❄️ Rencana Penyelamat ❄️

134 9 2
                                    

Happy Reading...


Afifa’s pov

Setelah sholat isya, saya melangkah keluar kamar menuju ke ruang keluarga. Biasanya di ruang keluarga ada papa, mama dan kakak.

Hingga akhirnya sampai juga di ruang kelurga, tapi ruang keluarganya kosong. Tidak ada siapa-siapa, terus saya melangkah menuju ke kamar kakak

Tok tok tok tok

Saya mengetuk pintu kamar kakak, di saat saya sudah berada di depan kamar kakak. Tak butuh waktu lama, pintu terbuka dan menampilkan pria tampan dengan ekspresi datarnya.

"Assalamu'alaikum kak."

"Wa'alaikumussalam, ada apa?"

Saya meniru eskpresi wajah kakak yang datar seperti dinding.

"Kenapa adik kakak yang tersayang?"

Nah saya lebih setuju banget kalo kakak tanyanya lembut banget, dari pada ketus udah itu datar lagi ngomongnnya, serasa banget ngomong degan dinding.

Tapi Saya tidak menjawab, yang mana saya malah menarik tangan kakak dan membawanya menuju ke gazebo yang ada di taman.

"Ada apa?"

Saya tersenyum, karena sudah tiga kali kakak nanya ke saya. Tapi tidak di jawab oleh saya dan kakak malah menghela napas saja.

"Kak, mama sama papa mana?"

"Ada."

"Dimana?"

"Dikamar sayang."

saya hanya menganggukkan kepala dan jujur sebenarnya saya merasa sangat bahagia sekali akan panggilan sayang yang kakak ucapkan ke saya.

"Kakak kapan mau melamar kak Rasya?" Tanya saya menatap wajah kakak yang terlihat tenang dan terlihat sekali wajah tampannya.

"Minggu depan, kakak udah bilang sama mama dan papa dan juga orang tuanya Rasya. Kata mama dan papa akan diadakan lamaran yang mewah kayak princess Syahrini. Lalu kedua orang tuanya Rasya setuju apa kata mama dan papa."

"Tapi kayaknya berlebihan deh kak."

"Kakak udah bilang, tapi keputusannya tidak bisa diganggu gugat." Kakak mengusap-usap kepala saya dengan lembut, lalu mengecup singkap pucuk kepala saya.

"Iiih.. Kakak lebay deh."

Saya menggelitik pinggang kakak, tapi yang di gelitik hanya diam dengan ekspresi datarnya. Saya berlari meninggalkan kakak, takut nanti kakak malah membalas dendam ke saya. tapi saya melihat ke belakang kakak menyusul saya dengan santai.

Ting nong ting nong

Sontak saya menghentikan langkah saya mendengar suara yang menandakan ada tamu. Saya mendekati pintu dan membuka pintu, hingga menampilkan perempuan dan laki-laki setengah baya.

"Assalamu'alaikum."

"Wa-'alaikumussalam tante om."

Entah kenapa ngomong saya tiba-tiba menjadi terbata-bata. Dan Saya terkejut saat melihat orang yang di belakang kini berdiri di samping perempuan setengah baya. Yang ternyata dia adalah kak Ikhsan.

"Afifa ada siapa?"

Saya membalikkan badan menghadap kakak dan melihat wajah terkejut kakak. Tapi detik kemudian, ekspresi kakak menjadi datar. Saya membalikkan badan menghadap mereka bertiga.

"Silahkan masuk om tante dan kak Ikhsan."

Mereka menganggukkan kepala dan masuk. Sekarang mereka bertiga duduk di sofa yang di ruang tamu.

IKHWAN KUTUB [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang