19

1.5K 398 241
                                    

- Malais -

Rumah itu seperti apa? Bagaimana arti pulang yang sesungguhnya? Dan memang benar, utuh adalah segalanya.

----

‼️Ayoo dong komen nya... gasss yuu di gasss‼️

----

‼️VOTE DULU, BARU BACA TERUS SPAM KOMENTAR‼️

----

"Ma, enggak bisa tidur." Kiran mengetuk pintu kamar Ayah dan Ibunya, menyelonong masuk untuk duduk di tepi ranjang.

"Kenapa? Sudah malam loh." Kyungsoo langsung terbangun untuk menatap putranya. Memang ini sudah jam sebelas malam.

"Aku keinget Lean mulu masa."

"Doain. Lean nya di doain Kiran, biar cepat bangun."

Kiran mengangguk tapi anak itu masih di sana, ingin bilang habis mimpi buruk tapi ragu-ragu. Katanya mimpi itu hanya bunga tidur dan Kiran juga pernah membaca kalau mimpi buruk jangan diceritakan.

"Lean udah kayak Adek aku." Lanjutnya, melirik tempat tidur yang kosong disebelah Kyungsoo. Kai belum pulang dan menemani Chanyeol di rumah sakit.

"Iya, besok kita jenguk. Semoga aja Lean sudah bangun." Hati Kyungsoo juga sedang berkecamuk, rasanya melihat Baekhyun terus bersedih Kyungsoo tidak sanggup. Apalagi Baekhyun sedang hamil.

"Mah, gimana ya kalau Lean gak bisa bangun lagi?"

Pertanyaan Kiran membuat Kyungsoo terdiam, Lean bukan putranya tapi Kyungsoo merasakan kekhawatiran yang sama seperti Baekhyun. Anak itu baru saja bertemu Chanyeol dan Ken, menurut Kyungsoo Tuhan terlalu jahat pada Lean kalau dia harus benar-benar pergi.

"Lean itu akan selalu hidup Kiran, sama seperti Kakekmu yang sudah gak ada. Walaupun jasadnya terkubur tapi Mama masih merasa Kakek ada disini." Jawab Kyungsoo.

"Tapi Lean masih muda loh, Mah? Masa mudanya cuma dihabiskan buat berobat dan diam di rumah, makanya lihat Lean sekarang yang koma rasanya dunia gak adil sama dia."

"Ya terus gimana? Gak ada cara lain selain berdoa, doakan keluarganya semoga tabah dan Lean cepat sembuh."

Kiran berdecak, jadi ingat perkataan Ken yang sedang kacau kalau dia berdoa setiap saat tapi tidak pernah di dengar.

"Mama juga sama, Mama merasa ini gak adil untuk Lean. Tapi kita gak boleh begitu, ketetapan Allah itu pasti tetap ada hikmahnya." Kyungsoo menggenggam tangan putranya. "Lihat tuh Bundanya Lean, berdoa terus gak putus-putus."

"Ya padahal gak didengar ya..."

"Eh, gak boleh gitu." Kyungsoo memukul pelan tangan putranya. "Allah itu tau yang terbaik."

"Tapi kan Ken berdoa mulu, terus ngaji setiap saat supaya Lean sembuh eh malah makin parah tuh. Tuhan gak dengar doanya Ken, apa karena Ken banyak dosa ya?"

Kyungsoo memijit pelipisnya pelan, putranya ini benar-benar. Kyungsoo tau pikirannya sedang sama kacaunya maka dari itu tidak bisa berfikir jernih dan hanya bisa menyalahkan Tuhan.

"Takdir seseorang itu kan gak bisa di ubah Kiran, sama kayak kematian. Kalau sudah saatnya ya dia akan pergi, kalau belum ya seberapa parah pun penyakitnya dia akan tetap tinggal bersama kita." Jelas Kyungsoo.

"Bisa aja sebelum Lean yang kelihatannya udah parah banget malah Mama duluan yang sehat-sehat begini, kan enggak ada yang tau maut itu datang kapan." Lanjutnya.

Malais ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang