Happy Reading..Hari yang begitu sangat cerah, burung-burung berkicauan di pohon dan di udara. Kini Balqis, Hanna dan Fathan sedang berada di ruang makan bersama-sama. Balqis dan Hanna berbincang sembari bergurau. Sedangkan Fathan hanya diam mendengarkan celoteh dari tante dan adiknya yang menyebalkan.
Hanna’s pov
"Kak Fathan."
"Hmm."
Tuh kan kak Fathan jawabnya kayak Nisa Sabyan lagi konser aja. Bahkan lihat gue aja ngga, kayaknya kak Fathan ngga hidup kali ya kalo ngga ngeluarin kata Hmm tapi sabodo lah, karena gue harus bersikap lembut dan perhatian kalo mau ada apa-apa dengan kak Fathan.
"Kak, lo mau beli baju untuk besok lebaran ngga?"
"Hmm."
Gue menghela napas sembari menatap tante Balqis yang ternganga. Ya mungkin mendengar jawaban kak Fathan yang ngga nyambung. Tapi kak Fathan malah lihat gue sama tante yang bingung akan jawaban yang diberikan kak Fathan.
"Iya mau."
"Serius kak?"
"Serius Han, tapi lo yang beli baju. Gue Cuma nitip aja ke lo."
"Oke, tapi yang bayar baju gue sama baju tante, kak Fathan ya?"
Gue lihat ekspresi kak Fathan yang aneh dan tidak tahu apa maksud dari ekspresinya. Bahkan gue aja ngga bisa ngenjelasin gimana ekspresinya sekarang ini.
"Enak aja lo, bayar duit sendirilah."
Omg ketus banget ngomong, tapi gue ngga boleh nyerah. Karena gue ngga ada sepeser pun uang untuk beli baju, bahkan buat jajan pun gue ngga ada. Gue sekarang menangkupkan kedua tangan gue menghadap kak Fathan yang terus menatap gue sembari menampilkan pupil eyes gue.
"Kak, lo tega sekali sama gue. Lo tahukan gue datang kesini karena di usir, tanpa membawa uang, jangan pelit dong kak sama adik sendiri."
Author’s pov
Pinta Hanna dengan suara sedihnya, Fathan hanya mengerutkan dahinya melihat ekspresi Hanna yang begitu sangat lucu. Bahkan Fathan berusaha mati-matian menahan tawanya agar tidak ketahuan. Sedangkan Balqis hanya diam menatap Fathan yang berdiri dari tempat duduknya dan pergi.
"WOY KAK FATHAN, GUE KASIH TAHU KAK AFIFA KALO KAKAK ITU PELIT MEDIT." Teriak Hanna, sontak Fathan menghentikan langkahnya dan membalikkan badan menghadap Hanna dengan eskpresi marahnya.
"Ck, gitu cara lo mau minta beliin baju."
Decak Fathan ketus dan dingin, seketika hati Hanna merasakan sakit, mendengarkan perkataan Fathan yang begitu menusuk ke hatinya. Padahal Hanna hanya bercanda, tapi Fathan malah di buat serius. Ya mungkin Fathan orangnya baperan kali ya.
Setelah kepergian Fathan, Hanna menangis sejadi-jadinya. Balqis pindah duduk disamping Hanna dan mengusap-usap punggung Hanna yang bergetar.
"Kak Fathan kasar banget sih ngomongnya, dia ngga pernah lo tante bicara kasar kayak gitu. Biasanya dia selalu mau menuruti apa yang gue pinta, dan tadi gue hanya bercanda aja loh tante."
"Kamu yang sabar ya, Fathan sekarang bukan kayak dulu lagi Han. Jadi kamu banyak-banyak bersabar dan berdoa, agar semua sikap dan sifat Fathan kembali yang sebenarnya."
Dilain tempat Fathan bersender di dinding dekat dengan pintu masuk ke ruang makan sembari mendengarkan perbincangan antara tante dan adiknya, walaupun terdengar samar-samar.
Tapi Fathan merasa sangat sesak sekali, mendengarkan isak tangis Hanna. Hingga akhirnya Fathan pergi ke kamarnya dengan cepat. Sesampai di kamar, Fathan langsung mengambil dompetnya yang isinya berbagai macam kartu ATM. Setelah itu Fathan kembali lagi keruang makan.
KAMU SEDANG MEMBACA
IKHWAN KUTUB [SUDAH TERBIT]
Novela JuvenilPria tampan yang sangat dingin, dan banyak masalah yang ada di hidupnya. Hingga sifat dan sikapnya berubah menjadi sangat dingin. Tapi karena seringnya berjalan dengan waktu, dengan pelan sifat dan sikapnya hilang. karena kedatangan wanita yang mer...