CHAPTER 19

1.1K 132 69
                                    

REVISI
----------

Pasukan kerajaan yang di pimpin oleh sang Raja telah bersiap siaga di depan gerbang pintu masuk kerajaan, Raja sendiri telah memberikan titah pada para komandan perang dan juga pada para petualang serta pasukan dari Gereja termasuk Ulgria Holy Empire untuk mempersiapkan diri mereka mengahadapi pertempuran yang tak lama lagi akan terjadi.

Sang Raja kini terlihat duduk di atas kuda perangnya dengan peralatan tempur lengkap terpasang di tubuhnya, dirinya berada di bagian terdepan dari pasukan dan tak lupa di belakang dirinya berdiri para komandan dan unit pasukan utama.

1.200 jumlah pasukan berjajar rapih mempersiapkan diri mereka untuk menghadang musuh yang tak lama lagi akan segera mencapai kerajaan. Pasukan anak panah berbaris dengan rapi, mereka telah siaga di atas dinding tembok kerajaan.

waktu berlalu hingga tak terasa 2 jam telah terlewati, namun musuh yang mereka tunggu-tunggu belum juga menampakkan diri, hingga tak lama kemudian awan hitam tiba-tiba saja terbentuk di atas kepala mereka.

Orang-orang menatap ke atas langit gelap tersebut termasuk sang Raja itu sendiri, hingga tetes demi tetes air hujan pun perlahan turun dari langit.

Angin berhembus, udara dingin menjalari kulit mereka menambah kesan pada suasana yang semakin mencekam. Hingga pada akhirnya udara di sekitar pun berubah. Dan tak lama setelah itu, pasukan musuh pun akhirnya menampakkan dirinya, pasukan yang di dominasi oleh para monster telah muncul di hadapan mereka.

Tak hanya pasukan darat tetapi juga pasukan udara seperti Wyvern dan burung yang aneh ada bersama mereka.

Raja memicingkan matanya tajam menatap ke arah pasukan musuh tersebut. Pasukan kerjaan serta para petualang memberikan tatapan horor ke arah musuh, menelan kasar ludah di kerongkongan yang mana musuh terlihat begitu menyeramkan.

Butiran air hujan yang terus turun masih berlalu sampai-sampai membasahi wajah mereka bak seperti keringat. Tanah pun mulai memperlihatkan genangan-genangan air kecil.

Jumlah dari pasukan monster sangatlah banyak, Raja memperkirakan jumlah musuh 2x lipat lebih banyak dari pasukannya sendiri. Dengan rupa serta bentuk mereka yang menyeramkan dan dengan ukuran mereka yang bervariasi.

Bahkan terlihat di antara pasukan musuh ada yang memiliki ukuran begitu besar dan sangat tinggi. Terlihat disana berdiri di barisan paling depan adalah sosok monster tinggi besar serta memegang sebuah pedang raksasa di tangannya.

Monster itupun berucap pada diri sendiri.

"Khekhekhe... Sepertinya para manusia itu telah mengetahui pergerakan kita.. Ya.. tidak masalah, kita hanya tinggal menghabisi mahluk rendahan itu" Ucap sang pemimpin monster kepada para pasukannya.

Sedangkan pasukan monster yang mendengar ucapan pemimpin mereka hanya tertawa sebagai balasan, seketika mereka memancarkan aura membunuh yang begitu kental seakan sudah tak sabar untuk melancarkan serangan.

Suara dengkuran dari para monster bergema membuat pasukan kerajaan dan sebagian dari para petualang disana sedikit gemetar.

Raja melihat ke arah belakang pasukannya dan ke arah para petualang, dapat dia lihat bahwa sebagian pasukannya terlihat ketakutan, yah dia bisa memaklumi hal itu karena dia sendiri melihat bagaimana mengerikannya pasukan monster yang memang terlihat begitu kuat. Apalagi dengan jumlah mereka yang fantastis.

Beberapa monster juga tampaknya memiliki rank Lv tinggi yang terlihat baginya sulit untuk di kalahkan.

Mencoba mencairkan suasana tegang tersebut, Raja pun berucap pada pasukan monster. "Aku adalah Raja di negeri ini. Aku tak tahu apa tujuan kalian menyerang wilayah kerajaan ku. Namun aku akan bertanya satu hal pada kalian, siapa yang memberi kalian perintah datang menyerang kerajaanku?!" Teriak sang Raja bertanya pada pasukan monster.

Alasan Raja menanyakan hal tersebut dikarenakan Raja melihat bagaimana pergerakan pasukan monster yang memang cukup mencurigakan dan juga terlihat cukup aneh, karena menurutnya, penyerangan pasukan monster dengan jumlah seperti ini tidaklah mungkin di lakukan tanpa adanya perintah dari seseorang.

Pemimpin monster menjawab dengan senyum merendahkan.

"Jelas bukan kalau tujuan kami datang kesini untuk menghancurkan kalian semua. Dan tentang pertanyaan mu soal siapa yang memberi perintah. Yah aku tak mungkin mengatakannya bukan? Jikapun kau memaksa maka lakukanlah. Khekhekhe" jawab pemimpin monster dengan angkuh.

Mereka saling melontarkan suara keras karena jarak mereka yang sangat jauh satu sama lain.

"Ya.. bersiaplah karena tak lama lagi kalian akan menjadi makanan kami. Hahaha" tambah pemimpin monster.

Pemimpin monster pun mengangkat satu tangannya ke langit dan dengan cepat menurunkannya memberikan aba-aba pada pasukannya untuk menyerang.

Dengan semangat dia berteriak. "HANCURKAN PARA MANUSIA RENDAHAN ITU!! SERANG!!" titahnya sangat lantang yang mana deruan dan dengkuran monster bergema dengan keras.

*Grauuu!!!!

*Roaaaarrrr!!!!

*Kyeeeeettttt!!!

Pemimpin monster berlari diikuti oleh pasukannya dengan teriakan yang sangat keras, dentuman dari langkah kaki terdengar jelas hingga bergemuruh.

Pasukan kerajaan yang melihat musuh berlari kearah mereka hanya terdiam. Menatap dengan pandangan ngeri, mereka menelan ludah kasar bahkan keringat ketakutan di wajah mereka sampai bercampur dengan air hujan.

Raja menutup matanya, dia menghirup nafas pajang kemudian membuka mata memandang dengan sorot tajam ke arah musuh. Tanpa ragu dia mengangkat pedangnya, menarik kendali kudanya hingga kuda yang tunggangi berjinjit dan bersuara.

Dengan komando, sang Raja pun berujar memberikan pidato kecilnya. "Tak perlu gentar menghadapi musuh, bersiaplah. Ingat bahwa ini adalah tanah kelahiran kita, mati dengan kehormatan atau mati dalam penyesalan!!! SERANG!!"

Semangat menggebu dari sang raja membuat semua pasukan kembali pada diri mereka sendiri, menghilangkan keraguan  dan rasa takut. Mereka membalas pidato singkat sang raja dengan semangat.

*HAAA!!!!

*GAAA!!!!

*HIYAA!!!!

Pasukan pemanah menarik busurnya. Komando di berikan dan hujan panah tercipta mengarah langsung pada pasukan monster, beberapa musuh tumbang karena terkena anak panah tersebut namun tak menghentikan laju mereka menerjang pasukan kerajaan.

Pasukan kerjaan pun mulai bangkit. merekapun berlari mengikuti langkah sang Raja. Suara langkah besi bergema dengan semangat yang mereka pancarkan. Hingga jarak mereka dan musuh semakin dekat, hingga.

*TRANG!!!

*JRAZZZZ!!!

*GAHHHH!!!

*HIYAA!!!

*DAAAAA!!!

Senjata merekapun akhirnya saling beradu.

Rimuru, Testarossa, Carrera dan Ultima. Berdiri di sebuah tembok tinggi yang cukup jauh dari sana, menatap ke arah pertempuran. Rimuru tersenyum, entah mengapa darahnya mendidih melihat pemandangan tersebut.

"Menarik" Gumam Rimuru yang mana ketiga iblis didekatnya memberikan senyuman senang karena mendengar ucapan tersebut.

To be continue...

BUTTERFLIES | TENSURA FANFICTIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang