。*♡ Happy reading 。*♡
************************************************
Pagi ini keluarga Damariva sarapan bersama, sudah beberapa kali terlihat mereka sangat harmonis. Membuat para pembantu dan bodyguard ikut senang, mereka berharap keluarga ini tak mengalami masalah lagi. Ketiganya masih fokus makan sampai Marsya membuka pembicaraan "Zara sebentar lagi kamu akan ujian sekolah kan?" Dibalas anggukan oleh Zara "Apa kamu masih mau berjuang untuk dapet nilai bagus seperti dulu? Apa pun hasilnya akan kami terima, klok enggak juga gakpapa" ucap Marsya kemudian meneguk air minum "Eh masih mau dong pa, masak enggak" Marsya tersenyum syukur putrinya ini tak memiliki trauma.Zara selesai makan dan hendak pamit ke sekolah, setelah menyalimi keduanya langkah Zara terhenti karena Linda memanggil nya "Gak mau bareng papa aja?"
"Enggak usah Zara tau kok papa udah telat" Zara mengedipkan sebelah matanya, membuat Marsya tak tahan meraup nya "Kamu ini~" Zara melambaikan tangannya lalu keluar. "Gak ada yang ketinggalan non?"
"Enggak kok, yuk jalan"
"Okey" Bastia melajukan mobil dengan kecepatan rata rata sampai ke sekolah Zara.
-
-
-
-
Dikarenakan jam pertama kosong Zara dan kawan kawan tentu saja pergi keatap. Saat diperjalanan Zara tak sengaja menabrak seorang siswa dan membuat mereka berdua tersungkur, lebih tepatnya saling menabrak tanpa sengaja sih. Zara bangun dibantu Nisa dan yang lainnya, siswa itu juga "Maaf gue gak liat tadi, lo gakpapa kan?"
"Wah bisa minta maaf ternyata" balas cowok itu sebut saja Kelvin dengan tatapan meremehkan "Orang minta maaf kok lo ngajak war sih" sahut Nisa sambil menatap tak suka Kelvin "Ya gimana ya Zahra Damariva kan orang tersombong disini, liat kesekolah aja pakek jaket cih banyak gaya" Zara sebenarnya tak terlalu menggubris bualan seperti itu, namun tidak bagi yang lain "Heh! Lo klok gak tau apa apa gausah banyak omong" Kelvin tertawa remeh "Emang bener kan, cuma gegayaan doang" salah satu teman Kelvin yaitu Zaki mengeplak kepala Kelvin "Lo blom denger yang itu?"
"Itu paan sih?"
"Yang kenapa Zara pakek jaket kesekolah"
"Buat gegayaan yekan"
"Bukan pe-A"
"Zara pakek jaket itu karena....." Fadil yang menceritakan semuanya membuat Kelvin membelalak tak percaya "Heh! Seriusan lo ra? Sorry lancang tapi boleh lo tunjukin?" Zara tak keberatan dan memperlihatkan bekas luka yang masih membekas ditangan nya. Kelvin sadar kesalahan nya kini, ia merasa bersalah sudah mengatakan yang tidak-tidak tadi. "Maaf gua asal ngomong tadi"
"Gak masalah toh udah kebiasaan juga"
"Eh tapi lo berdua bisa tau masalah pribadi itu dari mana? Heran perasaan keluarga Damariva gak ngumbar ngumbar?" Tanya Nisa karena setahu dia tidak ada yang tahu masalah itu kecuali dirinya dan yang dekat dengan Zara "Ehehehe ada gosip gitu, trus Sekarang terbukti deh" balas Fadil Cengengesan, Nisa dan kawan kawan memutar bola mata malas.
Dasar netizen selalu aja nyari sampek mungkin nenek moyang kita ketemu.Zara melanjutkan perjalanan ke atap. Diatap mereka berbincang tentang kejadian tadi, siapa Kelvin itu, anak dari keluarga mana, kelas apa. Semuanya sudah terjawab "Tapi jujur gua radak gak suka sama Kelvin Kelvin itu" yang lain menatap Krisna bingung. "Wadu wadu kenapa nih....."
"Tu anak roman roman nya ngeselin"
"Jangan nilai orang dari luar doang, siapa tau dia gak gitu" -Nisa
"Hooh ntar jatoh nya suujon" tambah Devan "Ya terserah lah intinya gitu"
"Acieee ngerupiin gueee"
"YASALAMMM"
"Yo guys, hehehe gabung yee"
"Oke sini sini" Kelvin langsung duduk disebelah Zara yang mempersilahkan, Zaki dan Fadil juga ada disana mereka duduk disamping Devan dan Nisa. Mereka berbincang bincang sambil sesekali bercanda tawa. Krisna tak banyak bicara memang pada dasarnya ia tak nyaman dengan suasana ini. Zara yang peka pun menarik tangan Krisna dan pindah tempat terlebih dahulu. Hal ini membuat Krisna terkejut.
"Heh, ngapain sia bawa gua kesini?"
"Gosah ngeles Lo, gue tau lo gak nyaman kan?"
"G-gak tuh" jawab Krisna sambil memalingkan wajah "Hilih, udah tenang aja gue gabakal oleng dari lo kok" ucap Zara kemudian mencium pipi Krisna. Membuat Krisna blusing seperti kepiting rebus "E-eh pa paan sih lo" Zara hanya tersenyum sambil memperlihatkan deretan giginya. Tanpa disadari ada makhluk² yang mengintip serta menguping
"Ohok-! Zara berani nyosor ternyata"
"Krisna takut tersaingi-!"
"Hm gitu ternyata-!"
"Pantes dari tadi bad mood-!"
"Takut si Zara oleng ke gua-!"
Zara dan Krisna mematung ditempat. Mereka benar benar tak menyadari kehadiran mereka sejak tadi. Zara dan Krisna saling bertatap dan mengangguk.
"Jadi mau keluar kapan?"
"Kepala nya mau dimasak apa hm?"
"Ampun Kanjeng ndoro" mereka sungkem, Tawa mereka pun pecah. Dasar tingkah mereka memang ada ada saja. Sekarang tambah mengadi ngadi gara gara Kelvin dan kawan kawan.
Ditengah tengah itu Krisna izin ke toilet sebentar. Krisna di toilet membasuh muka demi menetralkan pikir serta hati nya. Sesekali ia memegang pipi dan sensasi ciuman itu terlintas. Krisna benar benar dibuat malu setengah mati oleh Zara. "Lemah banget gue baru gitu aja, jantung udah kek mo lompat ke ginjal" yang melihat tingkah Krisna hanya bisa berpikir positif mungkin dia sudah gila :)
Next chapter........
Share and vote if you like
See you....

KAMU SEDANG MEMBACA
Don't Forget Me
Teen FictionHidup penuh tekanan serta cacimaki dari orang tua. Membuatnya depresi hingga melukai dirinya sendiri. Tetap bertahan dan tak putus asa walaupun rasanya seperti disayat oleh pisau setiap hari. Hidup berpura pura dihadapan semua orang, mengatakan bahw...