"Ha? Tinggal sama kakak?" tanya Akbar, dia sedang di kamar sekarang, di temenin sama Haris setelah mereka seharian muter jalan-jalan buat kulineran.
Tenang aja, Haris berperilaku baik disini, bener-bener kek bodyguard.
"Iya, selama UAS dan libur UAS, aku mau kasih tau nanti sehabis aku pulang, tapi kamu jawab dulu, kamu mau apa ngga?" Jawab Gavin di seberang sana.
Tinggal bersama Gavin?
Ga bohong juga Akbar pernah bayangin di setiap bangun tidurnya, muka Gavin yang pertama dia liat. Tapi kalau kek gini? Entah kenapa Akbar malah ragu.
"Beneran gapapa? Ada ayahmu kan dirumah, aku gaenak sama orang rumah mu" jawab Akbar hati-hati. Takut menyinggung Gavin atas penolakan halusnya.
"Udah, lo terima aja, bokapnya bakalan pergi jauh dan mungkin balik lagi beberapa bulan" jawab Haris yang menjawab sambil bermain HP. Uhh gimana ni? Akbar terima apa ngga?
"Jadi? Mau apa ngga? Aku juga ga maksa tapi aku berharap kamu mau, sms aja keputusan mu lewat chat. Aku harus pergi dulu" Dan sambungan pun terputus.
Akbar bingung, duh siapa si yang gamau? Tapi? Akh!!!
"Udah lah lo terima aja apa susahnya" tandas Haris.
"Lagian enak kan, serumah sama pacar. Trus lo bisa cuddlean cipokan trus nge-anjing!"
"Heh sembarangan mulut mu!"timpuk Akbar memotong perkataan Haris malu dengan ucapan sembrononya. Mukanya sampai merah malu. Aish dasar Haris!!!
Tapi dipikir, dia juga ingin tau apa yang pengen Gavin sampaikan. Dan akhirnya Akbar mengirim pesan bahwa dia menyetujui untuk tinggal bersama. Tentu dengan syarat dia tidur sendiri tanpa sekamar dengan Gavin.
Dia masih canggung untuk itu, bagaimanapun mereka masih saling mengenal satu sama lain. Lebih tepatnya degdeg an si. Karena dia ga pernah sedeket ini dengan seseorang. Akh! Akbar malu sendiri membayangkanya.
Dan hal itu menjadi bahan godaan Haris.
Dari semenjak itu, dia sering sekali mendapatkan godaan dari Haris tiap harinya. Iya, bener-bener tiap hari. Haris ijin tiga hari untuk menemani pacar sahabatnya itu, dan mengikuti kemanapun Akbar berjalan. Di toilet pun di ikutinya (walau ga ikut masuk ke dalem toiletnya) hanya saat Akbar di dalam kelas saja Haris tak mengikuti Akbar.
Tentu saja itu adalah protokol keamanan atas perintah tuan baginda pangeran Gavin yang terhormat yang menitahkan tugas mulia tersebut kepada Haris. Tentu saja bayaranya tak tanggung-tanggung. Cukup Gavin dan Haris saja yang tau bisnis ini, kalian gausah kepo.
Hingga hari ini, benar-benar tak ada yang mengganggu Akbar. Lebih teoatnya tak berani mengusik dan hanya melihat dari jauh. Tentu saja tetap ada gunjingan di sana kemari karena hal ini dan membuat Akbar benar-benar semakin terkenal sekarang.
Kalau dibuat majalah, Akbar akan menjadi model foto sampul sebagai bagian dari hot news hingga beberapa hari atau bahkan bulan kedepan.
"Habis ini mau langsung kerumah Gavin atau ganti baju dulu?" tanya Haris ketika mereka dalam perjalanan menuju mobil Haris. Hari ini Gavin sudah kembali dari pertemuanya itu. Dan hari ini juga Akbar langsung pindah ke rumah Gavin.
"Pulang dulu aja kak, mau beresin barang2 yang mau di bawa kesana juga"
"Kosan mu kosong, semua barang termasuk kasur dan lainya udah di angkut sama tuan muda Gavin yang terhormat kerumah nya."
Ha?! Semua nya?
"Semuanya kak? Beneran?" tanya Akbar.
"Iya lah, tau tu orang napa ribet amat idupnya. Katanya biar Akbar tetep berasa di kosan sendiri, takutnya Akbar ga ngerasa nyaman. Hilih bicit yang bucin" masih aja ni Haris ngecibir. Kamutu cemburu atau gimana si Ris?
KAMU SEDANG MEMBACA
LET THE RIGHT ONE SEE [ON GOING]
RomanceAkbar Wardana, mahasiswa Perhotelan chubby dan gendut yang ceria. Bertemu dengan Gavin Narendra, salah satu "10 Dewan Elit" yang ternyata berbeda 180° diluar kampus! Another BL Story yang mungkin klise dan pasaran. Untuk judul dan cover kali ini d...