❄️ Fathan Daniyal Althaf ❄️

543 39 0
                                    

Happy reading...

Selesai sudah liburan sekolah selama satu bulan. Hari ini adalah pembukaan tahun ajaran baru. Tapi pria yang sudah cukup umur ini malah sibuk mengerjakan berkas-berkas yang sangat numpuk di meja kerjanya.

Pria yang sudah cukup umur ini sudah diizinkan untuk tidak sekolah terlebih dahulu oleh kakeknya. Karena kesibukannya sebagai CEO muda yang memimpin beberapa perusahaan.

Kenapa kakeknya yang memberikan izin kepadanya untuk tidak sekolah? Karena kakeknya adalah pemilik sekolah SMA Althaf. Jadi dia tidak khawatir masalah sekolahnya, dan dia hanya disibukkan dengan berkas-berkas yang numpuk. Hingga dia memijit kepalanya karena pusing melihat tumpukan berkas yang tak ada habis-habisnya.

Ceklek

Suara knop pintu yang terdengar di telinga pria remaja ini, tapi ia tidak perduli siapa yang datang, mungkin kakeknya atau AR (asisten rumah) yang harus membuatnya berhenti bekerja walaupun hanya sesaat.

"Fathan."

Ya namanya adalah Fathan Daniyal Althaf. Pria yang terkenal sangat dingin, tampan dan ekspresi datarnya yang selalu mengeluarkan aura dinginnya.

Fathan kenal dengan suara yang sudah memanggilnya, tapi Fathan tidak perduli dan menunggu apa yang nanti akan dikatakan lagi.

Pria yang  memanggilnya adalah kakek Fathan yang bernama Burhan Althaf. Fathan hanya tinggal dengan kakeknya dan beberapa bodyguard yang selalu menemani Fathan, untuk menjaga Fathan dari para musuh yang ingin mencelakai Fathan.

"Fathan berhenti dulu kerjanya, mari kita makan dulu." Burhan menatap cucunya yang sedang sibuk membaca berkas-berkas yang menumpuk di meja. Sebenarnya Burhan tidak tega dengan Fathan yang seperti ini, karena ini bukan saatnya Fathan untuk mengerjakan berkas-berkas yang seharusnya dikerjakan oleh orang dewasa. Tapi Fathan berbeda dari yang lain, karena otak dan kerja keras Fathan mirip sekali dengan almarhum ayahnya.

Tak butuh waktu lama Fathan menurut dan berhenti mengerjakan berkas-berkas yang ada dihadapannya, lalu Fathan berdiri dan menghampiri kakeknya.

"Ayo Fathan."

Fathan menggandeng tangan kakeknya sembari menuntun kakeknya berjalan. Sesampai di sebuah ruangan yang berwarna serba putih dan terlihat sangat elegant sekali Fathan menggeser kursi untuk kakeknya.

"Duduk lah kakek." Ujar Fathan lembut. Cara bicara Fathan sangat lembut dengan kakeknya. Karena kakeknya lah yang telah mengurus Fathan sendirian. Nenek Fathan sudah meninggal sedangkan kedua orang tua dan adik perempuannya juga telah meninggal.

Fathan duduk di samping kakeknya dan hanya diam sembari melihat AR yang menyiapkan makanan di piring Fathan dan kakeknya.

"Fathan, Kakek janji setelah kamu menyelesaikan pekerjaan ini. Kamu tidak perlu lagi bekerja keras seperti tadi, kamu nanti hanya menandatangani berkas-berkas saja. Dan kamu harus fokus belajarnya, karenakan kamu sudah naik kelas 3 dan sebentar lagi lulus." Burhan melihat Fathan yang hanya diam dengan ekspresi datarnya.

"Lalu siapa yang menangani perusahaan ini Kakek?" Tanya Fathan menatap kakeknya yang tidak yakin apa yang kakeknya katakan. karena setelah ayahnya tidak ada lagi. Kakeknya sering menggonta-ganti CEO di perusahaan, tapi malah  kepercayaan yang diberikan oleh kakek banyak di salah gunakan.

"Kamu jangan khawatir Kepercayaan kakek yang menangani perusahaan ini."

'gue tidak bisa hanya diam saja, gue juga harus tau dengan kepercayaan kakek secara diam-diam dan maafkan gue kakek.' Batin Fathan.

"Fathan setelah makan ini kamu langsung lanjutkan pekerjaan kamu."

"Tapi, kakek hari ini ada terapi dan Fathan harus menemani kakek."

IKHWAN KUTUB [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang