Part 12: TEROR!

5.1K 616 77
                                    

Gavin dan Akbar sedang menjalani ujian akhir semester mereka sekarang. Tentu dengan jadwal mereka yang berbeda, terkadang mereka berangkat terpisah.

Gavin dan Akbar pun memilih sekamar dan sekasur, bayangkan betapa uwunya itu, ketika pertama membuka mata saat bangun dan yang kamu liat adalah orang blasteran surga.

Ini baru di sebut spoiler surga :)

Akbar pun juga sedikit tenang dengan ini, walau bukan berati sudah tak ada yang membully nya, setidaknya tak separah hari biasa.

Semua orang berlomba mendapatkan nilai terbaik, karena tak jarang ajang UAS di gunakan sebagai pemilihan seorang Dewan Elit kampus, begitu juga Akbar.

Ah tapi dia hanya mengincar nilai baik saja, bukan menjadi anggota Dewan, bisa dapat nilai bagus dalam ujian praktik pun ia bersyukur.

Dalam setiap ujian, para penguji bukanlah pengajar dari kampus mereka sendiri. Namun memang orang orang yang ahli dalam bidang masing-masing sehingga penilaian bisa sangat akurat dan tak ada tumpang tindih karena anggapan "mahasiswa yang menjadi kesayangan dosen".

Setiap harinya pun yang di lakukan Akbar dan Gavin lebih banyak terfokus dengan latihan memasaknya dengan Haris yang 'numpang makan' sebagai juri dan juga training awal beladiri sebelum nantinya setelah ujian Akbar akan di gembleng habis-habisan.

Bucin-bucin juga Gavin masih tau prioritas yang di butuhkan kesayanganya itu.

Pada saat awal, tentu saja Akbar mengeluh, selama ini dia hanya tau belajar makan tidur, tak pernah olahraga sedikit pun. Bergerak saja malas.

Dan sekarang tiada hari tanpa jogging selama 15 menit tiap pagi buta nya, dengan jarak yamg di tempuh berbeda-beda setiap harinya.

Badanya serasa remuk semua!

Tapi ada satu hal yang menjadi penyemangatnya.

" paling ngga aku kurus dan bersih biar ga dekil malu-maluin kak Gavin"

Tekadnya dah bulat mengingat tujuanya. Dia benar-benar ingin di pandang paling tidak 'sedikit' pantas bersebelahan dengan Gavin.

Hari-harinya emang tenang akhir-akhir ini. Tapi itu juga ngebuat kadang Akbar sedikit was-was.

Setiap dia jogging, Akbar ngerasa bahwa ada yang mengikutinya, seseorang yang memakai topi dan masker hitam dan jaket denim. Menaiki sepedah dan mengikuti langkah nya.

Bahkan ketika Akbar berganti rute jogging nya, orang dengan pakaian sama dan sepeda yang sama muncul berkali kali.

3 hari pertama mungkin Akbar masih bisa positif thinking tentang ini, tapi bahkan hingga Akbar selesai UAS hal itu tetep terjadi.

Akbar ga ingin gegabah langsung, dia menceritakan hal ini ke Gavin dan Haris akan hal ini.

"Lo bisa liat mukanya ga? Atau kriteria lain tentang postur badanya?" tanya Haris, menoleh ke Arah Gavin untuk memastikan bahwa pikiran mereka tentang siapa tersangka di balik diikutinya Akbar ini.

"Aku ga yakin, tapi dia punya mata tajem, mukanya ga keliatan full si soalnya make masker. Terus apa ya? Aku gatau perkiraan tingginya soalnya dia make sepeda dan posisinya bungkuk banget. Tapi kaki dia panjang." jelas Akbar. Mengingat benar-benar tentang ciri-ciri orang yang mengikutinya beberapa hari ini.

"Astaga, dosa apa lu di kehidupan lalu Bar bar sampe ada aja orang jahatin lu" hela nafas Haris dan bersandar di kursinya. Gavin tentu membela Akbar dengan nampar mulut Haris, lumayan keras juga. Setidaknya cukup untuk memberikan kesan panas.

"Kalo ngomong di jaga ya" tegas Gavin.

"Anjir, santai dong. Makanya Akbar tu jangan terlalu baik. Nih ya Bar, nanti sehabis pelatihan jahannam ini, lo harus buktiin ke mereka kalo lo gabisa di tindas di bully lagi. Oke?" semangat Haris.

LET THE RIGHT ONE SEE [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang