❄️ Di Tinggal Lagi ❄️

195 17 0
                                    

Happy reading..

Pagi yang begitu sangat cerah, gadis cantik yang sudah siap dengan pakaian seragam sekolah putih abu-abu dan jilbab syar’i yang berwarna putih.

Tok tok tok tok

Suara ketukan pintu, yang sudah biasa terdengar.
"Afifa, sayang keluarlah kita sarapan bersama."

Suara yang tidak asing lagi ditelinga Afifa. Dengan cepat Afifa membuka pintu kamar dan tersenyum melihat mamanya yang tersenyum manis menatapnya.

"Ayo kita sarapan." Ajak Aisya dan Afifa hanya menganggukkan kepala saja.

Sesampai di ruang makan, Afifa duduk disamping mamanya.

"Dek."

"Iya kak." Afifa menatap kakanya sembari tersenyum, Afifa tahu apa maksud dari senyum kakaknya. Karena itu Afifa harus bersikap biasa-biasa aja.

"Pulang nanti kakak jemput kamu, ya."

Afifa mengerutkan dahi karena tidak biasanya kakaknya mau menjemput Afifa. Tapi Afifa berhati-hati dengan kakaknya, karena pasti ada maunya.

"Tumben sekali kakak mau jemput aku?"

"Ck, kamu ini. Temani kakak ya ke mall." Decak Rakha, tuhkan ketahuan. Kalo Rakha ada maunya.

"Ngga."

"Jangan pelit."

"Mau beli apa sih?"

"Beli baju, sepatu, dasi, kaos kaki, sandal sama celana."

"Jangan buang-buang uang kak, semua barang kakak masih bagus semua."

"Terserah kakak dong, uang-uang kakak kenapa kamu malah sewot sih?"

"Oke kalo begitu aku ngga mau temeni kakak."

"Mau dong."

"Ngga."

"Mau."

"Ngga."

"Stop." Tegas Karim menghentikan kedua anaknya. Sedangkan Rakha dan Afifa langsung menyantap sarapan mereka.

"Kalian ini apa-apaan sih? Bukannya makan itu tenang, tapi kalian malah ribut." Ujar Karim tegas dan menatap kedua anaknya yang sudah besar dan dewasa. Karim menatap Rakha dengan tatapan tajam dan Rakha menundukkan kepala.

"Maaf papa."

Karim menghela napas saja "Afifa turuti apa kata kakakmu, kalo kakakmu sudah beristri kamu ngga bakal bisa lagi bersama dengan kakakmu." Tegas Karim dan Afifa hanya menganggukkan kepala saja.

"Iiiissh.. Papa ini, kalo Rakha beristri nanti, Rakha akan tetap bersama kalian." Balas Rakha tak terima, ya karena Rakha tidak mau sekali berpisah dengan kedua orang tuanya.

"Ngga mungkin." Cibir Karim dan Rakha mengerutkan dahi melihat papanya yang begitu lucu kalo sedang mencibir orang.

Tapi Karim kesal dengan anaknya yang sudah dewasa, yang tidak mengerti. Hingga Karim bertindak sedikit kasar, yaitu menjitak kepala Rakha dengan gemas.

Pletakk

"Aww.. Papa sakit." Ringis Rakha sembari mengusap-usap kepalanya, Afifa dan Aisyah hanya tertawa saja.

Makan." Perintah Karim.

❄️❄️❄️

Jam istirahat Mira dan Rafan pergi kekantin, sedangkan Afifa pergi ke musholah untuk melaksanakan sholat dhuhanya.

IKHWAN KUTUB [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang