"Apa mau mu dengan mengirimkan foto ini"
"I just want to let you know, gimana kalau anak seorang petinggi adalah seorang gay. Mungkin bakalan heboh"
Ayah Gavin sedang berada di luar negri sekarang dan mendapat email dari orang yang tak di kenal. Isinya? Tentu foto-foto kemesraan Gavin dengan Akbar yang tidak dia tau.
Sejak kapan anaknya itu menjadi gay?
"Omongkan baik-baik hal ini dengan anakmu, kabarin lagi gimana hasil berantem kalian. Hahahaha pasti bakalan seru. See you!" Dan di panggilan di putus secara sepihak.
Kepalanya pening dan pusing. Dia ingin memperbaiki hubunganya dengan anaknya, tapi kenapa selalu ada saja hal-hal gak terduga kaya gini. Mungkin karma? Atau gimana?
Dia akhirnya memutuskan untuk pulang, membatalkan semua kegiatanya.
"Please cancel all my meeting. I've something urgent" dan dengan segera memesan tiket pesawat langsung menuju Indonesia.
Di tempat lain, Gavin dan Akbar bertemu dengan Haris dan Rasya. Agak hera juga, sejak kapan Haris dan Rasya dekat, cuman tidak terlalu di gubris oleh Gavin.
Mereka berkumpul setelah keduanya selesai kelas di sebuah cafe dekat dengan kampus Gavin.
"Sejak kapan lo deket sama dia" tamya Gavin. Melihat Rasya dan mengingat apa yang dia perbuat dulu, masih membuatnya tidak suka dengan dia.
"Lo jangan liatin anak orang kaya begitu, santai aja, udah jinak dia gabakalan macem-macem" jelas Haris. Yah kasian Rasya juga yang di pelototin sama Gavin, dia jadi kikuk dan sedikit bersembunyi di ke arah Haris.
"Gua jaga-jaga aja. Oh iya, minta tolong beberapa anak-anak buat ngintai Draven. Soalnya gimanapun juga gua masih curiga perihal dia ketemuan sama seseorang di hotel waktu itu" jelas Haris.
Mengeluarkan amplop, diberikanya benda persegi itu ke Gavin. Di bukanya dan terlihat beberapa foto yang lumayan mencurigakan. Akbar juga ikut mengintip isi foto itu.
"Bentar-bentar. Kalian itu lagi ngomongin kak Draven? Kenapa?" Saut Akbat kali ini. Dia gak paham sama sekali kenapa Draven disebut-sebut?
"Inget kalau aku pernah nyuruh kamu buat jauhin dia? Dia itu manusia licik Bar, yang waktu itu nyuruh Rasya mata-matain kamu juga dia" jawabnya serius menatap Akbar. Yah dia tau Gavin mode serius kaya gimana jadi Akbar menahan diri untuk kepo tentang kepentingan mereka berdua.
Disela-sela itu, Akbar melihat di handphone, terdapat pesan baru dari si kembar. Kalian ingat Kiki Caca? Yang akhir-akhir ini menghilang setelah liburan semester lalu. Akbar sempat mencari keberadaan mereka namun tiba-tiba saja tidak ada yang aktif dari nomer mereka. Bahkan sosmed mereka tidak ada kabar terbaru. Sempat membuat Akbar bertanya-tanya cuman ya Akbar pikir mungkin mereka ada urusan.
"Mas" panggil Akbar. Yang terpanggil langsung menengok.
' mas, gemes banget dia manggil mas ' batin Gavin tapi harus tetap cool hahaha.
"Hm? Kenapa? Kamu laper?" Tanya Gavin menanggapi panggilan Akbar. Masih seperti biasa dengan nada kalem dam selembut mungkin. Memanjakan Akbar seperti biasanya.
"Bukan, bukan itu. Aku diajakin Kiki sama Caca buat ke pantai. Boleh ga aku ikut? Udah lama juga ga ketemu Kiki sama Caca aku" cerita Akbar menjelaskan. Pesan yang dia terima tadi dari Caca, mengajaknya main ke pantai katanya karena kangen juga.
"Kapan mainya? Mau aku anter sekalian?" Gavin menawarkan diri. Berniat ikut sekalian sebenernya karena dia juga sudah lama gak ke pantai. Tapi melihat geriknya Gavin gabisa ikut.
KAMU SEDANG MEMBACA
LET THE RIGHT ONE SEE [ON GOING]
RomansaAkbar Wardana, mahasiswa Perhotelan chubby dan gendut yang ceria. Bertemu dengan Gavin Narendra, salah satu "10 Dewan Elit" yang ternyata berbeda 180° diluar kampus! Another BL Story yang mungkin klise dan pasaran. Untuk judul dan cover kali ini d...