Derren yang berjalan jauh di belakang Nayya tak melihat keberadaan Nayya merasa aneh, ia malah melihat keramaian diujung gang. Derren pun berjalan mendekat ke dalam gang dan menyadari di sana ada Nayya dengan segerombolan siswi. Derren pun berjalan mendekat.
"Bubar, jangan bikin ribut di sini" ucap Derren dingin sambil membuka tudung hoodie yang dipakainya.
Mereka pun kaget melihat kehadiran Derren.
"Derren, sedang apa di sini? Kamu mau pulang ya?" tanya siswi yang menggunakan kaos.
"Pergi sana, jangan bikin ribut" ucap Derren dingin sambil menatap tajam siswi tadi.
"Ah iya-iya kita pergi, sampai jumpa Derren" jawab siswi tadi sambil tersenyum kecut dan sedikit takut melihat tatapan tajam Derren.
Para siswi itu pun bergegas pergi dengan tetap menatap tajam dan sinis pada Nayya dan Oliv. Mereka merasa apa yang telah mereka rencanakan gagal karena kedatangan Nayya.
Derren yang terus menatap sinis memperhatikan para siswi itu pergi menjauh tak menyadari kalau Nayya sudah memanggilnya berkali-kali.
"Derren.. Derren.. kamu kenapa ada di sini?" tanya Nayya dengan wajah bingung sambil melambaikan tangan di depan wajah Derren.
Darren tersentak kaget."Oh, gue di sini. Heemm.. gue mau itu.. mau pulang, lewat sini" jawab Derren terbata.
"Jadi, rumah kamu didekat sini? Makasih ya Derren udah bantuin aku sama Oliv" ucap Nayya dengan senyum manis.
"Iya, sama-sama" jawab Derren dengan masih tersisanya ekspresi kaget.
"Derren, makasih banyak ya udah bantuin aku. Makasih banyak" ucap Oliv dengan kepala tertunduk tak berani menatap Derren.
Derren berhasil mengontrol ekspresinya "Iya sama-sama" jawab Derren datar.
"Nayya, makasih banyak ya kamu bantuin aku, maaf ya aku bikin kamu terlibat. Kamu gapapa kan Nay? Sekali lagi maaf dan makasih banyak Nay" ucap Oliv dengan tangan gemetar dan memegang tangan Nayya.
"Iya Liv, kamu harus hati-hati. Ah atau kita pulang bareng? Gimana kamu mau ga Liv?" tanya Nayya sambil menenangkan Oliv.
"Pulang bareng? Boleh Nay kalau kamu ga keberatan pulang bareng aku" jawab Oliv dengan senyum diwajahnya, karena baru kali ini ada yang mengajaknya pulang bersama.
Nayya tersenyum dan menggenggam tangan Oliv. Nayya pun merasa sangat senang mendapat teman pulang bersama dan tak perlu berjalan sendirian ketika pulang sekolah.
Melihat yang dilakukan Nayya pada Oliv membuat senyum tipis terbit dibibir Derren. Senyum itu sangat terlampau tipis sampai tidak dapat disadari oleh Nayya dan Oliv.
Nayya yang melihat Derren hanya terdiam menjadi penasaran bagaimana Derren bisa ada di sini.
"Kamu kenapa bisa ada di sini? Rumah kamu di daerah ini?" tanya Nayya.
Derren pun menjawab dengan datar "iya rumah gue di daerah sini. Yaudah gue duluan ya, bye".
Derren langsung bergegas pergi meninggalkan Nayya dan Oliv sambil memasang tudung hoodie dikepalanya.
"Ah iya.. hati-hati Ren" sahut Nayya.
Derren yang mendengar ucapan Nayya hanya diam dan tetap berjalan. Akhirnya Nayya dan Oliv juga meninggalkan gang kecil itu dan pulang bersama.
#
Sejak sampai di rumah Derren hanya terdiam duduk di kamarnya. Pikirannya penuh pertanyaan memikirkan perlakuannya pada Nayya di sekolah tadi. Mengapa ia sendiri melakukan itu tepat di depan yang lain. Membuatnya merasa malu dan tidak habis pikir dengan dirinya sendiri. Derren juga merasa bingung dengan apa yang dilakukan siswi-siswi tadi pada Oliv saat pulang sekolah. Apa yang akan mereka lakukan terhadap Oliv? Hal itu terus mengganggunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Choice
مصاص دماءDingin. Itulah kesan pertama yang Nayya rasakan dari seorang Derren. "Mengapa kamu begitu dingin? Apakah kamu selalu seperti ini?" Tapi, entah mengapa Nayya yakin Derren pasti memiliki sisi yang lain selain dingin. Terpaku. Itu yang Derren rasakan...