- Malais -
Rumah itu seperti apa? Bagaimana arti pulang yang sesungguhnya? Dan memang benar, utuh adalah segalanya
----
Target Per Chapter, 500 Pembaca, 200 Vote, 100 Komentar.
Aku update next nya kalau udah terpenuhi target nya, jadi yang baca tolong vote sama komen nya ya ditunggu!! Thank you.
----
Rekomendasi lagu, Bunda by (Melly Goeslaw)
----
Chanyeol berjalan ke arah dua orang temannya yang sedang sibuk bermain kartu remi. Pria itu mendudukkan tubuhnya di dekat Sehun lalu memakan buah anggur.
Penampilan Chanyeol masih sama, semenjak Baekhyun pergi dari rumah memang Chanyeol tidak pernah terlihat fresh dan bahagia.
Penampilannya yang berbanding terbalik dengan dulu bahkan membuat sebagian karyawan kantornya bertanya-tanya.
Mereka semua ingin bertanya mengapa Chanyeol menjadi seperti orang stres, hanya saja para karyawan Chanyeol tak punya keberanian untuk menanyakan hal itu.
Kai yang menyadari keberadaan Chanyeol tertawa pelan sembari memperhatikan temannya. "Udah brewokan, cukur kek biar kayak muda lagi."
"Umur gue masih 39, masih muda kok." Jawab Chanyeol, acuh dengan apa yang dikatakan Kai tadi.
Padahal Chanyeol bukanlah tipe pria yang akan membiarkan bagian wajahnya brewokan. Ditambah Baekhyun juga dulu suka mengomel ketika Chanyeol menumbuhkan bulu di sekitar dagu nya.
"Muda tapi kok udah kayak 50?" Timpal Sehun. "Kerutan dimana-mana, belum lagi mata panda. Ancur lo ancur, Yeol."
"Yaelah, baru tau gue ancur begini? Waras lagi paling pas Baekhyun udah ketemu."
Kai menghela nafasnya, dipikir-pikir Park Chanyeol ini sangat kasihan juga. "Udah tujuh belas tahun, gak kerasa ya? Gue pikir Baekhyun bakal balik lagi, tapi ternyata enggak. Kayaknya dia emang pengen hidup tanpa lo."
"Sayangnya gue gak ke-trigger sama omongan lo." Chanyeol kembali memakan beberapa anggur, pria itu kemudian merogoh hapenya di saku celana.
"Ya seenggaknya sebelum Baekhyun ketemu dan gue tau alasannya. Karena gak mungkin dia pergi gitu aja sedangkan hubungan kita bisa dikatakan sangat baik." Lanjut Chanyeol.
"Iya sih, tapi kalau misalkan enggak ketemu apa masih mau nunggu? Mau sampai mati sendirian begini?" Ujar Sehun, pria berkulit putih sedikit pucat itu mengambil satu batang rokok untuk ia hisap.
"Ada Ken, gue hidup sama Ken."
"Yaelah, bukannya lo enggak dekat sama dia ya? Sok-sokan mau hidup berdua." Kai tertawa terbahak-bahak karenanya, apalagi ketika melihat ekspresi Chanyeol.
Semua orang yang berada dilingkungan dekat Chanyeol memang sangat tau bagaimana hubungan Chanyeol dengan putranya, Ken.
Tidak bisa dikatakan dekat tapi masih perduli satu sama lain.
"Gue udah beberapa kali beli buku cara dekat dengan anak, tapi gak ada yang berhasil." Ujar Chanyeol menghela nafasnya.
"Bukan dari buku harusnya, pertamanya harus dari hati. Lo sama Ken itu hampir sama persis, ibaratkan magnet negatif bertemu magnet negatif juga." Jelas Sehun, keningnya mengernyit begitu hapenya berbunyi dan di sana tertera nama sang anak, Sean.
KAMU SEDANG MEMBACA
Malais ✔
Fanfiction[END] [CHANBAEK] [SEMI NON BAKU] "Rumah itu seperti apa? Bagaimana arti pulang yang sesungguhnya? Dan memang benar, utuh adalah segalanya."