Bag. 18 - Liburan

4 1 0
                                    

Ujian telah selesai, Ravi dan Rissa keluar kelas lalu menghampiri Nayya dan Derren yang berdiri di depan kelas. Begitu sampai, Rissa merasakan hawa dingin dan keheningan diantara Nayya dan Derren. Rissa menyenggol lengan Ravi dan bertanya ada apa diantara Nayya dan Derren dengan ekspresinya. Ravi hanya mengangkat bahunya memberi tanda kalau ia juga tidak tahu.

Rissa pun membuka suara "Nay, udah lama nunggu di sini ya?"

Mendengar suara Rissa, Nayya menengok dan menjawab "engga kok Ris".

Lalu suasana kembali hening. Tak lama Rion ke luar kelas dan berdiri disamping Ravi. Disusul dengan kedatangan Jevin, Julian, Bara dan Deka. Kedatangan Bara dan Deka diiringi dengan gerutuan mereka.

"Ck, soal ujiannya ga ada yang lebih susah lagi? otak gue rasanya bisa keluar api" gerutu Deka begitu sampai dihadapan yang lain.

"Iya, susah banget soalnya. Padahal hari terakhir tapi kenapa susah banget ya. Otak gue udah berasap nih" ucap Bara.

"Wah kalau gitu harus telepon pemadam nih sebelum terjadi kebakaran hahaha" sahut Rion sambil tertawa.

"Nanti yang ada setelah pemadam datang terus disusul polisi. Karena dikira kita melakukan pengaduan palsu. Bisa dibui gue. Ogah banget" ucap Deka sambil bergidik ngeri.

Yang lainnya tertawa ringan mendengar penuturan Deka kecuali Derren.

"Gue ada ide, karena ujian udah selesai dan kita ada waktu libur selama 1 Minggu. Bagaimana kalau kita liburan" ucap Jevin memberi ide.

"Ide bagus tuh, kita udah lama ga liburan bareng-bareng" sahut Lian.

"Harus jelas mau kemana? transportasinya gimana? Biar engga jadi wacana doang" timpal Rion dan disetujui yang lain.

"Ke villa keluarga gue aja. Nanti gue izin orang tua gue. Transportasinya nanti gue juga deh" ucap Jevin.

"Beneran Jev?" Tanya Rissa semangat.
Dan dijawab dengan anggukan oleh Jevin.

"Ya udah kita ke villa Jevin aja. Asap diotak gue harus segera dipadamkan dengan liburan. Kuy kita liburan!" Ucap Bara antusias.

"Yang lain setujukan?" Tanya Bara.

Deka, Rissa, Rion, Lian dan Ravi mengangguk setuju. Begitu pula dengan Nayya "iya aku setuju" ucapnya.

Tetapi…

Semua serempak menengok ke arah Derren menanti tanggapannya. Derren yang ditatap semua temannya dengan tatapan penuh tanya dan mohon merasa sedikit risih, sampai akhirnya hanya bisa berdehem dan mengangguk setuju.

"Asaa! Fix kita liburan bukan hanya wacana club" ucap Bara semangat.

"Oke, kita udah sepakat liburan. Kalau gitu kita berangkat besok ya. Kita kumpul di halte depan sekolah pukul 9. Untuk makanan kalau ada yang mau bawa bahannya boleh dibawa. Nanti kita juga bisa belanja bahannya sekalian diperjalanan" jelas Jevin.

"Oke" dijawab serempak oleh yang lain.

Nayya teringat dengan Oliv. Nayya berniat mengajak Oliv. Ia pun bertanya pada yang lain "hmm… kalau aku ajak Oliv boleh ga? Supaya yang perempuan bukan aku dan Rissa doang"

Mendengar itu Rissa mengangguk setuju "iya boleh tuh Nay, ajak Oliv".

"Boleh Nay ajak aja, makin ramai makin seru" ucap Jevin.

"Kalau gitu nanti aku kabari lagi ya Oliv ikut atau engga" ucap Nayya diiringi dengan senyumnya. Nayya senang bisa mengajak Oliv. Ia tinggal bertanya apa Oliv bersedia ikut atau tidak. Yang kebetulan Oliv sudah pulang lebih dahulu, tadi ia sudah pamit tidak bisa pulang bareng Nayya.

My ChoiceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang