CHAPTER 18

1.1K 103 25
                                    

REVISI
_______

Seisi istana kerajaan Ulgria kini tengah dilanda kepanikan, terutama sang Raja yakni ayah dari Tifania. Bagaimana tidak, setelah salah satu penyihir kerajaan memberi tahu pada Raja tentang adanya invasi monster yang sangat mendadak dan secara tiba-tiba.

Tentu hal mendadak seperti ini pasti akan membuat kekacauan.

Meski sang Raja memperlihatkan raut wajah tenang, namun dalam hatinya dia juga mencemaskan kerajaan dan rakyatnya. Dengan hati-hati terlebih dahulu Raja memerintahkan beberapa pasukan untuk segera mengungsikan warga kota.

Lonceng emergency sudah di bunyikan, pasukan berpencar untuk mengatur ketertiban masyarakat yang mulai panik. Apalagi dengan kondisi dimana hari sore menjelang malam.

Raja juga sudah menugaskan beberapa komandan untuk mengatur pasukan dan juga mempersiapkan segala kebutuhan untuk pertempuran mendadak ini.

Penyihir kerajaan juga tengah di siapkan, Raja juga meminta penasihatnya untuk memberikan surat permohonan bala bantuan pada Gereja dan juga Guild Petualang.

Tak peduli berapapun peringkat petualang, mereka di izinkan untuk berpartisipasi dalam pertempuran mendadak ini. Tak lupa sang Raja juga menaruh imbalan berupa koin emas dan sebagainya.

Raja sendiri juga memproritaskan Istri dan juga putrinya untuk mengungsi sebelumnya. Sedangkan dirinya tentu akan turun ke medan tempur. Dia bukanlah Raja yang manja yang hanya duduk dan mendengarkan laporan dari hasil pertempuran begitu saja, melainkan dia akan ikut berperan dalam pertempuran karena baginya kerajaannya adalah apa yang harus dia lindung.

Setelah mempersiapkan semua perlengkapan dengan waktu yang sangat mendadak. Pasukan kerajaan yang di pimpin oleh Raja itu sendiri kini pergi ke gerbang kerajaan untuk menghadang para invasi tersebut.

Disisi lain dimana Rimuru dan ketiga gadis iblisnya yang sebelumnya tengah menikmati Cake mereka di cafe pun mendengar suara dentuman lonceng sangat keras berkali-kali di pusat kota.

Rimuru bertanya-tanya apa yang terjadi.

Tidak hanya itu, namun Rimuru juga mendengar sorak-sorak kepanikan manusia di luar cafe yang mana membuat Rimuru semakin bertanya-tanya kembali tentang apa yang sebenarnya  terjadi.

Ciel memberitahu bahwa ada pasukan monster yang tengah menuju ke kota dengan jumlah yang tidak sedikit. Mendengar hal tersebut dari Ciel membuat Rimuru bertanya-tanya lagi mengapa ada penyerangan mendadak seperti ini.

Dengan tenang Rimuru pun keluar dari cafe bersama ketiga iblisnya.

"Sebenarnya apa yang terjadi Rimuru-sama?" Tanya Ultima.

"Sepertinya akan ada sedikit hiburan" jawab Rimuru dengan entengnya.

Mendengar jawaban Rimuru membuat ketiga iblisnya memberikan tatapan tanya kembali. Dan Rimuru yang melihat reaksi merekapun hanya menggedikkan kedua bahunya.

"Apa yang akan anda lakukan sekarang Rimuru-sama?" Tanya Testarossa pada Rimuru dan di angguki oleh Ultima dan juga Carrera atas pertanyaan itu.

Nampak Rimuru, Testarossa, Carrera dan juga Ultima berjalan berlawanan arah dengan orang-orang di sekitarnya. Berbeda dengan raut orang-orang yang sangat panik, raut wajah mereka terlihat berempat terlihat biasa saja seakan kegaduhan seperti ini bukan lah sebuah hal besar.

"Hmp.. entahlah" jawab Rimuru sambil menempelkan jari telunjuk di dagu dengan pandangan berfikir lucu.

"Kita pergi ke tembok tinggi itu" tambah Rimuru sambil menunjukkan jarinya ke sebuah bangunan tembok kerajaan yang menjulang tinggi seperti marcusuar.

BUTTERFLIES | TENSURA FANFICTIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang