❄️ kena lagi ❄️

329 27 2
                                    


Happy reading..

Dalam perjalanan menuju pulang ke rumah. Fathan selalu berulang-ulang kali menyebutkan nama Afifa Nahda Athaillah di dalam hatinya. Karena nama Athaillah sangat familiar sekali di telinga Fathan.

"Tuan Fathan memikirkan apa?" Tanya Bagas hati-hati. Karena bingung melihat ekspresi Fathan yang berubah-ubah dan entah memikirkan apa?

"Athaillah namanya tidak asing."

"Athaillah adalah nama perusahaan milik pak Karim Athaillah."

"Ya saya tau." Balas Fathan datar.

"Afifa Nahda Athaillah berarti dia anak pak Karim Athaillah." Lanjut Fathan sekilas melirik Bagas.

"Mungkin saja tuan."

Sesampai mobil yang mereka tumpangi di parkiran rumah. Fathan langsung keluar dari mobil saat pintu mobil telah di buka oleh bodyguardnya. Fathan langsung masuk ke rumah dan langsung menuju kamar kakeknya.

Tok tok tok tok

Fathan mengetuk pintu kamar kakeknya "Masuk." Terdengar suara intruksi dari dalam kamar kakeknya dan Fathan menekan knop pintu untuk membuka pintu kamar kakeknya.

Fathan masuk dan menghampiri kakeknya yang sedang duduk di sofa sembari membaca koran dan Fathan juga ikut duduk di samping kakeknya.

"Ada apa Fathan?"

"Bagaimana terapi kakek?"

"Alhamdulillah lancar, sekarang kakek juga udah baikkan. Itu juga berkat kamu, yang sering ngajak kakek jalan-jalan pagi dan sudah menjaga kakek dengan baik." Jawab Burhan dan Fathan tersenyum menatap kakeknya.

"Fathan."

"Iya kakek."

"Herman dan Rais beserta keluarga akan datang malam ini. Tapi mereka meminta sama kakek, agar kamu tidak ada di rumah ini."

Burhan menatap cucunya yang merasa tidak enak untuk dikatakan, tapi mau bagaimana lagi Burhan sangat rindu sekali dengan Herman dan Rais beserta menantu dan cucunya yang sudah lama tidak bertemu.

"Kakek tenang saja, Fathan akan pergi sore ini dan besok akan kembali."

"Kamu pergi sama siapa? Dan kemana kamu akan pergi Fathan?"

"Fathan pergi sendiri, kakek jangan khawatir Fathan pergi tidak jauh kek."

"Tidak, kamu harus pergi sama Bagas."

"Tidak kakek."

"Fathan." Tegas Burhan.

"Iya kakek." Balas Fathan lembut.

Fathan hanya bisa pasrah kalo kakeknya sudah mengeluarkan suara tegasnya. Karena Burhan tidak mau terjadi apa-apa dengan Fathan.

Apa lagi sekarang ini sudah banyak yang mengincar Fathan untuk membasmi Fathan dari bumi ini. Yang mana Fathan sudah sangat ahli dalam mengerjakan perusahaan miliknya dan Fathan juga penerus perusahaan miliknya.

🍃🍃🍃

Sore ini Fathan pergi bersama empat bodyguardnya. Fathan merasa tidak enak untuk meninggalkan kakeknya sendirian. Memang banyak sekali bodyguard yang menjaga. Tapi entah kenapa Fathan merasa akan terjadi sesuatu pada kakeknya.

"Stop."

"Ada apa tuan?" Tanya Bagas.

"Stop disini saja."

"Kenapa tuan? Bukannya kita akan pergi ke apartemen."

"Tidak." Jawab Fathan menatap Bagas dengan tatapan dinginnya, Bagas langsung diam saat ingin bertanya lagi.

IKHWAN KUTUB [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang