Matahari mulai menenggelamkan dirinya. Derren melihat Nayya duduk dibangku teras villa sendirian. Ia menghampiri Nayya dan langsung duduk disampingnya. Nayya yang kaget melihat Derren tiba-tiba duduk disampingnya, ingin bangkit tapi ditahan oleh Derren.
"Sebentar, ada yang mau gue tanyakan" ucap Derren menghentikan Nayya.
Mendengar itu Nayya kembali duduk dan menunggu apa yang ingin ditanyakan Derren.
Derren diam beberapa saat dan bertanya "gue ada buat salah ya? Sampai kamu menghindari gue".
"Engga, aku ga menghindari kamu"
"Tapi gue merasa begitu. Kenapa? Gue ada salah?" Tanya Derren sambil menoleh.
Nayya berpikir sebentar, mendengar itu Nayya jadi berpikir apa benar ia menghindari Derren. Setelah diingat kembali memang ia berusaha menghilangkan pikirannya dari rasa penasaran terhadap Derren. Ia tak berniat menghindari Derren tapi sepertinya malah terlihat seperti itu. Nayya pun menundukkan kepalanya "aku engga menghindari kamu, cuma memang ada yang mengganggu pikiranku dari kemarin" ucap Nayya.
"Apa?" tanya Derren langsung.
Nayya menoleh menatap mata Derren "kamu itu sebenarnya apa?" Tanya Nayya.
Pertanyaan Nayya menyentak pikiran Derren. Ia kaget atas pertanyaan yang dilontarkan Nayya. Pertanyaan ini benar-benar diluar dugaannya. Derren bingung harus menjawab apa. Mengapa Nayya bisa bertanya seperti ini? Tidak mungkin Nayya mengetahui sesuatu tentang dirinya.
Derren berusaha mengontrol ekspresi dan nada suaranya "gue itu apa? Kenapa tanya begitu?" Tanya Derren balik.
Nayya berdehem sebentar "aku merasa ada yang berbeda dari kamu dan itu berhasil buat aku selalu merasa bingung. Kamu kadang bicara dengan baik ke aku seperti sekarang tapi adakalanya kamu juga bicara dingin dan acuh ke aku. Itu buat aku bingung akan sikap kamu. Makanya aku bertanya, kamu itu sebenarnya apa?" jelas Nayya.
Nayya memberanikan diri mengungkapkan apa yang menggangu pikirannya. Nayya tidak ingin merasa bingung terus menerus akan sikap Derren.
Derren terdiam, pikiran dan hatinya lega setelah mendengar perkataan Nayya. Ini menandakan Nayya tidak menaruh curiga tentang siapa dirinya sebenarnya. Tapi rasa bingung langsung menyergap pikiran Derren. Ia bingung harus menjawab apa atas pertanyaan Nayya.
Derren masih sibuk dalam pikirannya dan Nayya masih setia menunggu jawaban Derren.
"Permisi, dengan mba Nayya?" Sebuah suara pria menginterupsi. Nayya dan Derren serempak menoleh kearah suara itu.
"Iya dengan saya sendiri. Maaf ada apa ya mas?" Tanya Nayya sambil berjalan mendekat ke arah suara pria yang memanggilnya.
"Ini mba ada kiriman buket bunga untuk mba Nayya. Mohon diterima" ucap pria itu sambil menyerahkan buket bunga.
Nayya menerima buket bunga "dari siapa ya mas? Saya ga pesan bunga. Mungkin salah kirim mas".
"Maaf mba saya hanya diminta untuk mengantarkan saja kepada mba Nayya. Permisi mba" ucap pria itu lalu pergi begitu saja dari hadapan Nayya.
Nayya mengamati buket bunga yang ia terima. Mencari apakah ada kartu pengirim atau petunjuk siapa yang mengirimnya. Tapi tidak ada apa-apa, baik kartu atau petunjuk apapun. Membuatnya bingung siapa pengirim buket bunga ini. Saat ini, ia bukan di rumahnya tapi di villa Jevin. Siapa yang niat sekali mengirim bunga padanya sampai sini?
"Siapa Nay?" Suara Derren menyadarkan Nayya. Nayya berbalik dan menghampiri Derren.
"Engga tau, ada yang kirim bunga tapi ga tau dari siapa. Ini aneh banget masa kirim bunga sampai sini" ucap Nayya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Choice
VampireDingin. Itulah kesan pertama yang Nayya rasakan dari seorang Derren. "Mengapa kamu begitu dingin? Apakah kamu selalu seperti ini?" Tapi, entah mengapa Nayya yakin Derren pasti memiliki sisi yang lain selain dingin. Terpaku. Itu yang Derren rasakan...