CHAPTER 03

3.1K 183 34
                                    

REVISI
_______

Dengan menggabungkan {Trun Null} kedalam skill utimate miliknya, Rimuru dapat mempercepat proses penyerapan ketiga energi itu, akan tetapi ada satu kesalahan yang Rimuru perbuat yang mana itu hampir merenggut jiwanya.

Saat kejadian itu terjadi, jiwa Rimuru saat itu seperti seakan tersedot dan hampir melebur menjadi sebuah partikel energi, kepanikan terjadi, Rimuru seakan merasakan deras keringatnya mengalir di tubuhnya, dia sangat panik tapi yang lebih menghawatirkan dirinya adalah Ciel, dengan semua kekuatan Ciel, dia berusaha menarik kembali jiwa Rimuru.

...
...
...

Tidak ada waktu bagi Rimuru untuk berhenti dari prosesnya, dia kemudian memulainya lagi dengan berhati-hati, menarik nafas panjang dan melakukan pelahapan kembali.

Rimuru perlahan mengalirkan energi {Trun Null} yang dia miliki, mengalirkannya melalui dada dan kedua tangannya, saat proses itu sudah mulai terjadi beberapa penolakan dari setiap benturan energi karena memang sedari awal unsur mereka yang memang bertolak belakang, namun disini Ciel berusaha untuk menyatukannya, mengumpulkan setiap serpihan demi serpihan energi lalu membentuknya menjadi sebuah bola bercahaya terang dalam {Imaginary Space} Rimuru.

Semakin banyak energi yang Rimuru telan semakin berat juga tekanan yang dia rasakan, itu membebani tubuhnya namun dia tetap berusaha semaksimal mungkin.

8 Months Later...

Tak terasa 8 bulan telah berlalu, Rimuru dengan senyum lelah kini menghela nafas lega, dia telah berhasil melalui rintangan terberatnya, melahap energi super padat yang pernah ada, itu adalah pengalaman luar biasa bagi Rimuru.

Setelah dirinya selesai melahap semua energi itu, jiwa spiritualnya terhuyung-terhuyung tanpa arah, Ciel menarik jiwa masternya kembali ke tubuhnya.

Perlahan Rimuru membuka matanya, matanya emas miliknya bersinar sangat terang, jauh lebih indah dari sebelumnya, namun tubuhnya sangat lemas, Rimuru benar-benar dapat merasakan kelelahan luar biasa saat ini, wajahnya pucat, tapi dia beruntung karena saat ini dia berada di luar angkasa jadi dia tak perlu menggunakan tenaga saat ini, tubuhnya melayang-layang di depan kubik raksasa itu.

*kagum*

[Selamat Master, Anda sangat luar biasa, kalau begitu saya akan memulai proses evolusi master].

Rimuru tersenyum dan hanya mengangguk kecil sebagai jawaban.

[Mendapat persetujuan... Memulai Evolusi... Meningkatkan semua Skill.. BERHASIL.. Anda akan tertidur cukup lama dalam proses ini.. Permohonan permintaan Gift dari hasil Evolusi.. Manas : Ciel mendapatkan restu.. Memberikan hadiah Berhasil]

Suara VoTW bergema di kepala Rimuru, namun dia mengabaikannya, dia benar-benar lelah saat ini, banyak sekali pemberitahuan yang masuk ke kepalanya, Ciel juga mendapatkan hadiah dari tuannya.

Rimuru pun kembali menutup matanya, secara perlahan tubuhnya mulai mengambang di antara bintang-bintang, perlahan demi pasti sebuah cahaya muncul dari tubuhnya, membantuk sebuah kapsul yang seperti melindungi tubuh Rimuru, tubuh Rimuru yang terlihat rapuh mulai meringkuk di dalamnya seperti bayi dalam kandungan.

Pakaian yang ia kenakan mulai memudar, dia benar-benar telanjang saat ini, tumbuhnya muali terombang ambing di antara bintang-bintang dan mulai mengikuti polarisasi di sekelilingnya.

_____

Emhh.. Dimana aku? Apakah semua proses itu berhasil? ini... aku tak mengingatnya, tunggu.. tunggu.. Saat ini yang aku lihat hanyalah dataran luas dengan beralaskan rumput hijau yang sangat indah.

Bunga-bunga bertebaran dimana-dimana, apakah aku bermimpi? Aku tak tahu? Aku juga sudah mencoba memangil Ciel, namun tak ada jawaban darinya.

Aku berfikir, mungkin Ciel sedang melakukan sesuatu, jadi mari abaikan itu, menikmati pemandangan dengan suasana sejuk nan damai ini, Ahh.. aku ingin selalu merasakan ketenangan ini.

Benar-benar damai, aku berlari di padang rumput tanpa memperdulikan apapun, hingga aku menemui sebuah hutan kecil disana, ketika aku mencoba untuk melihat dan memasukinya, aku sangat terkagum, sebuah air terjun kecil, dan airnya itu sangat bening, namun sayang tidak ada ikan disana.

Kembali ke pandang rumput tadi, aku menjatukan tubuhku di atasnya, terlentang bebas menatap ke arah awan yang cerah di atasku, kedamaian seperti inilah yang selalu aku inginkan.

Namun akan sampai kapan aku disini? Hingga aku mendapatkan sebuah suara aneh di kepalaku, suara seorang gadis, suaranya benar-benar sangat indah, dia memintaku ke suatu tempat yang mana aku segera melakukannya.

Berjalan ke arah yang di tunjuknya, hingga sampai lah aku disana, mataku kembali dalam keterkejutan, entah seperti apa ekspresiku saat ini yang pasti benar-benar aneh kurasa.

Pemandangan yang aku lihat adalah sebuah taman kecil dengan berbagai bunga yang tertata rapih, dengan sebuah kolam air mancur di tengahnya, aku berhenti mengagumi tempat itu ketika suara gadis itu kembali terdengar di kepalaku.

Dia menyuruhku untuk pergi ke air mancur di tengah-tengah taman ini, aku pun melakukannya, disana aku terdiam, sosok gadis? Kurasa bukan? Tapi dia memiliki postur seperti layaknya wanita.

Namun yang membedakan adalah, dia terlihat transparan dan hanya seperti hologram, hanya sebuah gumpalan cahaya samar-samar pada seluruh tubuhnya.

"Kau yang memanggilku? Apa maumu dan kenapa kau memintaku untuk kemari?"

Gadis hologram itu hanya mengangguk tanpa berbicara, perlahan dia mendekatiku, lalu menyentuh wajahku hingga ke dadaku, aku hanya diam dan melihat apa yang akan dia lakukan.

Karena aku juga tak merasakan permusuhan apapun darinya, aku terkejut seketika itu juga, yang membuat aku terkejut adalah gadis itu perlahan memperlihatkan wajahnya meski masih agak transparan, dia terlihat sangat cantik, aku merasa seperti akan mimisan.

Mungkin jika manusia normal melihat gadis ini, dia akan mati bahagia saat itu juga, aku terus bertanya padanya namun dia hanya senyum tanpa mengatakan apapun, aku mulai cemas dan mulai waspada.

Tapi gadis itu kembali menyentuh dadaku, perlahan dia memudar kembali menjadi energi putih dan perlahan masuk ke tubuhku? Hah? Serius.. dia masuk kedalam tubuhku.

Aku panik dan tak tahu apa yang harus kulakukan, aku juga bingung, aku terduduk di lantai taman dengan wajah kebingungan, aku meraba-raba seluruh tubuhku, dari wajah  hingga ke ujung kakiku, aku takut terjadi sesuatu padaku, namun tidak ada yang terjadi.

Aku berfikir, apa maksudnya semua ini, dia memanggilku kemari, aku bertanya padanya dan dia hanya tersenyum tanpa sebuah jawaban, dalam pikiran itu seketika tubuhku merasakan panas, penas itu semakin meningkat secara perlahan.

Tubuhku mulai merasakan terbakar ketika suhu panas itu menjadi sangat luar biasa ekstrim, aku merasakan sakit luar biasa, seperti terpanggang dalam lahar yang mendidih, aku berteriak kesakitan.

Aku juga menangis karena rasa sakit ini, benar-benar menyakitkan, apa yang terjadi padaku? Ciel tolong aku, Ciel... aku menangis tiada henti, berteriak juga percuma karena suaraku yang tak mau keluar.

"Ciel, tolong aku~" tangis lirihku.

To be continue..

Yay.. ini juga perubahan besar karena ch ini sebelumnya adalah sebuah keributan di tempest, bagi mimin itu sedikit kurang menantang jadi mimin ganti :3

BUTTERFLIES | TENSURA FANFICTIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang