CHAPTER 13

1.5K 113 43
                                    

REVISI
_______

Tifania berkunjung ke kediaman Rimuru, dengan dikawal beberapa kesatrianya kini dia memasuki mension dan disana dia disambut oleh Testarossa.

Rimuru menunggu di ruang tamun dan tak lama Testarossa muncul bersama Tifania dan pengawalnya, Rimuru menyambut Tifania dengan tangan terbuka.

Setelah sapa menyapa, mereka mengobrol sana sini hingga tak lama Carera dan Ultima masuk dalam perbincangan gadis-gadis.

Setelah cukup lama mengobrol, Tifania berbicara ke intinya dan alasan dia datang menemui Rimuru.

"Rimuru-san, aku mengundang kalian untuk datang ke acara ulang tahunku malam ini, apakah kamu bersedia untuk datang, aku secara pribadi mengundang kalian karena... a-aku.. menganggap kalian sebagai temanku" ucapnya membuat Rimuru tersenyum hangat.

Tentu Rimuru akan menerima itu terutama permintaan dari gadis cantik seperti Tifania meski Rimuru sendiri juga cantik, namun Rimuru sedikit tidak menyangkan bahwa Tifania sendiri yang akan mengundang langsung dirinya dan dengan itu Rimuru jelas akan menerima undangannya.

"Tentu, aku senang jika kamu menganggap aku sebagai temanmu Tifania, kami akan datang ke acara pestamu" jawabnya dengan senyum lebar membuat Tifania senang dengan jawaban Rimuru.

"Benarkah... ahhh.. terima kasih Rimuru-san, aku juga ingin melihatmu mengenakan gaun yang bagus, aku yakin kamu akan sangat cantik" ucap Tifania dengan ceria.

Perkataan Tifania membuat hati Rimuru seakan hancur, namun dia tak dapat menyangkal itu karena dirinya bahkan sadar kalau dia juga menjadi sering menggunakan pakaian wanita.

Namun memikirkan harus memakai gaun itu.... yah dia sedikit... malu.

Testa, Carera dan Ultima hanya terkikik melihat senyum kecut tuan mereka, ketiga gadis itu juga ingin melihat tuannya mengenakan gaun, mereka penasaran akan secantik apa tuan mereka jika mengenakan gaun nanti.

Dengan persetujuan Rimuru, merekapun kembali berbincang hingga akhirnya Tifania memutuskan untuk pamit karena dia akan segera bersiap-siap untuk pesta nanti.

...
...
...

Malam berlalu dan kini Rimuru sedang mengalami sebuah depresi berat, dia melihat cermin menatap dirinya sendiri yang saat ini mengenakan gaun yang sangat-sangat feminim.

"Mati aku.... ahhhhh.." keluhnya.

[Tapi itu terlihat cocok untuk anda master]

"Bukan itu masalahnya... kau tidak membantu sama sekali"

Menyerah dengan apa yang Ciel katakan padanya kini Rimuru menatap lagi dirinya sendiri lalu bergumam "Y-yah, tidak buruk juga" dengan wajah sedikit berkedut dengan perkataannya sendiri.

*ketukan pintu*

"Rimuru-sama, apakah anda sudah siap?" Testarossa masuk ke kamarnya dan melihat tuannya kini sudah berganti pakaian.

"Oh!! Anda cantik sekali Rimuru-sama, benar-benar luar biasa" ucapnya dengan penuh kekaguman.

Dan dengan itu Rimuru hanya bisa pasrah, dia pun akhirnya  pergi ke istana dengan ketiga gadis iblisnya, untuk Veldora dan Diablo, Veldora ada di kamarnya sibuk dengan manganya sendiri karena Rimuru memberikan volume terbaru yang membuatnya lupa akan segala hal.

Diablo akan menjaga mension meski ada Veldora tapi lebih baik Diablo yang menjaga mension.

...
...
...

Di istana, pandangan semua orang tertuju pada 4 orang gadis cantik, mereka tak tahu siapa keempat gadis cantik itu.

Rimuru sampai di istana tak lama setelahnya, disana beberapa maid sudah menunggu kedatangan Rimuru, dia membawa Rimuru dan tiga gadisnya ke ruangan khusus dimana disana Raja dan Ratu Ulgria menunggu mereka.

Raja menyambut kedatangan Rimuru dengan gembira, putrinya mengundang langsung temannya untuk pertama kalinya dan itu membuat kedua orangnya sangat senang.

Dia juga memuji  Rimuru dan ketiga gadisnya karena kecantikan mereka, bahkan beberap prajut istana saja terpesona dengan kecantikan mereka.

Acara dimulai tak lama kemudian, Raja dan Ratu pergi duluan karena mereka harus menyambut para tamu, kemudian Rimuru dan ketiga gadisnya pergi diantar oleh maid ke ruang acara.

Ada banyak sekali orang disana dan tatapan semua orang jelas kearah mereka berempat, Rimuru merasa tidak nyaman oleh tatapan orang-orang sedangkan Testa terlihat anggun seperti biasa, Carera hanya acuh tak acuh mengabaikan mereka, sedangkan Ultima ceria seperti biasanya.

Acara dimulai dengan sambutan pembukaan oleh raja, kemudian Tifania berdiri di atas mimbar seraya mengucapkan terima kasihnya kepada semua tamu yang hadir.

Banyak sorakan orang-orang karena melihat betapa cantiknya Tifania tak lupa Rimuru dan ketiga gadisnya yang juga menjadi sorotan mata orang-orang.

Waktu berlalu, banyak acara telah digelar, dan kini adalah acara makan-makan, Rimuru dan ketiga gadisnya menikmati acara yang meriah itu, dia memakan banyak sekali cemilan dan kue yang tersedia di meja hidangan.

"Nona, apa kau punya waktu sebentar?" Ucap seorang pria yang tiba-tiba muncul di belakang Rimuru dan tiga gadisnya.

Ketiga gadis berbalik melihat orang yang berbicara pada tuan mereka dengan tatapan tak peduli, kemudian Rimuru juga berbalik untuk melihat siapa orang yang memanggilnya.

"Ya, ada yang bisa saya bantu, tuan?" Ucap Rimuru dengan anggun.

"Oh!! Jika dilihat dari dekat anda semakin cantik, aku telah memilihmu, nona, maukah kau menjadi istriku" sontak perkataan itu membuat Rimuru tekejut.

Dia tak menyangkan akan ada pria yang melamarnya begitu saja, bahkan Rimuru tak mengenal pria ini sama sekali, dibalik itu ketiga gadis Rimuru menatap pria ini dengan tatapan membunuh.

Rimuru berdehem untuk meredam amarah ketiga gadisnya.

"Ukhumm... maafkan saya, tapi saya menolak, bahkan saya tidak tahu siapa anda dan anda tidak mengenal saya, jadi.." perkataan Rimuru dipotong oleh pria itu.

"Jangan bicara seperti itu, saya adalah putra bangsawan baron, jika kamu menikahiku, aku akan memberikan segalanya untukmu, uang, kekekayaan, kekuatan bahkan semuanya" ucapnya dengan sombong.

"Ah tidak, maaf aku tidak tertarik" ucap Rimuru yang tak peduli sama sekali.

"Jangan sombong, apa karena kau sangat cantik hingga kau sombong seperti itu? Kau bisa di anggap sebagai jalang jika menolak tawaranku kau tahu"

Mendengar kata 'jalang' membuat ketiga gadis Rimuru hampir hilang kendali, mereka tak dapat memaafkan orang ini apapun itu, ketika mereka hendak membunuhnya, Rimuru menahan mereka karena saat ini mereka ada di acara temannya dan tidak enak jika membuat keributan.

Mereka bertiga mengerti namun tetap saja kesal, hingga Tifania mendekati mereka.

Pria itu mendecakan lidah karena melihat Tifania kemudian pergi meninggalkan mereka, namun "ingatlah bahwa aku tidak akan menyerah untuk mendapatkamu" dan dengan itu dia pergi.

To be continue...

BUTTERFLIES | TENSURA FANFICTIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang