• 8

14 5 0
                                    

✧*。Happy reading  ✧*。
____________________________________________

Setelah kejadian itu sikap Zara dirumah menjadi berbeda. Zara lebih sering diam dan tak seceria dulu. Namun disisi lain Zara tetaplah Zara, disekolah ia masih ceria bahkan lebih ceria dari sebelumnya. Mungkin itu adalah cara Zara menutupi semua lukanya. Meski ia dan teman-temannya dekat Zara jarang sekali menceritakan masalahnya, ia senggan untuk menceritakan nya. Zara juga takut malah membebani pikiran mereka. Cukup biar dia saja yang merasakan.

Sudah seminggu setelah Zara masuk kelas 3. Tidak ada masalah sejauh ini. Disekolah pun mereka saling bercanda tawa di atap. Mengapa di atap? Karena disanalah mereka mulai saling mengenal. Zara masih belum bicara pada orang tuanya semenjak hari ini. Berpapasan dirumah juga tak bertegur sapa, entah keluarga macam apa ini.
Nyatanya keluarga terhormat belum tentu nikmat.
Zara berusaha bertahan sampai nanti ia lulus kuliah dan bebas dari kekangan orang tuanya.


"Oh iya, kalian abis lulus mau kuliah?" Krisna bertanya sambil meneguk minuman, yang lain hanya saling pandang "Klok gua sudah pasti" balas Zara menatap langit, Zara tak melupakan pesan mama nya dulu dimana mengatakan ia harus menerima gelar sarjana. "Gue disuruh nyokap gitu" jawab Nisa, "Baru juga seminggu kelas 3 udah ngomongin kuliah" Devan bergeleng geleng sok keren membuat yang lain tertawa.
"Klok lo sendiri gimana kris?" Tanya Nisa mewakili semua yang ada disana "Gua langsung ngurus perusahaan nya bokap" sedang yang lain ber-oh ria

Sepulang dari sekolah Zara hanya terus berada dikamar nya. Karena jenuh Zara pergi ke perpustakaan pribadi nya. Banyak sekali koleksi buku disana entah itu novel,sejarah, ilmiah, dan masih banyak lagi. Zara pergi ke bagian novel, melihat dan memilih. Mata nya tertuju pada sebuah novel yang berjudul
'I need freedom' . Zara duduk lalu mulai membaca dengan tenang.

Novel itu menceritakan tentang seorang gadis yang bunuh diri karena dikekang oleh keluarga nya, semua yang ia lakukan dibatasi. Dia hanya ingin bebas melakukan apa pun. Suatu ketika ia mencoba kabur dari rumah, namun tak lama ia kembali lalu dimaki oleh orang tuanya. Ia menyangkal dan berlari ke arap. Disana ia menutup matanya dan menjatuhkan diri dari lantai 4, hal itu membuat nya tewas ditempat. Sebelum ia benar benar meninggal ada sebuah pertanyaan di benak nya "Sebenarnya apa itu bebas?"

Zara selesai membaca, tak serasa hari sudah mulai sore. Ia menatap diluar jendela, novel ini hampir mirip dengan nya. Ia tak akan menghabisi nyawa nya sendiri. Zara harus tahu bagaimana caranya bebas dari tekanan orang tuanya. Namun, luka dihatinya tak pernah sembuh,jika ia memaksa semua akan hancur berkeping-keping. Tapi harus sampai kapan Zara hidup berpura pura seperti ini. Apa dia tak layak mendapatkan perhatian?
Notifikasi ponsel nya membuyarkan pikirnya. Sebuah pesan dari Grup.

||Nisaa
Gaesssss gua ada berita pentuinggg

Oy @Krisna @Devan @Zahra

||Krisna
Heboh banget lo

||Devan
Hooh kek emak² komplek

Paan nis?

||Nisaa
Besok abis ujian tengah semester kita ada study tour!!!

Hah? Seriusan?

||Krisna
Jangan nyebar hoax lo Juminten

||Devan
Beneran sepudin
Gua udah tahu 

Asik ni abis pusing² trus refreshing
Tapi masih lama ;-; 

||Krisna
Alohhu kenapa lo gak ngasih tempe gua samsul

||Devan
Lufa akuh tuh

Don't Forget MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang