- Malais -
Rumah itu seperti apa? Bagaimana arti pulang yang sesungguhnya? Dan memang benar, utuh adalah segalanya.
----
‼️VOTE DULU, BARU BACA TERUS SPAM KOMENTAR‼️
----
Kabar Ken kecelakaan sudah sampai ke telinga Baekhyun dan Chanyeol. Tapi Baekhyun masih di rumah menunggu kabar dengan gelisah. Hanya bisa berdoa karena sang suami melarangnya pergi ke rumah sakit entah karena apa.
Chanyeol bilang, Baekhyun boleh kesana ketika Ken sudah selesai di operasi. Dia menurut, namun pikirannya sudah berkecamuk. Teringat pagi tadi sebelum Ken pergi sekolah, anak itu menyempatkan mencium pipinya, menyapa adik bayi dan bercanda dengan Chanyeol.
Baekhyun tak bisa hanya menunggu di rumah, dia ingin melihat kondisi Ken secara langsung. Pasti Ken sangat membutuhkan dirinya.
Baekhyun kembali mengelus foto putra kembarnya, yang satu telah tiada dan yang satu nyawanya berada diujung tanduk. Air mata itu kembali mengalir membasahi pipi mulusnya.
"Ya Allah, kenapa harus anakku?" Baekhyun kembali bertanya-tanya, berharap menemukan jawaban dari Tuhan tapi ternyata itu sia-sia. "Jangan ambil dua-duanya, tolong jangan."
Kepergian Lean saja baru dua bulan lebih dua minggu, masih baru dan rasa berkabung pun masih ada. Hati Baekhyun masih merasakan sakit yang tak bisa ia jelaskan, dan pagi tadi dirinya kembali di hantam kenyataan pahit bahwa kembaran Leandre telah terlibat kecelakaan beruntun.
Baekhyun berjalan keluar menemui Mbak Lia dan Zaki yang duduk di ruang tengah menonton berita.
"Kecelakaan beruntun menewaskan empat orang, enam luka ringan dan dua dinyatakan kritis...."
"Bu..." Mbak Lia menyadari Baekhyun yang berada dibelakang, Zaki pun langsung mematikan televisi.
Tadi motor ringsek Ken sempat tersorot, untung saja Baekhyun tidak melihat. Zaki bahkan bergidik ngeri begitu melihat kondisi motor Ken. Kalau motornya saja sampai seperti itu, bagaimana dengan orangnya?
"Bapak bilang nanti Ibu boleh kesana setelah Dzuhur." Ujar Mbak Lia, menuntun Baekhyun untuk duduk di sofa.
Ken kecelakaan pukul tujuh lebih tiga puluh pagi tadi dan sekarang sudah pukul 10 siang, Baekhyun lebih menurut perintah sang suami karena dirinya percaya kalau Chanyeol seperti itu memikirkan kondisinya yang sedang hamil.
"Kenapa Allah terus menerus kasih cobaan ya, Mbak? Yang satu saja belum sembuh sudah di timpa lagi." Baekhyun menyandarkan punggungnya di kursi. Kembali bertanya-tanya mengapa Tuhan begitu jahat pada keluarganya.
"Saya enggak sanggup, Mbak. Saya enggak sanggup kalau harus seperti ini terus."
"Bu, yang tabah..." Mbak Lia mengelus tangan majikannya.
"Kenapa gak saya aja, Mbak? Kasihan anak-anak, apa dosa saya terlalu banyak. Saya beneran gak sanggup lagi."
Mbak Lia tidak bisa menjawab apa-apa, dirinya bahkan ikut menangis kala Baekhyun terlihat sangat putus asa.
"Saya takut Tuhan ambil Ken juga." Lirihnya.
Tidak lama dari itu, Sean dan Luhan datang. Luhan segera memeluk Baekhyun, sementara Sean yang baru saja pulang untuk berganti baju memilih duduk dan tiduran. Anak itu terlihat sangat pucat seolah baru saja melihat hal yang membuatnya trauma.
KAMU SEDANG MEMBACA
Malais ✔
Fanfiction[END] [CHANBAEK] [SEMI NON BAKU] "Rumah itu seperti apa? Bagaimana arti pulang yang sesungguhnya? Dan memang benar, utuh adalah segalanya."