganggukkan kepala.
Dalam hati Derren sangat gembira karena ia menemukan cara aman untuk mengawasi Nayya yaitu berangkat sekolah bersama. Kenapa hal itu tidak terpikirkan oleh Derren dari kemarin.
Nayya yang melihat Derren sibuk dengan pikirnya sendiri hanya bisa berdehem keras untuk menyadarkan Derren.
"Ehheem! Derren ayo" ucap Nayya keras. Ia gemas sendiri dengan Derren yang masih diam saja.
Derren sangat senang karena sudah menemukan solusi dalam mengawasi Nayya langsung berkata "iya, ayo kita berangkat bersama. Besok dan seterusnya juga".
KAMU SEDANG MEMBACA
My Choice
VampireDingin. Itulah kesan pertama yang Nayya rasakan dari seorang Derren. "Mengapa kamu begitu dingin? Apakah kamu selalu seperti ini?" Tapi, entah mengapa Nayya yakin Derren pasti memiliki sisi yang lain selain dingin. Terpaku. Itu yang Derren rasakan...