"Buat cook, ujian praktek besok bakalan ambil tema japanese. Kamu mau masak apa?" tanya Gavin. Ujian di kampus Akbar dan Gavin adalah kampus yang mengutamakan praktikum.
Dan disini mereka sekarang, sedang berbelanja membeli beberapa keperluan buat latihan. Tentu Akbar bersama Gavin, sedangkan Haris? Dia malah disuruh mengembalikan barang-barang Akbar. Haha kasian sekali nasib mu nak.
Haris tentu aja ngomel, berasa kaya babu banget di suruh mulu sama si Gavin. Tapi tak sebego itu, Haris minta imbalan lah.
"Iye iye, ntar motor lo gue yang biayain" jawab Gavin. Asik ga tuh punya bestfriend macem Gavin haha.
Dan Haris udah di kos Akbar sedari tadi. Mengawasi orang-orangnya yang bekerja memindahkan barang milik Akbar ke dalam kos nya kembali.
" Akbar pindah ya?" coba tebak ini siapa yang ngobrol?
"Bukan urusan lo" jawab Haris. Ketus? Ya kalau dengan orang lain beginilah Haris. Malas dan terlalu malas meladeni orang baru.
Lebih baik dia fokus mengawasi orang suruhanya yang memasukan dan menata kamar Akbar seperti semula.
Draven tak suka dengan sikap orang ini, menyebalkan dan bahkan tak sopan.
"Punya mulut tu di jawab" tukas Draven.
"Jadi tetangga jangan kepo" pedas Haris. Benar-benar malas meladeni orang yang ada di sebelahnya.
Draven diam, tapi tak berpindah, masih dengan posisi berdirinya dan memperhatikan orang lalu lakang memasukan barang Akbar.
"Ku pikir Akbar pindah, udah terlanjur seneng juga padahal" lanjut Draven. Itu berhasil mencuri perhatian Haris, dia merasakan aroma ketidaksukaan.
"Maksud lo apaan, oh lo pasti salah satu fans Gavin kan?" tebak Haris namun dengan raut yang nampak sama sekali tak bersahabat. Raut mukanya syarat akan emosi.
"Haris, ayola santai aja. Jan tegang gitu muka lo" senyum Draven, senyum licik.
"Lo tau nama gue?" heran Haris, apa dia pernah ketemu sama orang ini? Dimana?
"Cukup mengecewakan lo ngelupain gue Ris, masa lo lupa sama gue? Kalau gitu gue ingetin lagi" mukanya sombong dengan sedikit tersenyum dan sedikit menipiskan matanya, tak lupa uluran jabat tangan mencurigakan itu.
"Draven Zake Zuver"
Diam, cukup satu nama dan Haris mengingat manusia satu ini. Siapa yang gatau Draven? Salah satu Dewan Elit di kampus Gavin dan Akbar. Tapi yang orang-orang gatau adalah siapa jati diri Draven.
Manusia bermuka manis dengan raut sopan terhadap orang baru, serta seseorang yang loyal dan murah hati adalah iblis sesungguh nya. Yang bahkan membunuh salah satu saudara kembarnya sendiri hanya karena menyukai Gavin.
Griffin Zake Zuver.
"Well harusnya kita bisa ngobrol lebih banyak lagi. Tapi gue sibuk, daaah selamat beres-beres" dan dengan begitu Draven pergi memasuki kamarnya. Ini gawat!
*****
Haris sampai dirumah dan sudah menemui Gavin dan Akbar sedang berkutat di kitchen. Menghampiri keduanya, Haris duduk di meja makan menunggu keduanya selesai dengan kegiatan memasak mereka ini.
"Kamu dateng di saat yang tepat, nih cobain aku nyoba masak Chaliapin steak don."suruh Akbar dan menyodorkan semangkuk besar nasi dengan daging steak yang tebal namun terlihat empuk itu, tak lupa dengan garnish berupa demi glace sauce yang di tumis bersama onion. terlihat sangat sederhana namun sangat menggugah selera.
KAMU SEDANG MEMBACA
LET THE RIGHT ONE SEE [ON GOING]
RomanceAkbar Wardana, mahasiswa Perhotelan chubby dan gendut yang ceria. Bertemu dengan Gavin Narendra, salah satu "10 Dewan Elit" yang ternyata berbeda 180° diluar kampus! Another BL Story yang mungkin klise dan pasaran. Untuk judul dan cover kali ini d...