• 13

15 3 0
                                        

。*♡ Happy reading 。*♡

++++++++++++++++++++++++++++++++++++++

Pembelajaran jam kedua pun dimulai. Semua siswa memperhatikan dan tak ada suara kecuali pulpen yang menulis dikertas. Ditengah pembelajaran guru mengingatkan bahwa sebentar mereka akan menghadapi UN. Mereka diminta untuk mempersiapkan nya, karena tinggal beberapa minggu lagi.

Jam pelajaran pun berakhir, semua siswa keluar dari kelas. Zara dan kawan kawan pergi ke taman belakang sebelum pulang. Mereka sedang membuat rencana belajar bersama.
"Jadi mo gimana nih?" Devan membuka pembicaraan "Gimana klok giliran?" Usul Nisa dan diangguki Zara "Gua sih ikut ngikot aja enak nya gimana" tambah Krisna. Akhirnya semua sepakat untuk belajar dirumah mereka secara bergilir, pertama dirumah Nisa, lalu Devan, Zara, dan Krisna.

"Eh ikut dong~~" suara yang tak asing bagi mereka. Mereka menatap siapa yang mengatakan dan ya benar itu Kelvin sudah mereka duga "Dih ngapain lo SKSD gitu" cibir Krisna membuat Kelvin ingin menjahili nya "Pliss lah kris, lagian gua juga gak bakalan nyaingin lo" Krisna mengeplak kepala Kelvin karena geram "Yang ngerasa tersaingi saha emang?"

"LO-!!!" Tak hanya Kelvin yang menjawab namun yang lain juga, "Bener bener mau disop ni kepala" semua nya tertawa karena Krisna mengatakan itu sambil blusing "Oke lah karena gua baik nan tampan kek Cha Eunwoo, boleh deh"
"Sorry bro tapi tolong halu Lo dikondisikan" balas Kelvin dengan senyum prihatin nya "Eunwoo juga gak sudi disamain sama lo" celetuk Devan sambil cengengesan "Pada syiiirriiiqq" Nisa dan Zara hanya bergeleng geleng akibat tingkah mereka ini.

-

-

-

-

-

Zara sedang asik menonton drama di laptopnya. Terdapat camilan dan juga soda disana. Fokus nya teralih saat ponselnya berbunyi. Zara mengambil lalu melihat siapa yang menelepon. Nomor tak dikenal, ia mematikan nya. Namun ponsel itu kembali berbunyi membuat Zara geram dan akhirnya mengangkat. "Ya siapa?"

"Ehehehe masa lupa" memang suara nya seperti Zara kenal tapi ia tak suka yang bertele-tele "Gue tutup"

"Eppp jangan eleh ini gua Kelvin"

"Oh, dari mana lu dapet nomer gue"

"Jadi orang terkenal banget sih lo"

"Hm... Ada apa lo nelpon gue?"

"Simpen nomer gua yak"

"Iyaa, klok inget"

"Ish lu mah"

Zara tertawa, lalu mematikan telpon. Sesuai permintaan ia menyimpan nomer Kelvin. Beberapa menit setelah itu terdengar suara ketukan dipintu. Zara beranjak lalu membuka pintu, ia terkejut karena yang dihadapannya saat ini adalah Krisna.

"Eh Krisna, ada apa kok kesini gak bilang-bilang?"

Krisna Cengengesan sambil menggaruk kepalanya yang tak gatal. "Anu....gua mo pinjem catetan tadi pas nyatet punya gue ada yang blom kecatet" ya gimana bisa fokus klok salting mulu kepikiran kejadian itu mulu. "Oh bentar gua ambil" Zara pergi mengambil buku catatan nya di meja belajar. Krisna bersandar di dinding sambil menunggu, tak lama kemudian Zara pun keluar lagi "Nih klok ada yang gak jelas bilang aja"

"Oke siip, besok gua balikin" Zara mengangguk sambil tersenyum "Yodah gua langsung ya" pamit Krisna sembari melangkah pergi "Eh gak mau main dulu?" Krisna berbalik menatap Zara "Enggak ntar bokap gua nyariin" Zara mengangguk. Krisna kembali berjalan sampai keluar rumah, dibalkon Zara menatap Krisna dari atas. Tanpa sengaja Krisna juga menatap kesana, Zara melambaikan tangan "Ti ati" Krisna tersenyum dan mengacungkan jempol.

-

-

-

-

-

Beberapa Minggu berlalu dan waktu ujian semakin dekat. Seusai rencana mereka sudah bergiliran belajar dirumah, sekarang giliran rumah Krisna. Zara tahu dimana rumah Krisna karena Ayah nya pernah bekerja sama dengan nya. Zara berangkat bersama Nisa. Sesampainya di rumah Krisna, Devan sudah ada disana.

"Nah tinggal Kelvin cs ni yang blom, kemana lagi tu anak" grutu Devan yang sudah menunggu setengah jam. Tak lama setelah grutua itu Kelvin cs pun nonggol. "Yo gaes, kembaran nya Angga Yunanda datangg"

"Gaya lo Vin" -Zaki

"Alergi Angga punya kembaran model lo" -Fadil

"Dih like like handsome people"

"Sok enggres lo, nilai aja masih 65" ZLEB! kalimat yang sangat menohok itu membuat yang lain tertawa. Yah masih sama mereka selalu heboh, apa lagi kalau sudah ditambah Krisna dan Devan, busshh heboh nya ngalahin emak emak dapet diskonan. Setelah mereka dipersilahkan masuk, mereka mulai belajar meteri materi yang digunakan untuk US.

Jam pun berlalu dengan cepat, tak terasa hari sudah semakin sore. Teman teman Krisna belum pulang karena sedang mengistirahatkan otak nya. Hari ini adalah hari terakhir sebelum besok ujian, mereka yakin semua pasti baik baik saja. "Kok gua grogi ya" ucap Krisna membuat yang lain menatapnya "Itu karena lo deket Zara Kris" celetuk Zaki mendapatkan jitakan dari Krisna "Bukan itu Udinnn, grogi besok ngerjain soal nya"

"Lo yakin aja ntar juga gakpapa" -Devan

"Wab tumben si Devan bener" -Fadil

"Hooh biasanya mah kagak" -Kelvin

"Gini gini gua juga punya otak kali" -Devan

"Biasanya juga gak lo pakek" -Krisna

-

-

-

-

-

Hari ha pun tiba, semua siswa mengerjakan soal soal ujian itu dengan sebaik mungkin. Sangat teliti dan hati-hati.
Seminggu berlalu dan hasil ujian pun keluar. Nilai teman teman Zara bagus begitu pun dengan nya. Zara tak sabar ingin menunjukkan nya pada orang tuanya.

Sesampainya di rumah Zara langsung memperlihatkan hasil ujian. Linda sangat senang dan memeluk putrinya yang sudah bekerja keras. Namun, Marsya sedikit berbeda ia menemukan sebuah nilai yang masih diluar target nya. Marsya menghela nafas dan menghampiri Istri dan anaknya "Zara nilai yang ini besok ujian akhir apa bisa diperbaiki?" Zara mengangguk membuat Marsya tersenyum dan memeluknya. Sebenarnya jauh didalam hati Zara terdapat sedikit luka, tapi tak apa setidaknya Papanya tak menamparnya.

Sore ini teman teman Zara mampir kerumah, selain memastikan apa Zara baik baik saja mereka juga ingin main. Sudah lama mereka tak kesini.

"Yosh.... akhirnya selesai" seru Kelvin berbaring dilantai kamar Zara "Jangan bebas dulu masih ada ujian akhir btw"

"Gakpapa napas dulu kalik"

"Btw ra lo udah gakpapa ya sekarang?" Pertanyaan Krisna itu membuat Zara sedikit bingung menjawab ya atau tidak. Satu sisi Zara baik tapi hati Zara terdapat sedikit luka. "Iya udah gakpapa" balas Zara membuat Krisna tersenyum, Zara mencoba tak memperdulikan luka itu mungkin hanya bekas yang belum kering kemudian terluka lagi.

"WTF?!!! Ujian akhir dimajuin?!!!"

"Hah!!?"


Next chapter........

Share and vote if you like




See you....

Don't Forget MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang