❄️ Kena lagi ❄️

245 25 0
                                    

Happy reading...

"Hmm."

"Aduuuhh."

Seketika Mira, Afifa dan Fathan melihat Rafan yang memegang perutnya. Mira memegang bahu kanan Rafan dan sangat khawatir dengan Rafan yang sepertinya kesakitan.

"Kamu kenapa?"

"Perut aku tiba-tiba sakit sayang, kayak ditusuk jarum." Jawab Rafan dusta.

Rafan sengaja berakting seperti itu agara Fathan bisa bersama dengan Afifa. Karena sedari tadi Rafan melihat Fathan yang menatap Afifa, terlihat dari mata Fathan kalo Fathan menyukai Afifa.

"Mungkin Rafan belum makan." Sambar Afifa melihat Mira yang sedang membantu Rafan untuk berdiri, karena saat ini posisi Rafan sedang jongkok.

"Kamu bener belum makan?" Rafan menganggukkan kepala saja sebagai jawaban dan berpura-pura tidak kuat untuk bicara.

"Ya udah kita makan di kantin rumah sakit aja ya."

"Afifa, lo jagain Fathan sebentar ya." Pinta Rafan terbata-bata dan Afifa seketika membulatkan kedua bola matanya, karena Afifa tidak bisa bersama dengan orang yang bukan mahramnya.

"Hmm.. Gi_"

"Pleas Fa, kita berdua sebentar doang ko." Pinta Mira yang khawatir melihat Rafan terduduk lemas di lantai.

Fathan yang melihat Rafan hanya memutarkan kedua bola merasa 'Jengah' karena sering sekali akting agar dirinya bisa bersama Mira.

"Lebay." Cibir Fathan datar, karena Fathan tidak suka dengan Rafan yang seperti  itu.

"Ya udah kalo gitu." Afifa hanya bisa pasrah dan takut jika sesuatu terjadi kenapa-napa dengan Rafan, bisa-bisa dia juga terkena imbasnya.

"Ya udah kalo begitu kita pergi dulu ya." Pamit Mira sembari menggandeng Rafan.

Afifa yang melihatnya mengerutkan dahi, karena melihat Mira dan Rafan yang  bergandengan dan membuat Afifa tidak pantas untuk dilihat.

Sedangkan Fathan memutarkan kedua bola matanya karena malas melihatnya.

Sepeninggalan Rafan dan Mira, Afifa duduk di sofa yang ada di ruang rawat Fathan. Afifah melihat ke arah jendela yang langsung menampilkan pemandangan kota jakarta, Sedangkan Fathan melihat Afifa yang begitu sangat cantik.

Afifa yang merasa kalo dirinya ditatap Fathan, jadi merasa risih.
"Jangan jadikan mata kamu untuk menghasilkan dosa." Sindir Afifa yang masih menatap kearah jendela.

Fathan mengerutkan dahi bingung dengan perkataan Afifa.
"Maksdunya?

"Seseorang harus menjaga pandangan dari yang bukan mahramnya." Jawab Afifa sekilas melirik Fathan, lalu pandangan Afifa melihat ke arah jendela lagi dan Fathan mengarahkan pandangannya ke arah lain.

Sungguh ia merasa sangat malu sekali, tapi ini pertama kalinya Fathan behadapan dengan wanita yang seperti Afifa yang benar-benar menjaga kehormatannya.

"Maaf dan terimakasih sudah mengingatkan."

"Sesama umat islam kita saling mengingatkan, jadi tidak perlu berterimakasih."

Fathan hanya tersenyum tipis mendengarnya dan sekilas melirik Afifa yang tidak bosan melihat pemandangan kota Jakarta.

"Fathan."

"Hmm."

"Semalam kakak saya mengantar kamu kerumah sakit."

Seketika Fathan terdiam menatap Afifa 'Kenapa kakaknya yang mengantar gue kerumah sakit? Apa kakaknya tahu dengan kejadian kemarin?' Batin Fathan.

IKHWAN KUTUB [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang