CHAPTER 02

3.6K 183 25
                                    

REVISI
_______

Rimuru perlahan membuka matanya, dia terdiam beberapa saat, dengan terkejut dia melihat dengan jelas apa yang di lihatnya saat ini, Rimuru sangat takjub dan mengagumi pemandangan yang dia lihat di depannya, Rimuru bergumam di bibir kecilnya 'Cantik'.. ya hanya itu, karena yang saat ini Rimuru lihat adalah begitu banyaknya bintang-bintang yang sangat indah.

Pupil mata Rimuru bersinar cerah oleh pantulan cahaya bintang, wajanya berseri bahagia, senyum indah tercipta di bibir kecilnya, Rimuru merasakan tubuhnya yang begitu terasa sangat ringan, seringan sebuah kapas karena saat ini Rimuru mengambang di ruang angkasa.

"Ciel kau lihat ini, benar-benar sangat cantik bukan, dan ini sangat menyenangkan, hahaha" ucap Rimuru dengan nada riang.

*tersipu*

[Anda benar, tapi ada yang jauh lebih indah dari ini]. Ciel tersipu dan bahagia ketika melihat sikap tuannya saat ini.

"Benarkah? Apa itu? Cepat beri tahu aku?" Rimuru benar-benar sangat bersemangat.

[Anda akan tahu sendiri nanti, untuk saat ini mari kita pergi ke dimensi kekosongan Master]

Rimuru pun berpindah ke dimensi kekosongan, benar-benar tempat yang sangat kosong, hanya ada kegelapan murni, namun Rimuru dapat merasakan kepadatan energi yang luar biasa.

Dengan intruksi dari Ciel, Rimuru perlahan pergi ke titik tengah dimensi kekosongan itu, namun bukan hal mudah karena dia harus berjuang untuk melawan tekanan energi yang luar biasa padat.

Butuh waktu yang sangat lama untuk mencapai titik tengah dimensi kekosongan, menurut perkiraan Ciel sendiri, Rimuru butuh sekitar satu bulan lebih untuk mencapainya, itupun sudah menggunakan kecepatan cahaya.

Dengan usaha serta kerjasama Rimuru dan Ciel, akhirnya dia sampai ke titik paling gelap dari semua kegelapan yang pernah dilihanya, Rimuru yang bahkan tak membutuhkan bernafas pun seperti dapat merasakan kesesakan luar biasa.

Seperti bentuk awal dari sebuah pembentukan mahluk, inti itu berputar layaknya sebuah Black Hole penghisap dengan piringan energi di sekelilingnya, Ciel pun meminta Rimuru untuk menyentuh inti itu, awalnya dia ragu namun Ciel meyakinkan bahwa itu akan baik-baik saja.

Dengan penuh tekad, Rimuru mempercayakan semuanya pada perkataan Ciel, perlahan mengulurkan tangan rampingnya kedepan, melebarkan telapak tangannya, lalu aura hitam pekat itu perlahan menjulur dan melilit jari-jari ramping Rimuru, perlahan menutupi seluruh lengannya hingga akhirnya seluruh tubuh Rimuru tertutupi oleh aura gelap itu.

Butuh waktu yang cukup lama dalam prosesnya yang membuat Rimuru merasa cemas, dia takut akan terjadi sesuatu padanya, namun suara lembut Ciel yang terus memanggil-manggil namanya pun menyadarkan Rimuru.

Perlahan Rimuru kembali membuka matanya, dan alangkah terkejutnya dia ketika melihat apa yang dia lihat saat ini, seperti perpindahan dari dimensi ke dimensi, keindahan yang diselimuti dengan lebih dari 200 miliar bintang, juga memiliki bidang-bidang gelap, debu dan gas antar bintang yang berkesinambungan.

Bintang-bintang itu berputar pada satu titik yang sama namun tidak saling bertabrakan, Rimuru memfokuskan matanya ke sebuah kubik raksasa dengan pola aneh yang saling terpolarisasi satu sama lain, membentuk cabang-cabang unik pada garisnya yang menutupi seluruh kubik raksasa itu, kubik dengan ukuran super besar, memancarkan cahaya redup yang aneh.

BUTTERFLIES | TENSURA FANFICTIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang