Hari ini Akbar cuman punya 1 matkul aja, sekarang dia berada di lorong kampus dengan seragam lengkapnya. Dari mulai dia memasuki area kampus, dia sudah menjadi bulan-bulanan masa.
Menjadi pusat perhatian dan bahkan terang-terangan di kata-katai dengan kalimat kasar. Dia sudah menduga hal ini terjadi. Menjadi trending topik kampusnya.
"Itu Akbar yang kemaren jalan sama kak Gavin bukan?"
"WOY HOMO! LO MAU GA SAMA SI DIMAS NIH KATANYA NAKSIR LU HAHAHAHA"
"NAJIS BANGSAT. JIJIK GUE SAMA HOMO KEK GITU"
"Ati-ati woy, jan deket-deket dia lu pada ntar jadi homo hahahaha"
Anak laki-laki yang awalnya biasanya tak ikut mengoloknya pun ikut mengatainya. Semua orang tak terkecuali.
Dan dimana Gavin sekarang? Biasanya dia bakalan selalu ngelindungin Akbar kalau kaya gini.
Itu karena kemarin setelah mereka jalan-jalan. Gavin langsung ijin pulang karena di hubungi oleh direktur kampus untuk menghadiri pertemuan ICA (Indonesian Chef Association) di luar kota dan berangkat malam ini. Hal ini juga membuat orang-orang yang mengetahui bahwa 'penjaga' Akbar sedang di luar kota memanfaatkan kesempatan ini untuk semakin membully Akbar.
Seperti saat ini.
Para cewek-cewek yang Akbar tebak adalah fans dari pacarnya itu menyeretmya kasar. Akbar memang besar tapi kalau di seret paksa dengan segerumbulan kek gini Akbar juga ciut. Walaupun cewek-cewek tapi mereka tampak mengerikan.
Para fans Gavin ini menyeretnya ke bagian kampus yang lumayan sempit untuk beramai dan sepi. Firasat Akbar mengatakan, bahwa dia akan di eksekusi disini.
"Gue mau tanya baik-baik" to the point cewek ini. Mengambil lembar foto yang ada di sakunya dan melempar ke arah mukanya.
Foto itu terjatuh, nampak yang ada di gambar itu adalah Gavin dan Akbar yang sedang makan bersama kemarin. Ternyata ada lebih banyak foto yang dia tidak tau tersebar. Dan itu mendesaknya dan tak bisa mengelak bahwa semua pose di foto itu memang terlihat romantis.
"Apa hubungan lo sama Kak Gavin?!" tanya cewek itu dengan nada tinggi. Akbar sedikit mundur karena terkejut. Menunduk takut karena muka para gadis itu terlihat bengal. Dia pun juga diam tak menjawab karena bibirmya yang kelu dan kaku tiba-tiba.
Mendekat, perempuan yang tadi berteriak padanya maju sedikit-sedikit, mengintimidasi Akbar lebih dan lebih. Tak hanya itu, dia juga memerintahkan teman-temanya memegang sisi kanan koro tanganya, bahkan ada yang yang menjambak rambut Akbar keras.
"Lo masih gamau jawab? Gue tanya sekali lagi dan lo harus jawab atau liat akibatnya." ancam gadis itu dengan nada lembut tapi syarat akan emosi.
Tapi Akbar tetap diam, dia tak bisa berbohong, namun jujur hanya akan merusak reputasi Gavin di kampus ini. Diam adalah jalan terbaik menurut Akbar sekarang.
Belakang lutut kakinya di tendang, membuat Akbar besimpuh di hadapan gerombolan wanita itu. Di jambaknya rambut Akbar hingga kepalanya mendongak. Di siramnya wajah itu dengan kocokan telur busuk dengan bau menyengat. Tak lupa dengan beberapa bahan makanan busuk lainya seperti tomat dan buah-buahan busuk juga.
"Hahahaha salah lo sendiri deket-deket sama Gavin. Ini peringatan buat lo biar menjauh dari dia! Homo kaya lo ga pantes deket-deket sama Gavin!" selesai dengan ucapanya, di lemparnya tepung sebagai penutup hari ini.
Sepeninggalan para fans Gavin, Akbar masih terdiam. Terpikir ucapan mereka tentang keberadaanya yang tak pantas bersanding dengan Gavin. Tentu Akbar tau, Gavin sangat sempurna dengan rupa nya yang menawan, kecerdasanya dalam bidang makanan tak perlu diragukan, dan merupakan golongan keluarga berada.
KAMU SEDANG MEMBACA
LET THE RIGHT ONE SEE [ON GOING]
RomanceAkbar Wardana, mahasiswa Perhotelan chubby dan gendut yang ceria. Bertemu dengan Gavin Narendra, salah satu "10 Dewan Elit" yang ternyata berbeda 180° diluar kampus! Another BL Story yang mungkin klise dan pasaran. Untuk judul dan cover kali ini d...