• 11

21 5 3
                                    

。*♡ Happy reading 。*♡

#######################################

Setelah kejadian hari itu, semua dirumah Damariva berubah. Kini Zara dan orangtuanya selalu sarapan dimeja makan. Bertegur sapa dan bercanda bersama. Itu semua adalah impian Zara sejak lama. Zara sekarang sudah yakin bahwa orang tuanya berubah. Walau soal nilai masih sama tapi jika mendapat dibawah tak akan keras lagi.

Namun disisi lain....

"Kamu gak bisa gitu Krisna!"

"Tapi yah Krisna juga--"

"Juga apa?! Kamu egois Krisna!! Seharusnya sebagai atasan kamu bisa adil!!"

"Ini acara terakhir Krisna disekolah pa"

"Terserah kamu saja!"

Krisna dan Sanja ayah nya sedang berdebat. Karena Sanja tak setuju jika Krisna meninggalkan pekerjaannya. Krisna juga tak bisa melewatkan acara ini, bagaimana pun juga ini akan menjadi acara terakhir nya. Krisna membanting semua yang ada dikamar nya. Meluapkan semua kekesalan nya disana.

-

-

-

Keesokan harinya Krisna berangkat tanpa bertegur sapa dengan ayahnya. Ia meninggal kan sebuah catatan pada kopi yang Krisna siapkan untuk Sanja. Krisna berharap Sanja bisa mengerti semua ini.
Mood Krisna benar benar jelek saat ini. Sepanjang perjalanan menuju tempat air terjun ia hanya diam.  Zara menyadarinya dari raut wajahnya seperti nya Krisna sangat lelah.

Study tour itu berjalan dengan lancar banyak acara yang mereka ikuti. Setelah semua acara selesai mereka diberi waktu bebas untuk melakukan apa saja. Krisna langsung pergi ke air terjun dan duduk di atas batu besar. Ia diam dan melamun. Zara dari tadi sengaja mengikuti nya, entahlah tapi ia mengkhawatirkan nya. Ia menghampiri Krisna yang sedang terdiam itu. Zara hapal sekali jika Krisna banyak diam pasti ia sedang bermasalah.

"Jangan ngelamun ntar Kesambet"

"Gua gak ngelamun"

"Lo ada masalah ya?"

"Enggak kok" Zara menghela nafas, selalu saja sok sokan berbohong begini "Gua hapal sikap lo kris, curhat aja sama gua gak papa kok" Krisna menatap Zara, memang benar ia tak bisa berbohong padanya "Ayah gua sebenernya gak ngizinin gua kesini"  Zara memiringkan kepalanya

"Tapi kan lo udah disini"

"Masalahnya gua pergi tanpa persetujuan itu agak aneh dikeluarga gue"

"Ayah lo marah sama lo kemaren?" Krisna mengangguk

"Karena acara ini gak wajib dan gua disuruh ngurus perusahaan"
"Gua juga manusia ra, gua punya batas,gua punya capek,gua butuh refreshing juga" Zara menepuk puncak kepala Krisna "Gua yakin pasti bokap lo ngerti kok, lo pasti bilang sesuatu kan sama bokap lo?" Krisna mengangguk dan mengatakan ia tadi meninggalkan surat di kopi ayahnya. Zara mengusap usap surai rambut Krisna " Yodah ntar pasti dibaca, udah ih jangan sedd sedd gitu. Masak ia gua kudu ngelakuin hal bodoh biar lo ketawa lagi"

"Klok ngehibur ya totalitas dong" jahil Krisna

"Okey fine" Krisna melihat apa yang dilakukan Zara. Zara menjulingkan mata nya lalu menggembung kan pipinya. Membuat nya terlihat sangat lucu sampai Krisna tak bisa menahan tawanya "ppffttt anjirrr muka lo wahahahaha jelek banget" pecah sudah tawa nya, Zara mengehentikan tingkah bodohnya itu, lalu mengembung kan pipi kesal yang membuat nya terlihat imut "Gua ngelakuin itu juga demi lo Saepudin" Krisna mencubit gemas pipi Zara membuat sang empu meringis "Ehehehehe iya iya tengkyu"

Don't Forget MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang