Part 13: 18+!

6.8K 547 92
                                    

Setelah kepergian Haris dengan Rasya tadi, Gavin memutuskan membersihkan diri bersama. Gaada kegiatan aneh-aneh, tenang aja. But you know the fact behind? 

Gavin nahan. hahaha iya lah nahan. Bajingan juga Gavin selalu melindungi buntalanya itu yang sekarang berat badanya sedikit menyusut akibat pelatihan yang di sebut Haris sebagai ''pelatihan jahannam''.

Setelah Gavin dengan pakaian lengkapnya dan Akbar yang memakai celana pendek plus baju besar Gavin (lebih terlihat seperti baju daster disini).

Baju seme emang best buat santai. apalagi kalau ada bau khas doi. beuh mantep bor.

Mengarah ke ruang tengah, Akbar meregangkan badanya. Akhirnya ada hari yang sedikit kendor.

"Inget, cuman hari ini ya" kata Gavin. Menempatkan diri duduk di belakang Akbar dengan tangan dan kaki mengukung badan Akbar yangbsekarang sedikit kecilan.

"Kak misi ih tanganya, Aku mau bikin standart recipe buat praktek selanjutnya". Tangan Akbar menepok-nepok tangan Gavin agar menyingkir. Tapi yang terjadi malah sebaliknya, pelukan Gavin malah mengerat. Seakan gamau ngelepasin Akbar.

"Kamu lanjut aja, aku mau peluk kamu hari ini" manjanya.

Akhirnya Akbar menuruti saja, dia kembali fokus ke laptopnya dan Gavin yang asik menciumi Akbar.

Tak ada yg luput dari kegiatan cium mencium itu, mulai dari pipi, leher belakang, leher bagian samping semuanya Gavin ciumi.

Gimana Akbar bisa konsen kalau begini?!

Bahkan lengan baju Akbar sedikit diturunkan, dan mengigit kecil bahu lebar itu. Dan karena saking gemasnya, gigitan kecil itu lama-lama menjadi gigitan keras yang meninggalkan bekas gigi di bahunya.

"Auch, kak! Gimana aku bisa konsen kalo gini?" protes Akbar dengan sedikit menoleh kebelakang.

"Iya iya, abis kamu jadi manusia manis banget si, mana tahan buat ga gigit kamu" manis Gavin.

Tanganya membuka kaos Akbar, tak ingin berbuat aneh-aneh. Hanya saja mengelus perut Akbar yang mulai sedikit mengempis.

"Sayang ya, perut gemes mu ilang. Gaada dede bayinya sekarang"

"Apasi kak! Malu tau, la-lagian kan aku mau kurus biar pantes di sebelah mu". Gavin paham maksud Akbar, dia hanya ingin memantaskan diri untuknya agar orang-orang setidaknya memandangnya sedikit " pas".

"Yaudah terserah kamu, asal jangan sakit" serah Gavin. Melanjutkan kegiatanya tadi mengelus perut Akbar. Ini niatnya ga aneh-aneh kok beneran dah.

Tapi kok pengen ya?

Gavin akhirnya semakin menjadi. Bukan cuma mengendus sekarang, dia bahkan mulai bener-bener menggigit Akbar dimana-mana. Menghisap kulit putih berlemak itu hingga kemerahan.

Lama-lama Akbar belang-belang kaya macan tutul kalo gini.

Akbar diem, dia udah ga fokus karena dia sudah anu dari tadi. Salahkan tubuh sesitifnya yang gampang anu sama sentuhan. 

E anu apa tu man :")

"Ah, eungh mpss-kak akh!" desahan pertama telah lolos. Akbar sudah lemas, tanganya tak bisa menahan tangan Gavin yang menggoda 'Akbar junior' nya di bawah sana. Serangan bertubi-tubi dari Gavin di titik-titik sensitifnya seperti leher, nipple, dan daerah bawahnya benar-benar membuat sendi-sendinya lemas tak bisa di gerakan. 

Dan itu dimanfaatkan oleh Gavin. "K - kak! mau ngapain?!" teriak Akbar setelah punggungnya mendarat dengan nyaman di sofa akibat di banting oleh Gavin. Baju Akbar disingkap, dadanya yang berisi dan terlihat kenyal seperti milik perempuan ter-ekspos dengan jelas. ujung putingnya yang melenting dan berwarna pink kecoklatan membuat mata Gavin terfokus disana.

LET THE RIGHT ONE SEE [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang