12

2K 474 235
                                    

- Malais -

Rumah itu seperti apa? Bagaimana arti pulang yang sesungguhnya? Dan memang benar, utuh adalah segalanya.

----

‼️ 800 View, 325 Vote, 250 Komentar. ‼️

Sama ya targetnya hehe. Aku yakin kalian bisa, aku update setelah kecapai. Sudah ada di draft semua ko Malais tuh, jadi tinggal up aja kalau dah sesuai. Makasih buat readerku yang suka komen, Love you readerku rajin komen yu, siapa tahu kayak dulu, dapat reward dari aku buat yang suka komen.

----

‼️VOTE DULU, BARU BACA TERUS SPAM KOMENTAR

----

"Set, Run, tolongin gue dong aduhh aduhh!" Aby berjalan sedikit sempoyongan dan membungkuk menahan sakit di perutnya.

Sean dan Kiran menatap kesal Aby yang baru saja masuk ke dalam kelas seraya memanggilnya dengan panggilan Setan dan Kirun. Itu adalah panggilan sayang Aby pada mereka berdua.

"Eh Nenek, kenapa sih Nek? Sakit apa?" Tanya Sean seraya membantu Aby duduk di tempat duduk Ken dan balik meledek Aby.

Meski sebelumnya kesal, tapi tetap ia bantu Aby untuk duduk karena gadis itu terlihat begitu pucat. Kalau tiba-tiba pingsan Sean dan Kira juga yang repot.

"Diem lu, gue lagi PMS jangan mancing emosi gue!" Ujar Aby seraya menidurkan kepalanya di atas meja. "Keandre mana? Kok belum dateng sih anak buah kesayanganku itu?"

Sean berdecak, sudah dibantu malah mengomel pikirnya.

Aby, gadis itu bukannya masuk ke kelasnya justru malah masuk ke kelas Ken dan menunggu Ken datang.

"Macet kali, atau kesiangan. Kan belum terbiasa dia sahur terus pergi sekolah." Jawab Sean.

Mereka sudah masuk sekolah, namun di bulan Ramadhan ini sekolah hanya akan berjalan sekitar dua minggu atau satu minggu. Selebihnya libur Hari Raya Idul Fitri, omong-omong sekolah memang hanya sebentar jika bulan Ramadhan.

Apalagi sekolah Ken, lebih baik kelas online agar muridnya rajin berpuasa meski tak semua siswa-siswi menjalankan ibadah puasa.

"Beliin gue makanan dong, laper belum sarapan." Pinta Aby, namun Kiran dan Sean berpura-pura tuli.

"Yuk ah mulai lagi!" Ajak Sean pada Kiran yang sedang bermain game.

Aby menatap keduanya kesal dan menggerutu, karena pasti dua bocah itu memang tak akan pernah mau dimintai tolong.

"Brengsek banget ya kalian berdua!" Umpat Aby kesal, namun Kiran dan Sean hanya tertawa pelan lalu berucap dengan kompak.

"Gak boleh menaruh dendam yang muliaaaaa!"

Aby kembali berdecak, setelahnya diam dan memejamkan kedua matanya. Berharap Ken segera datang agar bisa ia pintai tolong.

"Kenapa dia?" Ken baru saja datang ketika melihat Aby duduk di tempat duduknya.

"Biasa, tamu bulanan." Jawab Kiran yang sibuk dengan ponsel tengah bermain game. Sean juga sibuk karena kedua anak itu sedang bertanding alias mabar.

Ken menghela nafas dan mengusap dahi Aby yang berkeringat. "Ke UKS aja, mau? Nanti gue temenin."

Ken tahu, Aby paling tidak mau diam di UKS karena Kiran dan Sean selalu menakut-nakuti dirinya, jika di UKS ada hantu yang suka merintih kesakitan katanya. Dan bodohnya Aby percaya itu.

Malais ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang