*.✧Happy reading *.✧
#################################
Sesuai dengan apa yang dikatakan Krisna, Zara datang ke atap. Aneh nya tak ada Krisna disana, Zara menunggu sambil menatap langit.
Sama halnya dengan langit, semua yang ada di dunia ini pasti memiliki batas. Entah kapan Zara akan sampai batas nya, tapi ia mencoba agar tak sampai kesana.POFF-!
HAPPY BIRTHDAY ZAHRA-!
Zara yang terkejut pun berbalik dan melihat teman temannya "Kok kalian bisa tahu?" Krisna dan Devan melihat Nisa yang nyengir "Fufufu~ Jangan pikir gue lupa ra" dengan iseng nya Krisna cowelkan krim cake ke hidung Zara "Hahaha pibesday" Devan melakukan hal yang sama namun di pipi sedang Nisa dipipi satunya. "Sekarang giliran kalian-!!" Zara mengejar teman temannya sambil tertawa.
"Sorry ya ra gak bisa kasih apa apa""Lu ngomong apa sih, gue dibikin ginian juga udah seneng kok. Thanks kalian"
Nisa melihat pipi Zara yang lebam sedikit, "Pipi lo kenapa?" Pertanyaan itu mengalihkan semua pandangan ke pipi Zara. "Ah ini cuma kena tampar aja kok" Zara berkata 'cuma' karena rasa sakit nya tak sesakit rasa dihatinya, "Apa? Kena tampar?" Kejut semua nya "Hm ya biasalah orang tua gue"
"Ah iya abis sekolah kita makan makan yuk, Krisna yang traktir" Nisa mencoba mengalihkan topik pembicaraan sambil memasang muka watados "Untung temen" ucapan Krisna membuat yang lain tertawa.
Sore harinya, Zara dijemput oleh Krisna dan yang lainnya. Zara sudah berpesan pada Silfi, jika orang tuanya nanti tanya dia kemana jawab saja keluar bareng temen, Silfi pun hanya mengangguk saja. Mereka sampai disebuah restoran, Nisa mengangkat tangan dan seorang pelayan pun datang "Yang manusiawi oke" Nisa mengangguk dan mulai memesan. Makanan yang dipesan pun datang, "Selamat makan~" semua nya fokus pada makanan mereka.
"Eh iya gimana klok abis ini kita ke gedung XXX" Nisa tahu tempat kesukaan Zara. Gedung XXX adalah sebuah gedung yang tak digunakan tapi terawat, dari sana kita bisa melihat pemandangan kota dimalam hari "Yok lah" setuju semua.
Selesai makan makan mereka pergi ke gedung XXX, duduk disebuah bangku dan menatap pemandangan kota dari atas. Zara memejamkan matanya "Thanks ya, seharian ini udah buat gue seneng" semua nya mengalihkan perhatian ke Zara "Gue bersyukur walau dirumah jarang tersenyum lepas, seenggak nya gue punya kalian yang bisa ngebaut gue tersenyum bahkan tertawa" Zara tersenyum mengahadap teman temannya.Tanpa aba aba mereka langsung memeluk Zara, Zara sedikit terkejut lalu membalas pelukan itu. 'Hangat' hanya itu yang Zara bisa sampaikan. Ia ingin selalu bersama temannya sampai kapan pun.
-
-
-
-
-
Zara membuka pintu kamar lalu menemukan sebuah kotak kado. Ah, ini pasti dari orang tuanya, Zara membuka dan ternyata isinya adalah jam tangan cantik. Ada sebuah surat disana.....
Selamat ulang tahun Zara
Semoga kamu selalu bahagia
Maafkan kami yang terlalu keras pada mu
Semua itu kami lakukan untuk kebaikan mu
Kamu mengerti kan...Sekali lagi selamat ulang tahun ke 17
Kami menyayangimuFrom Papa Mama
Hahaha untuk kebaikan nya? Zara rasa hanya untuk keegoisan mereka. Tapi ya sudahlah nikmati saja, bagaimana pun setidaknya mereka merasa bersalah (mungkin). Zara menatap jam itu, lalu menyimpan nya di sebuah kotak. Kotak yang penuh dengan hadiah² mahal dari orang tuanya.
"Permisi nona, ini hadiah dari saya dan Bastia. Mohon diterima, maaf hanya itu yang bisa kami berikan" Zara menerima kotak itu lalu tersenyum "Ah terimakasih, maaf merepotkan kalian" Silfi menggeleng lalu tersenyum "Tidak nona, sama sekali tidak merepotkan. Selamat ulang tahun nona" Zara tersenyum dan mengangguk.
Setelah Silfi pergi ia membuka kotak itu, dan ternyata isinya adalah sepasang sepatu putih. Zara mencoba sepatu itu, wah ternyata pas sekali. Sudah pasti Silfi kan hafal banget ukurannya."Nona, anda dipanggil ke ruang tengah" Zara yang sudah membersihkan diri pun turun menemui orang tuanya. Zara melihat orang tuanya dengan senyum terpaksa "Suka kado nya?" Linda membuka pembicaraan "Suka maa"balas Zara cepat "Jadi kamu tadi pergi bareng temen mu itu lagi" Zara mengangguk senang menanggapinya "Jangan sampai lupa waktu, ingat belajar mu, ingat nilai, dan pesan kami" ujar Marsya seketika membuat semua mood Zara turun saat itu juga. Ku kira mereka sadar ternyata sama saja "Iya Zara akan lakuin yang terbaik" Keduanya tersenyum kecut lalu berlalu pergi.
BLAM
KLACK
Suara pintu ditutup dan dikunci, Zara mulai terduduk lagi. Bahkan dihari ulang tahun nya, mereka masih menekannya. Apa memang mereka tak pernah memikirkan perasaan ku? Ucapan mereka memang seperti hal sepele. Tapi bagi nya hal itu dapat mengubah segalanya.
Karena yang menurutmu sepele, belum tentu sepele bagi orang lain.Dialain tempat Krisna sedang putus asa karena file penting nya hilang. Bagaimana ini apa yang harus ia perbuat, ayahnya saat tahu langsung berubah menjadi dingin. "Aarrgghh sial" decak nya.
Krisna sudah mencari kemana mana namun tetap nihil. Ia mengacak acak rambutnya. Pasalnya file itu ia buat sambil bergadang dan itu sangat menyangkut perusahaan. Ayahnya tak mau tahu bagaimana pun file itu harus ada."Besok gua coba cari lagi dah" Krisna memutuskan untuk tidur.
Keesokan harinya, Krisna berangkat dengan raut wajah lesu. Dia juga tak makan bersama Zara dan yang lainnya. Krisna butuh waktu untuk menenangkan pikiran nya dan mengingat dimana ia meletakkan file itu. "Si Krisna kemana van?" Devan bergeleng tanda tak tahu "Pagi tadi dia jarang bicara" Zara yang mendengar itu langsung mendongkrak "Gue cari Krisna bentar ya, mungkin dia ada masalah" Nisa dan Devan mengangguk. Segera Zara pun pergi keatap, entahlah tapi hati nya yakin Krisna ada disana.
Dan tentu saja benar, Krisna duduk sambil tertunduk. Zara menghampiri nya "Lo ada masalah?" tanya Zara sambil duduk disebelah Krisna, Krisna tak menjawab tapi malah bersandar dibahu Zara. Zara tak keberatan akan hal itu "Pinjem bahu lo bentar" Zara mengangguk "File penting perusahaan gue ilang, mana tu file gua buatnya sambil begadang lagi" Zara menatap Krisna "Terakhir lo taroh mana tu file?"
"Meja kerja gue kayaknya...."
"Coba lo inget inget lagi deh selain di meja kerja lo"
"Gua udah coba ra tetep aja gak inget, hah putus asa gue"
TAK!
"Aduh kok lo Nyentil jidat gue sih" ringis Krisna saat jidatnya disentil oleh Zara "Jangan berhenti nyoba sebelum ketemu hasil" Krisna mulai mengingat lagi terakhir dia letakkan di.......
"Ah iya mungkin disana-!" Seru Krisna sambil mendongkrak membuat Zara kaget, Krisna mengotak atik ponsel nya lalu tersenyum lebar "Yess, akhirnya beneran ketemu~!" Girang nya bak anak kecil mendapatkan coklat "Benerkan makan nya jangan cepet putus asa" Krisna Cengengesan lalu merangkul Zara "Thanks ya udah nasehatin gue, klok gue gak kenal lo mungkin gue gak bisa sampai diposisi ini""Gak masalah sebagai gantinya lo traktir gue es coklat ya nanti pulang"
"Yee tetep gak mau rugi sia, tapi oke dehh"
Keduanya tertawa, tanpa disadari Nisa dan Devan pun melihat interaksi keduanya "Ehem-! Zara doang nih"
"Hm porotin trosss" semua nya tertawa pecahSeorang teman akan selalu bersama mu, dan tak kan meninggalkan kan mu entah saat kau senang maupun susah.
Next chapter.......
See you....
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't Forget Me
Teen FictionHidup penuh tekanan serta cacimaki dari orang tua. Membuatnya depresi hingga melukai dirinya sendiri. Tetap bertahan dan tak putus asa walaupun rasanya seperti disayat oleh pisau setiap hari. Hidup berpura pura dihadapan semua orang, mengatakan bahw...