Happy Reading...
Mira's pov
Gue akui kalo gue memang salah tidak memberitahu Rafan tentang masalah keluarga gue. Tapi di saat gue mau beri tahu, Rafan malah pergi begitu saja bahkan, memandang gue pun tidak.
Apa lagi dia marah disaat dia lihat gue dan Alex berboncengan malam-malam. Tapi itu semua bukan di sengaja, bahkan gua terpaksa ikut bersama Alex, karena mamanya Alex meminta saya untuk kerumahnya, tapi gue bertemu Rafan di toko kue.
Sebenarnya bokap gue sedang terjadi masalah dengan perusahaan dan hampir bangkrut perusahaan bokap gue. Tapi karena bonyoknya Alex membantu dengan ada persyaratan, dan persyaratannya adalah gue dan Alex memiliki suatu hubungan seperti sepasang kekasih.
Awalnya gue menolak, tapi setelah dipikir-pikir. Jika gue menolak maka akan membuat bonyok gue terkena masa sulit dan bukan itu saja. Gue tidak bisa mewujudkan apa yang bonyok gue ingin.
Sebenarnya bonyok gue juga menolak persyaratan yang di berikan oleh bokapnya Alex. Karena bonyok tahu, kalo gue memiliki hubungan khusus dengan Rafan, bahkan bonyok gue akui. Kalo Rafan orangnya yang sangat baik dan perhatian sekali dengan gue.Tapi bagaimana lagi, kalo menolak. Maka perusahaan semakin hancur.
Gue sesek sekali melihat Rafan yang cuek, ketus dan dingin seperti Fathan. Karena sikap dan sifat Rafan berbanding terbalik dengan sikap dan sifat aslinya. Dan sekarang gue berada di pantai untuk menengkan diri gue, ya ini lah tempat gue untuk menenangkan diri, jika tidak ada Rafan.
Gue menghidupkan ponsel gue yang banyak notifikasi dari Afifa dan grup kelas, tapi tidak ada satu pun notifikasi dari Rafan.
Ya mungkin Rafan benci dengan gue. Tapi gue tidak akan pernah menyerah untuk menjelaskan semua masalah gue dan keluarga gue, karena Rafan harus tahu. Agar tidak terjadi salah paham yang lama.
Fathan's pov
Gue sedari tadi melihat Afifa yang terlihat sangat khawatir, ya dia mengkhawatirkan Mira. Bahkan ia tidak fokus belajarnya dan sudah terkena teguran dari bu Endang. Gue harus bicara sama Rafan, ada masalah apa Rafan dan Mira?
Gue menarik tangan Rafan untuk membawanya ke rooftop dan semuanya menatap ke arah gue dan Rafan. Sedangkan Rafan hanya diam dan pasrah saja di tarik oleh gue.
"Fathan, kamu sama Rafan mau kemana?"
Gue menatap bu Endang yang sedang menatap gue dan Rafan. Gue akui gue tidak sopan dengan bu Endang, maafkan gue bu. Karena gue harus menyelesaikan masalah sahabat gue dan tidak mau berlama-lama mendiamkan masalah ini.
"Maaf bu, izinkan saya dan Rafan keluar."
Gue langsung keluar tanpa persetujuan bu Endang dan menarik tangan Rafan. Sesampai di rooftop gue duduk dan Rafan juga ikut duduk di samping gue, gue ngelihat wajah Rafan yang diam dengan ekspresi datarnya.
Eiitss dah.. jangan sampai Rafan meniru sikap dan sifat gue, nanti hidupnya tidak berwarna dan tidak bermakna. Jika dia mengkuti sikap dan sifat gue.
"Lo ada masalah apa dengan Mira?"
Gue menatap Rafan dari samping, dan Rafan juga menatap gue. Hingga tatapan gue bertemu dengan Rafan. Eh elah kayak tatapan sepasang kekasih sedang bertatapan, memalukan. Lupakan jangan di lanjutkan.
"Lo tanya aja sama dia." Jawabnya ketus dan mengalihkan pandangannya ke arah lain. Wah ini jangan dibiarkan.
"Kalo ada lo kenapa harus dia?"
"Gue males ngomong Than."
"Lo sayang sama Mira tidak Fan?"
Rafan langsung menatap gue tajam, kayaknya dia tidak terima dengan pertanyaan gue. Biarin masa bodo.
KAMU SEDANG MEMBACA
IKHWAN KUTUB [SUDAH TERBIT]
Teen FictionPria tampan yang sangat dingin, dan banyak masalah yang ada di hidupnya. Hingga sifat dan sikapnya berubah menjadi sangat dingin. Tapi karena seringnya berjalan dengan waktu, dengan pelan sifat dan sikapnya hilang. karena kedatangan wanita yang mer...