part 4: Hidup itu menyebalkan! 2

6.5K 842 160
                                    

Ini jam istirahat, Akbar menuju ruang ganti untuk mengganti kitchen coat nya dengan seragam biasa. Hari yang melelelahkan setelah pastry class.

Hari libur kemarin saat Akbar menginap di rumah Gavin, tidak terjadi apa-apa.

Iya lah, kalian emang ngarepin apaan?

Hanya saja Akbar agak terkejut disaat bangun, Gavin tidak memakai pakaianya (shirtless) dan memeluk badan tambun nya. Demi apapun itu pemandangan yang gak bisa di jelasin bahkan oleh author yang jomblo ini :')

Bayangin aja, ada cogan shirtless meluk elu? Omg :')

Namun selepasnya gaada hal lain sampai akhirnya Akbar memilih pulang pagi itu. Lagian Gavin juga mendapat telepon karena di undang di sebuah SMK pariwisata untuk menjadi salah satu pengisi acara di sekolah tersebut, mendemokan beberapa teknik memasak.

Akbar menuju kantin sekarang, karena lapar sangat dia membeli beberapa snack tambahan juga untuk mengisi perutnya. Oh ditambah beberapa es!

Dan Akbar menikmati semua makananya dengan hikmat sendirian sambil menunggu kelas selanjutnya.

Setelah menghabiskan makananya, dia membawa nampan makananya itu kembali ke sang pemilik kantin, Tapi dia malah jatuh tersungkur. Membuat suara riuh karena piringnya jatuh dan terpecah melukai beberapa bagian tanganya.

"Hahahahaha! Gajahnya nyusruk guys! Makanya punya mata tu liat-liat bawah lu. Atau ga keliatan karena ketutupan perut lu? Hahahaha!" kata salah satu mahasiswa yang membuatnya terjatuh.

Itu sungguh keterlaluan. Tapi sekali lagi dia cuman bisa diem membereskan barang-barangnya yang berserakan. Tapi seketika itu, ada tangan yang membantunya membereskan peralatan makan dan barang-barang Akbar.

Itu tangan Gavin.

"Siapa yang tadi bikin kamu nyusruk?" tanya Gavin selepas dia selesai membereskan barang-barang Akbar. Gavin kembali ke mode aku-kamu nya kembali.

"Kenapa kamu diem! Jawab siapa yang bikin kamu sampai jatuh gini!" sentak Gavin saat dia tak menerima jawaban apapun dari Akbar. Akbar hanya diam tak ingin menambah masalah menjadi lebih panjang.

"Udahlah kak, gapapa. Jatuh doang, gausah di perpanjang, paling dia ga sengaja jadi biarin aja kak." senyum Akbar membalas sentakan Gavin dengan tetap senyum.

Bahkan di tindas dan di permalukan seperti ini dia masih bisa memaafkan orang lain. Gavin tidak suka sifat Akbar yang ini, yang membiarkan dirinya di tindas orang lain.

Gavin yang selama ini selalu memperhatikan Akbar dari jauh tak terima akan hal ini. Ketika orang yang akhirnya bisa dekat denganya di tindas.

"Buat kalian yang ganggu Akbar mulai dari sekarang bakalan berurusan dengan gue. Paham?!" umum Gavin. Memancing para manusia di kantin itu menatap aneh Gavin. Gavin? Akbar? Apa hubungan mereka berdua sampai Gavin bikin pengumuman absurd begitu.

"Apasi kak, jangan berlebihan" jawab Akbar pelan menarik kitchen coat Gavin agar segera pergi dari sini. Menghindari tatapan mengintimidasi lautan manusia itu yang menatap Akbar semakin tak suka karena dekat dengan Gavin.

"Kamu ikut aku" final Gavin menarik lengan Akbar meninggalkan kantin.

Akbar gak ingin menambah masalah, dia hanya menuruti keinginan Gavin. Mengikutinya ke arah clinic kampus, jarang ada yang kesana kecuali jika ada insiden kecelakaan saat praktek kitchen

Akbar gugup, ini kenapa dia dibawa kesini. Maksudnya, berdua di tempat sepi dengan emosi Gavin yang masih tinggi tanpa tau kenapa dia bisa sampai emosi seperti ini. Kan yang di bully Akbar kok Gavin yang marah?

LET THE RIGHT ONE SEE [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang